This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Friday, September 20, 2013

Revolusi Industri

Revolusi Industri adalah sebutan untuk periode ketika terjadi perubahan besar di Inggris. Mesin uap benyak digunakan untuk memproduksi barang.
Selama abad ke-18, banyak penduduk Inggris bekerja di rumah, umumnya membuat barang dengan tangan. Sektor pertanian dan perkebunan hanya menghasilkan produk pangan untuk dikonsumsi sendiri. Pada pertengahan abad ke-19, semuanya berubah. Banyak penduduk Inggris mulai tinggal di kota dan bekerja di pabrik besar atau toko, kantor, jaringan kereta api, dan bisnis lain yang didesain untuk melayani kebutuhan penduduk yang hidup di pusat industri. Sebagai pelopor penemuan di dunia, para penemu Inggris selanjutnya mengembangkan mesin revolusioner baru untuk menggantikan pekerjaan yang masih dijalankan secara tradisional seperti pemintalan dan penenunan. Mesin juga digunakan untuk membuat besi dan baja. Logam-logam ini lalu digunakan untuk membuat lebih banyak mesin, senjata, dan peralatan lainnya.
Perubahan dipicu oleh empat faktor utama, yaitu penambangan batu bara, jaringan kanal, modal (uang), dan tenaga kerja yang murah. Batu bara digunakan untuk mengolah besi dan baja, yang menghasilkan uap untuk mesin. Kanal dilalui kapal untuk mengangkut barang mentah dan barang jadi. Keuntungan dari daerah koloni diinvestasikan oleh para pedagang. Para pekerja perkebunan yang bergaji rendah beramai-ramai ke kota untuk mencari perdapatan yang lebih baik.
Lonjakan Bisnis
Sejumlah tambang batu bara baru dibuka untuk memasok energi bagi mesin uap dan kokas untuk mengolah besi. Pada pertengahan abad ke-19, jalur kanal dan kereta api telah terhubung ke seluruh kota industri utama. Mesin-mesin baru memproduksi barang lebih cepat dan lebih murah. Pemilik pabrik dan pertambangan menjadi kaya. Sebagian uang itu diinvestasikan lagi untuk menyediakan lebih banyak mesin, sehingga menciptakan lapangan kerja baru. Para investor menyimpan sejumlah kecil uang mereka di bank, yang kemudian dipinjamkan lagi kepada para pelaku industri. Sistem kapitalis yang sedang terbentuk ini menggalang dana untuk membangun pabrik, kantor, dan perumahan.
Tahun-tahun Penting
1837
Ratu Victoria naik takhta sebagai Ratu Inggris
1838
Isambard Kingdom Brunel (1806-1859) membangun kapal uap Great Western
1842
James Nasmyth (1808-1890) menemukan palu uap pertama
1850-an
Jalur kereta api dan kanal menghubungkan kota-kota industri di Inggris
1851
Great Exhibition” diadakan di Crystal Palace
1868
Kongres Serikat Dagang pertama diadakan di Manchester
1870
Terusan Suez selesai dibangun, memudahkan perjalanan ke India
1893
Partai Pekerja Independen dibentuk
1900
Amerika Serikat dan Jerman menyaingi produksi baja Inggris
Banyak penduduk bekerja di pabrik dan tambang yang keras dan berbahaya. Pria, wanita, dan anak-anak bekerja 13 jam atau lebih dalam satu hari tetapi dibayar dengan upah rendah. Banyak pekerja tewas atau terluka akibat mesin-mesin yang tidak aman. Ini terjadi sebelum dibuat aturan keselamatan kerja. Kota-kota berkembang dengan sangat cepat dan tanpa perencanaan sehingga banyak daerah belum mendapat sarana air bersih. Penyakit seperti kolera (akibat air kotor) sering berjangkit dan menewaskan ribuan orang.
Kemudian undang-undang untuk memperpendek jam kerja dan melarang pekerja anak-anak mulai dibuat. Serikat pekerja, yang awalnya dilarang, berkampanye menuntut upah dan perbaikan kondisi bagi para pekerja. Para reformis ini memenangi perjuangan menuntut kondisi kerja yang lebih baik dan sekolah bagi seluruh anak. Daerah kumuh dibersihkan dan undang-undang baru dibuat untuk mengawasi pengelolahan pabrik dan perumahan.

