Sepanjang
sejarah, sudah banyak sekali pemikir, penulis, dan reoretikus yang luar biasa
dalam banyak budaya. Meskipun demikian, semasa kurun waktu itu pemikir-prmikir
hebat serupa ini banyak ditemukan di Athena–dan mereka menimbulkan dampak yang
lebih mendalam terhadap sejarah Barat–daripada apa yang akan dilihat dunia di
dalam sebuah ruang dan waktu yang begitu sempit hingga zaman Renaisans.
Di
antara pemikir-pemikir tersebut, ada tiga orang yang namanya lebih terkenal dibandingkan
yang lain. Socrates (469-399 SM) dinilai sebagai pemikir pertama. Ia menjadi
guru Plato (427-347 SM). Sementara itu, Plato mengajar Aristoteles (384-322
SM). Kesinambungan dalam berbagai ilmu serupa ini secara signifikan melahirkan
pemikiran filosofis Barat yang makin mendalam dan makin lengkap.
Socrates,
yang mendapat banyak pengikut oleh karena kecanggihannya dalam berpidato, juga
merupakan seorang filsuf berotak cemerlang yang oleh banyak orang diakui
sebagai bagawan filsafat Barat. Socrates percaya bahwa manusia eksis untuk
sebuah tujuan dan bahwa yan benar dan yang salah memainkan peran yang sangat
penting untuk menetapkan hubungan kita dengan lingkungan maupun dengan orang
lain. Ia melanjutkan teorinya bahwa tujuan dari sebuah pemerintahan yang ideal
ialah mewujudkan orang-orang bijak yang memerintah demi kebaikan masyarakat
secara umum.
Plato
menerima gagasan-gagasan Socrates dan menguraikan semua itu dalam bukunya The Republic, dimana ia membayangkan
sebuah “negara yang sempurna oleh karena etika, kebajikan, dan akal budi yang
seimbang”. Ia mengajarkan agar manusia mengejar hikmat, bukannya sekadar
menerima dogma.
Aristoteles
mempelajari ilmu kedokteran dan filsafat serta menerapkan sebuah metode yang
sistematis dalam mengkaji hubungan manusia dengan aspek-aspek lain dari dunia
di sekitar kita. Aristoteles adalah pembimbing Alexander yang Agung. Pemikiran
Aristoteles pada dasarnya selaras dengan teologi Kristen yang diajarkan oleh
Santo Thomas Aquinas (1225-1274) pada abad ke-13.
0 komentar:
Post a Comment