Wednesday, June 27, 2012

Ilmu Kedokteran pada Zaman Yunani Kuno

Sebagaimana filsafat Barat modern yang dibangun di atas landasan-landasan yang diletakkan oleh Socrates, Plato, dan Aristoteles, ilmu kedokteran modern juga berasal dari peradaban Yunani ketika mengalami zaman keemasannya. Hippocrates (460-377 SM) adalah salah seorang dokter berkebangsaan Yunani yang melahirkan konsep bahwa dalam menyembuhkan orang sakit, seorang dokter harus “memperhatikan sifat dasar manusia secara umum, secara individual, dan karakteristik-karakteristis setiap penyakit”. Dengan kata lain, seorang dokter harus mempertimbangkan interelasi, hubungan pasien dengan sesama, secara keseluruhan, bukan hanya berfokus pada simtom-simtom penyakit yang spesifik.
Jelas, Hippocrates berpikir lebih maju dibandingkan cendekiawan-cendekiawan sezamannya. Di sebuah era tatkala kebanyakan persoalan medis di dunia ditangani oleh para ahli gaib, Hippocrates menghasilkan banyak karya tulis untuk ilmu kedokteran serta etika ilmu kedokteran, gagasan-gagasan maju yang lebih menyerupai gagasan dari abad ke-20 ketimbang gagasan seorang dokter yang berpraktek pada abad ke-4 SM.
Hippocrates menyadari bahwa bagian-bagian anggota badan yang patah harus diluruskan agar dapat kembali normal. Traksi atau teknik penarikan harus dilakukan pada kedua ujung dari bagian yang patah, yang kemudian dilepaskan, perlahan-lahan, sementara bagian-bagian tersebut saling menyesuaikan diri. Seperti biasa, ia mendesak para dokter untuk mencermati semuanya, dari apa yang terjadi di luar kondisi yang patah itu hingga reaksi total sang pasien. Gerakan anggota badan dianjurkan pada tahap dini, karena “latihan menguatkan, sementara itu kepasifan melemahkan”. Dewasa ini, semboyan tersebut masih diterapkan oleh para dokter yang berupaya menghindari “penyusutan tulang akibat kondisi tidak digunakan”. Secara ilmiah, karya Hippocrates agak terbatas. Gagasan-gagasannya tentang sirkulasi darah, misalnya, betul-betul keliru. Akan tetapi, mengingat bahwa ia meninggalkan penemuan-penemuan yang paling ilmiah untuk generasi-generasi berikutnya, ia pada hakikatnya memformulasikan teori, metode dan prosedur mendasar yang menjadi esensi dari ilmu kedokteran selama berabad-abad kemudian. Benar, Sumpah Hippocrates, yang ia tulis, tetap menjadi batu penjuru dalam etika ilmu kedokteran modern. Yang termasuk Sumpah Hippocrates adalah prinsip-prinsip yang demikian mendasar, yaitu kerahasiaan antara dokter dan pasien, tanggung jawab seorang dokter yang berkaitan dengan pasiennya maupun kewajiban seorang dokter untuk merawat setiap orang tanpa mempedulikan status sosialnya.

0 komentar:

Post a Comment