Ratu Victoria Memerintah Inggris Raya

Pada kurun waktu ketika hak-hak perempuan masih dianggap sesuatu yang masih sangat baru, ia merupakan sosok paling kuat pada abad ke-19 yang memimpin monarki terbesar yang pernah disaksikan oleh dunia. Lahir dari ibu keturunan Jerman dan ayah yang meninggal dunia ketika ia baru berusia delapan bulan, ia memerintah paling lama dibandingkan penguasa manapun dalam sejarah Britania—64 tahun. Nama pemimpin negara ini, Victoria (1819-1901), dipakai untuk menamai era yang merupakan masa keemasan Inggris oleh karena pencapaiannya di bidang politik, budaya, dan industri.
Naik Takhta
Victoria adalah putri Edward, Duke of Kent, putra keempat Raja George III dan Putri Victoria Maria Louisa, putri Duke Franz dari keluarga kekaisaran Jerman yang merupakan campuran dari Saxe-Coburg-Gotha, dan kakak perempuan dari Raja Leopold I dari Belgia. Victoria menjalani kehidupannya dengan menyendiri sampai usia 18 tahun ketika, pada tahun 1837, pamannya, Raja William IV (1765-1837) wafat dan secara mendadak, ia menjadi Ratu Kerajaan Britania Raya dan Irlandia. Remaja putri yang selalu dilindungi itu menerima berita penunjukkan dirinya dengan sikap dingin dan berhati-hati, dan pada pertempuan pertama dengan dewan penasehat kerajaan Privy Council,”Victoria,” demikian kenang Arthur Wellesley, Duke of Wellington (1769-1852), “tidak hanya dihormati, melainkan menyerap perhatian seisi ruangan”.
Masa Keemasan Inggris
Victoria menikah dengan sepupunya, Prince Albert of Saxe-Coburg (1819-1861), pada tanggal 10 Pebruari 1840, dan mereka dianugerahi sembilan orang anak. Setelah Pangeran Albert meninggal dunia, Victoria berduka selama 40 tahun dan ia memelihara kerajaan yang ia perintah.
Ratu Inggris pertama dari sebuah monarki yang berlangsung selama dua abad, Victoria adalah sosok pemegang kekuasaan yang kuat dan dipersiapkan untuk berperan aktif dalam urusan-urusan dalam negeri. Ia memerintah dengan tegas dan aktif, dan ia memerintah dengan begitu menyeluruh sehingga ia tidak mau mengizinkan putranya, yang kelak menjadi Raja Edward VII, untuk memerintah menggantikan dia. Sekalipun usia Edward mendekati 60 tahun ketika ibunya wafat, ratu ini tetap aktif hingga akhir hayatnya.
Victoria adalah pendukung yang teguh dalam perluasan ruang lingkup Kerajaan Inggris, yang mencapai puncaknya sepanjang paruh kedua semasa pemerintahannya dan mencakup sebagian besar Afrika, termasuk Kanada dan Australia. Tahun 1876, perdana menteri kesayangannya, Benjamin Disraeli (1804-1881) dari Partai Konservatif, meminta gelar Parlemen merundingkan gelar tambahan bagi Victoria, yaitu Maharani India. Konon, dan memang terbukti kebenarannya, pada masa pemerintahan Victoria, Kerajaan Inggris tidak pernah mengalami masa kelam.
Revolusi Industri yang digabungkan dengan besarnya kekayaan kerajaan menjadikan Inggris pusat budaya dan teknologi di dunia. London menjadi kota yang paling besar dan paling makmur di muka bumi. Sementara itu, ilmu dan kesusastraan berkembang pesat tanpa tertandingi oleh pemerintahan mana pun. Victoria adalah zaman keemasan Britania, dan kejayaan ini tetap berada di puncaknya ketika Victoria wafat pada tahun 1901, dalam usia 81 tahun.

Pesawat Bermesin Pertama di Dunia


Selama seperti abad ke-19 ditandai dengan sebuah Revolusi Industri, abad ke-20 menyaksikan sebuah Revolusi Teknologi. Revolusi ini mempengaruhi semua aspek kehidupan sehari-hari. Di bidang teknologi transportasi, pesawat terbang bagi masyarakat abad ke-20 sama seperti lokomotif uap bagi mereka yang hidup pada abad ke-19. Sejak dulu kala, banyak orang ingin sekali terbang seperti burung, dan selama berabad-abad legenda serta cerita-cerita bermunculan mengenai mereka yang betul-betul telah mewujudkan impian mistis serta magis ini. Pada abad ke-15, Leonardo da Vinci merancang sebuah mesin terbang yang cukup mudah digunakan, dan pada akhir abad ke-18, kakak-beradik Montgolfier di Prancis menciptakan balon yang lebih-ringan-dari-udara yang mampu membawa penumpang sampai ke tempat yang tinggi. Meskipun demikian, impian untuk menerbangkan manusia dengan sebuah kendaraan yang lebih-berat-dari-udara dan dapat dikendalikan tetap sukar dipahami. (Lebih-berat-dari-udara menyiratkan sebuah kendaraan yang dapat bertahan di suatu ketinggian oleh karena karakteristiknya yang aerodinamis, bukan oleh karena sekantong gas).
Upaya Penemuan
Beberapa upaya untuk membuat mesin serupa ini pada paruh kedua abad ke-19 tidak membuahkan hasil. Sebuah upaya yang gagal, oleh Samuel Pierpont dan Institusi Smithsonian, sudah ditinggalkan secara harfiah berhari-hari sebelum pesawat yang lebih-berat-dari-udara pertama kalinya berhasil dibuat. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 17 Desember 1903, di atas perbukitan pasir Kill Devil Hill, di dekat suatu tempat yang agaknya diberi nama Semenanjung Kitty Hawk, Carolina Utara. Dua pria dari Ohio,Willbur Wright (1867-1912), dan saudara kandungnya Orville Wright (1871-1948), mempunyai minat yang sama dalam bidang aeronautika sejak belia dan mereka menciptakan pesawat terbang layang tanpa kru yang pertama pada tahun 1896.
Penemuan yang Mengubah Dunia
Antara tahun 1900 dan 1902, mereka menguji coba beberapa pesawat terbang layang yang membawa kru di Kitty Hawk. Diakui oleh Wright bersaudara bahwa kunci keberhasilan dalam menerbangkan pesawat bertenaga mesin adalah tingkat kemampuan pilot dalam menggunakan pesawatnya. Mereka memandang hasil karya mereka sebagai sebuah pesawat ketimbang sebuah layang-layang yang dimodifikasi atau sebagai sebuah mesin yang dikendalikan di udara sebagaimana sebuah perahu di atas air. Wright Flyer yang pertama adalah sebuah pesawat terbang bersayap, berangka kayu yang diselubungi kain, digerakkan oleh mesin hasil ciptaan mereka sendiri. Mesin ini menggunakan air sebagai sarana pendingin, dengan daya 12 tenaga kuda, dan dihubungkan dengan sabuk kepada dua buah baling-baling yang arah putarannya saling berlawanan. Wilbur dan Orville menyelesaikan Flyer mereka semasa musim panas tahun 1903 dan menerbangkannya di Kitty Hawk dalam bulan Desember. Sayang sekali, pesawat itu tersapu angina. Pada tanggal 13 bulan yang sama, Wilbur menggunakan gilirannya yang pertama. Sekali lagi, ia pun hanya berhasil menyurukkan moncong Flyer ke dalam gundukan pasir. Meskipun demikian, pada tanggal 17 Desember, Orville Wright terbang selama 12 detik dan mencapai jarak 37 meter dengan pesawat bertenaga mesin yang lebih-berat-dari-udara dan membawa kru. Pencapaian ini menjadi peristiwa yang pertama dalam sejarah. Di penghujung tanggal 17 Desember, kedua kakak-beradik itu sudah melaksanakan dua buah penerbangan yang berhasil: Wilbur bahkan mencapai jarak 260 meter pada gilirannya yang terakhir.
Mulai 13 Mei 1904, Flyer 2 mereka menjalani banyak penerbangan yang berhasil sepanjang tujuh bulan berikutnya. Seperti Flyer yang mula-mula, bagaimanapun juga, Flyer 2 memperlihatkan bahwa ada kecenderungan menurunnya kecepatan secara bergantian, dan kakak-beradik ini kembali mengutak-atik struktur pesawat. Hasilnya, sebuah Flyer 3 yang lebih besar, yang terbukti lebih dapat diandalkan, dan berhasil terbang hingga sejauh 55 kilometer. Pada tanggal 5 Oktober 1905, Flyer 3 mencatat rekor sebagai pesawat yang mampu bertahan pada tingkat ketinggian tertentu selama 38 menit.

Sejarah Penemuan Telepon

Agaknya, tidak ada sarana komunikasi yang lebih mengubah kehidupan sehari-hari orang-orang kebanyakan secara mendasar selain telepon. Bila digambarkan dengan sederhana, telepon adalah sebuah sistem yang mengubah suara—suara manusia spesifiknya—menjadi impuls-impuls listrik dengan aneka frekuensi dan kemudian kembali ke sebuah nada yang terdengar seperti suara asli. Tahun 1831, Michael Faraday (1791-1867) yang berkebangsaan Inggris membuktikan bahwa getaran-getaran logam dapat diubah menjadi umpuls-umpuls listrik. Ini merupakan dasar teknologi telepon, namun tak seorang pun yang betul-betul menggunakan sistem terkait untuk meneruskan suara sebelum tahun 1861. Di Jerman pada tahun itu, Philip Reis diberitakan telah memiliki sebuah peralatan sederhana yang mengubah suara menjadi listrik dan kembali lagi menjadi suara. Sedemikian bersahajanya peralatan tersebut sehingga alat ini tidak mampu meneruskan sebagian besar frekuensi, dan juga tidak pernah dikembangkan sepenuhnya.
Sebuah telepon yang mudah digunakan sebetulnya diciptakan oleh dua orang yang bekerja secara terpisah di Amerika Serikat. Mereka adalah Alexander Graham Bell (1847-1922) kelahiran Skotlandia dan Elisha Gray (1835-1901). Anehnya, keduanya mematenkan karyanya di kantor hak paten yang sama di New York pada 14 Pebruari 1876. Namun, karya Bell mengalahkan karya Gray hanya dalam waktu dua jam. Meskipun Gray yang pertama kali membuat diafragma/alat penerima electromagnet baja pada tahun 1874, ia tidak menguasai desain pemancar yang mudah digunakan sebelum Bell berhasil membuatnya. Bell bekerja tanpa mengenal lelah, membuat percobaan-percobaan dengan aneka tipe mekanisme. Sementara itu, Gray menjadi patah semangat.
Menurut kisah yang terkenal itu, panggilan telepon pertama yang terdengar sangat jelas terjadi pada tanggal 6 Maret 1876, ketika Bell, yang berada di sebuah ruangan, menelepon asistennya di sebuah ruangan lain. “Watson, tolong kemari”, Bell memberi perintah. “Ke kamarku”. Watson mendengar permintaan itu melalui sebuah alat penerima yang dihubungkan dengan pemancar yang Bell rancang. Dan, yang terjadi sesudah itu adalah sebuah sejarah mengenai berdirinya sebuah badan usaha yang diberi nama Bell Telephone Company (kemudian diberi nama AT&T), yang berkembang menjadi perusahaan telepon terbesar di dunia.
Sistem telepon pertama, dikenal sebagai sebuah pertukaran kata-kata, merupakan sebuah jaringan sarana komunikasi yang praktis di antara banyak orang yang memiliki pesawat telepon, dipasang di Hartford, Connecticut, pada tahun 1877. Pertukaran kata-kata yang pertama menghubungkan kota New York dengan Boston pada tahun 1883, dan pertukaran kata-kata pertama di luar Amerika Serikat diadakan di London pada tahun 1879.

Perang Sipil Amerika

Sekitar pertengahan abad ke-19, Amerika Serikat adalah sebuah negara yang terpecah. Negara ini terbagi atas wilayah utara dan selatan.
Di Amerika Serikat sekitar tahun 1850, wilayah utara dipenuhi oleh kota dagang dan industri dengan jaringan kereta api. Sementara itu, wilayah selatan adalah lahan pertanian, terutama perkebunan kapas dan tembakau yang mengandalkan budak sebagai tenaga kerja. Wilayah utara melarang perbudakan.
Perbedaan ini menimbulkan perselisihan ketika undang-undang baru disusun untuk negara bagian dan teritori baru di Amerika Serikat bagian barat. Kampanye anti-perbudakan di utara mengatakan bahwa perbudakan seharusnya dihapuskan sepenuhnya. Akta Kansas-Nebraska tahun 1854 memberikan hak kepada negara bagian baru untuk memilih.
Abraham Lincoln (1809-1865) terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat pada tahun 1860. Ia adalah presiden dari Partai Republik, partai penentang perbudakan, meski ia sendiri bukan aktivis anti-perbudakan. Banyak negara bagian di selatan menolak berada di bawah pemerintahan ini. Dipimpin oleh Jefferson Davis (1808-1889) pada Desember 1860, negara bagian di selatan mengumumkan meninggalkan Union (sebutan Amerika Serikat selama Perang Sipil) dan membentuk Negara Konfederasi Amerika. Pemerintah Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka tidak memiliki hak untuk melakukan itu.
Negara-negara bagian selatan meyakini bahwa mereka memiliki hak membuat undang-undang sendiri tanpa campur tangan pemerintah federal. Mereka membutuhkan tenaga kerja budak untuk bekerja di perkebunan. Ekonomi selatan akan runtuh bila para budak dibebaskan.
Dua Kubu
Bagian utara (Union) yang terdiri atas 23 negara bagian memiliki lebih banyak penduduk, uang, dan industri dibanding dengan bagian di selatan. Utara juga menguasai angkatan laut dan mulai memblokade laut untuk mencegah wilayah selatan memperoleh bantuan atau pasokan dari luar. Sebelas negara di bagian selatan (Konfederasi) jauh lebih lemah, tetapi mereka diuntungkan karena memiliki sejumlah jenderal hebat dan semangat bertempur yang tinggi. Perang sipil mulai pecah pada 12 April 1861, ketika pasukan Konfederasi memulai pertempuran di Fort Sumter, South Carolina. Pasukan Konfederasi memenangi beberapa pertempuran di masa awal perang.
Titik Balik
Pasukan selatan memenangi pertempuran awal pada tahun 1861, termasuk di Fredericksburg dan Chancellorsville. Namun, titik balik pertempuran terjadi pada 1 sampai 3 Juli 1863 ketika pasukan Union memenangi pertempuran terbesar dalam perang saudara ini dalam Pertempuran Gettysburg. Ini adalah pertempuran paling berdarah yang pernah terjadi di tanah Amerika. Dipimpin oleh Jenderal George Meade, pasukan Union sukses menghentikan invasi pasukan Konfederasi pimpinan Jenderal Robert E. Lee (1807-1870) ke arah utara. Lebih dari 21.000 tentara Konfederasi dan lebih dari 22.000 tentara Union tewas atau terluka. Sejak peristiwa ini, kesempatan pasukan Konfederasi untuk memenangi perang terus menurun.
Akhir Perang
Pada 1864, kendari Jenderal Lee memiliki strategi perang yang hebat, Jenderal Ulysses S. Grant berhasil menguasai Richmond, ibukota Konfederasi. Jenderal Sherman melakukan perjalanan melintasi Georgia dan negara-negara bagian selatan lainnya, lalu menguasai Atlanta. Kemenangan ini diikuti dengan “perjalanan laut” sambil menghancurkan kota-kota dan lahan pertanian yang dilewatinya. Kelangkaan pasukan, senjata, dan makanan, menyebabkan Jenderal Lee menyerah pada 9 April 1865. Jenderal Lee menyerah kepada Jenderal Grant di gedung pengadilan Appomattox, Virginia. Perang sipil berakhir. Lebih dari 600.000 tentara tewas dalam perang ini, banyak di antaranya karena terjangkit penyakit seperti tifus. Lima hari kemudian, Presiden Abraham Lincoln dibunuh di Washington.
Perang Sipil Amerika menjawab dua pertanyaan besar. Pertama, Amerika Serikat adalah negara tunggal, sehingga tidak ada satu negara bagian pun yang berhak melepaskan diri. Kedua, perbudakan di selatan berakhir. Setelah perang sipil, muncul masalah tentang bagaimana wilayah selatan harus dibangun kembali, termasuk pembukaan sekolah dan jalur kereta api. Pengganti Lincoln, Andrew Johnson (1808-1875), dari Partai Demokrat, menginginkan perbaikan kondisi bagi penduduk Amerika Serikat kulit hitam. Sementara kaum Republikan menginginkan kebijakan lebih keras. Republikan menang. Penduduk di selatan menolak sebagian besar aspek Rekonstruksi. Banyak bekas budak yang ikut berperang untuk Union kembali ke rumah mereka di selatan dengan mengharap kebebasan yang lebih besar. Namun, Ku Klux Khan dan kelompok rasis lainnya memulai kampanye pembunuhan dan melancarkan aksi teror pada tahun 1866, untuk mencegah orang kulit hitam Amerika memperoleh hak-hak sipil. Pasukan Union kemudian ditarik, Rekonstukri berakhir, dan Demokrat mengambil alih wilayah selatan.

Perang Candu

Pedagang Eropa menggunakan kekuatan adiktif candu untuk memperoleh hubungan dagang penting dengan Cina, negara yang mengisolasi diri dari luar.
Selama berabad-abad, orang Cina tidak berhubung dengan bagian dunia lain. Banyak pedagang Eropa sangat ingin berdagang dengan Cina terutama karena sutera dan porselen dari Cina sangat populer di Eropa. Namun, pemerintah Cina hanya mengizinkan perdagangan dilaksanakan di satu pelabuhan, yaitu Guangzhou (Canton). Untuk mengakali masalah ini, para pedagang asing mulai menyelundupkan candu ke negara Cina, sehingga penduduk Cina terpaksa menjual barang-barang berharga mereka untuk ditukar dengan candu. Pemerintah Cina berusaha menghentikan praktik ini. Pada tahun 1839, pejabat Cina di Guangzhou, Lim Tse-shu, mengunjungi gudang-gudang Inggris. Mereka menyita lalu membakar 20.000 peti candu.
Inggris menganggap tindakan itu sebagai penyitaan milik pribadi, dan tidak dapat mentolerirnya. Maka, Inggris mengirim kapal-kapal perang untuk mengancam Cina dan mengepung pelabuhan. Cina menolak membayar konpensasi, melarang perdagangan dengan Inggris, dan menembaki pasukan Inggris. Maka, dimulailah Perang Candu I (1839-1842) antara Inggris dan Cina.
Perjanjian Nanking
Perang ini berat sebelah karena Inggris memiliki pasukan yang superior. Inggris membombardir Guangzhou dan menguasai Hongkong. Ketika Perang Candu I berakhir, Inggris memaksa Cina menandatangani Perjanjian Nanking (Nanjing) agar Cina membuka pelabuhannya bagi Inggris. Cina juga harus membayar kompensasi dan menyerahkan Hongkong kepada Inggris.
Pendekatan agresif Inggris ke Cina dimotori oleh Sekretaris Luar Negeri Inggris, Henry Temple (Viscount Palmerston III). Ia juga selalu menyiapkan pasukan untuk mempertahankan kepentingan-kepentingan Inggris di luar negeri. Akibat kalah perang dan kemudian perjanjian berat sebelah, Cina terpaksa memenuhi permintaan bangsa Eropa. Cina khawatir perdagangan asing akan menyebabkan Cina berada di bawah pengaruh asing.
Kerusuhan Sosial
Tahun-tahun Penting
1839
Para pejabat Cina menghancurkan gudang candu milik Inggris
1839
Pecah Perang Candu I
1842
Cina menandatangani Perjanjian Nanking
1842
Hongkong menjadi teritori Inggris
1844
Perjanjian Wanghia dengan Amerika Serikat
1851
Pemberontakan Taiping
1856
Pecah Perang Candu II
1858
Cina menandatangani Perjanjian Tientsin
1898
Inggris memperoleh hak sewa atas Teritori Baru (Hongkong) selama 99 tahun
Persoalan, terutama dipicu bangsa Inggris, meletus lagi pada pertengahan 1850-an dan mengakibatkan pecahnya Perang Candu II (1856-1860). Perang ini juga dimenangkan oleh Inggris dan berakhir dengan perjanjian lain. Perjanjian Tientsin ditandatangani pada 1858. Perjanjian ini memaksa Cina membuka lebih banyak pelabuhannya untuk berdagang dengan perdagang Eropa. Negara-negara lain, seperti Prancis dan Amerika Serikat, juga membuat perjanjian sepihak yang memberikan hak khusus bagi warganya dan meningkatkan pengaruh Barat di Cina. Sejak itu, para pedagang dan misionaris segera berdatangan ke Cina.
Pada waktu yang sama, kekaisaran besar Cina berangsur meredup. Pemerintahan Dinasti Qing (Manchu) mengalami banyak pemberontakan yang dimulai oleh para petani yang kelaparan. Pemberontakan Taiping (1851-1864) dipicu oleh orang-orang yang menginginkan agar lahan dibagi rata untuk semua penduduk. Kekuasaan asing ikut membantu meredakan pemberontakan ini karena menginginkan Dinasti Qing tetap berkuasa, sehingga perjanjian-perjanjian yang telah dibuat masih tetap berlaku.

Perang Boxer

Di bawah pemerintahan Dinasti Qing (Manchu) yang lemah, kekaisaran Cina tampaknya  akan pecah. Ketidakpuasan atas pengaruh Barat memicu Perang Boxer pada 1900.
Imperium Cina pada masa Dinasti Manchu yang lemah dan korup didominasi oleh persaingan antar-kekuatan Eropa. Banyak kelompok kuat berjuang menghalau pengaruh asing dari negeri mereka. Namun, bangsa Cina menyadari mereka harus meniru cara Barat dan mendirikan industri baru.
Tahun-tahun Penting
1898
Reformasi 100 Hari berakhir saat kaisar wanita Cixi berkuasa. Inggris menyewa Hongkong selama 99 tahun
1900
Kedutaan asing di Beijing dikepung oleh para pemberontak Boxer. Pasukan Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang mengakhiri pemberontakan. Ratu mengungsi ke Beijing
1905
Sun Yat-sen membentuk Partai Nasionalis Cina atau Kuomintang
1911
Angkatan bersenjata mendukung pemberontakan kaum nasionalis. Dinasti Manchu berakhir dan negara republik dideklarasikan. Sun Yat-sen menjadi presiden provinsial
Pada 1898, kaum reformis berkuasa untuk waktu singkat. Undang-undang baru dibuat untuk menjadikan Cina sebagai negara modern. Mereka ingin mengubah layanan sosial dan menangani masalah harian, bukan hanya bergantung pada teks kuno yang sudah ketinggalan jaman. Mereka mendirikan universitas di Peking (Beijing) dan mereformasi angkatan bersenjata. Namun, Reformasi 100 Hari berakhir ketika permaisuri janda, Cixi (juga dikenal sebagai Tz’u-his) berkuasa. Banyak kaum reformis tewas dieksekusi.
Pada 1900, pemberontakan dimulai di Cina bagian utara melawan seluruh orang asing, terutama orang Kristen. Aksi ini dipimpin oleh kelompok rahasia yang disebut Society of Harmonius Fist atau Boxer, yang secara rahasia didukung oleh Dinasti Manchu.
Berakhirnya Dinasti Manchu
Pada 1900, kaum Boxer menyerang kedutaan Eropa di Beijing. Mereka membunuh banyak orang Eropa, terutama para misionaris, termasuk orang Cina Kristen. Mereka menyandera sejumlah kedutaan Eropa selama 2 bulan. Pasukan internasional dibentuk dari gabungan pasukan Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Jepang, dan Rusia. Awalnya, unit kecil pasukan dengan persenjataan minim tidak mampu menguasai Beijing. Pada musim panas, pasukan kedua sukses membebaskan kedutaan.
Setelah memadamkan pemberontakan, pemerintah Cina tidak mampu mencegah campur tangan kekuatan asing. Mereka mendesak menghukum para pejabat yang terlibat dalam pemberontakan, membayar ganti rugi, dan mengizinkan pasukan asing berada di kedutaan besar. Golongan terdidik Cina mulai menyusun rencana untuk menggulingkan Dinasti Manchu.
Pada 1905, Sun Yat-sen mendirikan Partai Nasionalis Cina atau Kuomintang. Sejumlah rencana rahasia dan pemberontakan diatur oleh kelompok lain. Pemerintahan Dinasti Manchu terus kehilangan kendali atas negara. Pada 1911, seorang jenderal yang berkuasa, Yuan Shikai, memberikan dukungan kepada kaum nasionalis. Kekuasaan Dinasti Manchu jatuh. Pemerintahan republik dideklarasikan.

Perang Balkan

Negara-negara Balkan yang terletak di ujung tenggara Eropa telah lama menjadi kawasan yang bergejolak. Ketika Kekaisaran Ottoman Turki terpuruk, mereka mulai menginginkan kemerdekaan.
Ketika Imperium Ottoman terus menyusut, negara-negara Balkan di tenggara Eropa mulai menuntut kemerdekaan dan merasakan semangat nasionalisme. Mereka didorong oleh Rusia dan Austria-Hongaria, yang tidak menginginkan adanya kekuasaan lain meningkatkan pengaruh di sana.
Inggris dan Jerman mendukung Austria-Hongaria karena mereka tidak ingin Rusia mendapatkan akses ke pelabuhan-pelabuhan bebas es di Laut Mediterania dan Laut Hitam. Yunani adalah negara yang pertama kali memberontak. Yunani segera mendeklarasikan kemerdekaannya pada tahun 1829. Pada 1878, Serbia, Montenegro, dan Romania juga merdeka, sementara Bulgaria memperoleh pemerintahan sendiri. Austria-Hongaria menduduki teritori Ottoman, yaitu Bosnia dan Herzegovina pada 1908, sehingga wilayah ini tidak jatuh ke bawah kekuasaan nasionalisme Serbia yang sedang tumbuh di kawasan ini. Albania dan Macedonia tetap berada di bawah kontrol Ottoman. Ketika Italia menyerang teritori Turki, yaitu Tripoli di Libya pada 1912, ini menunjukkan betapa lemahnya kekuatan militer Turki. Perjanjian Ouchy memberi wilayah Tripoli ke Italia.
Perang Balkan I
Pada Maret 1912, Serbia dan Bugaria membuat perjanjian rahasia untuk bergabung menyerang Turki. Keduanya membagi teritori Imperium Ottoman. Liga Balkan yang terdiri dari Serbia, Bulgaria, Yunani, dan Montenegro, dibentuk pada bulan Oktober tahun itu. Pada akhir Oktober, semua anggota liga berperang melawan Turki.
Perang Balkan I berakhir pada 1913 dengan penandatanganan Perjanjian London, setelah dunia melihat bahwa Turki begitu mudah dikalahkan. Dalam banyak hal, Perang Balkan I hanya meningkatkan persaingan di antara negara-negara Balkan itu sendiri. Serbia dan Yunani menguasai Macedonia, sementara Bulgaria memperluas wilayahnya ke Laut Aegea.
Perang Balkan II
Albania mendeklarasikan kemerdekaannya sebagai kerajaan Muslim pada Desember 1912. Austria-Hongaria mendukung kemerdekaan Albania karena mereka ingin menghentikan perluasan kekuasaan Serbia ke Laut Adriatik. Penyelesaian damai membawa ketidakpuasan di antara para pemenang. Bulgaria memperoleh lebih banyak wilayah, tetapi Serbia menginginkan lebih di Macedonia. Tiga sekutu awal Bulgaria bergabung untuk menentangnya.
Tahun-tahun Penting
1829
Yunani mendeklarasikan kemerdekaan dari Turki
1878
Montenegro, Serbia, dan Romania mendeklarasikan kemerdekaan
1903
Peter I (1844-1921) terpilih sebagai Raja Serbia
1908
Austria-Hongaria menduduki Bosnia dan Herzegovina
1908
Bulgaria memproklamasikan kemerdekaan
1908
Ferdinand I (1861-1948) menjadi Raja Bulgaria
1912
Liga Balkan dibentuk oleh Serbia, Bulgaria, Yunani, dan Montenegro
1912
Perang Balkan I
1912
Perang Italia-Tuki berakhir dengan Perjanjian Ouchy
1913
Perang Balkan II
Perang Balkan II pecah pada Juni 1913, ketika Bulgaria menyatakan perang melawan Serbia dan Yunani. Romania dan Turki ikut bergabung melawan Bulgaria. Bangsa Bulgaria dikepung dan disergap. Pada bulan Agustus, Perjanjian Bucharest ditandatangani. Macedonia dibagi antara Serbia dan Yunani, sementara Romania memperoleh sebagian dari Bulgaria. Penyelesaian ini memperluas kekuasaan Serbia. Count Otto von Bismarck, kanselir Jerman, telah mengatakan (sebelum dua perang di Balkan pecah), bahwa perang utama berikutnya di Eropa akan disebabkan oleh, “beberapa hal bodoh di Balkan”. Dengan demikian, von Bismarck terbukti benar.