Thursday, June 28, 2012

Pertempuran Arbela


Setelah kemenangan besarnya di Issus, Alexander yang Agung (356-323 SM) menaklukkan kota Funisia, Tyre, dan terus bergerak ke Mesir sebelum akhirnya berbalik untuk kembali lagi menghadapi orang Persia. Alexander telah menaklukkan sepertiga wilayah Kerajaan Persia dan Raja Darius III (380?-330 SM) mengirim utusan kepada Alexander untuk mengajukan syarat perdamaian. Alexander menolak tawaran perdamaian ini. Baginya, kemenangan adalah seluruhnya atau tidak sama sekali, tidak ada yang bersifat setengah-setengah. Setelah menghabiskan waktu di Mesir, di mana imam-imam Mesir menyatakan bahwa ia adalah putra Amun, Dewa Matahari, Alexander memimpin anak buahnya kembali ke Asia untuk kembali menghadapi orang Persia.
Untuk pertempuran kali ini, Darius membawa pasukan yang lebih besar untuk menghadapi Macedonia. Paling tidak terdapat 250.000 prajurit (terdiri dari prajurit multinasional, bukan prajurit Persia seluruhnya) yang digelar di dataran Arbela, kadang-kadang disebut Guagamela, di dekat wilayah yang sekarang adalah Mosul di sebelah utara Irak. Darius selama berhari-hari menyiapkan pertempuran. Ia menyuruh anak buahnya membersihkan medan pertempuran dari semak dan pecahan batu agar kereta perangnya dan pasukan berkudanya bisa digunakan secara maksimal. Ia memiliki 200 kereta perang, 15 gajah, dan 40.000 prajurit berkuda, serta 200.000 prajurti infanteri yang dikumpulkan dari seluruh wilayah Kerajaan Persia yang luas. Besar dan kekuatan pasukannya menunjukkan betapa paniknya Darius. Pasukan yang lebih besar tidak bisa memberinya keyakinan diri yang sesungguhnya, karena ia yakin bahwa Alexander pada dasarnya tidak terkalahkan. Alexander berpikir yang sama, begitu pula pasukannya yang semakin bertambah jumlahnya, yang berbaris dari satu kemenangan ke kemenangan yang lain selama dua tahun.
Alexander membawa 400.000 prajuritnya mendekati sayap kiri pasukan Persia. Ketika pertempuran dimulai, pasukan Yunani terus menyerang sisi kanan. Hal ini memaksa Darius untuk mengerahkan anak buahnya guna melawan serangan terarah ini. Darius melepas pasukan kereta perangnya dan pasukan gajah, tetapu kedua serangan ini berhasil ditahan oleh serangan panah dan tombak pasukan Macedonia.
Darius kecewa bahwa rencananya untuk meningkatkan serangan kavaleri telah digagalkan. Saat itu masih tersedia waktu bagi pihak Persia untuk melakukan konsolidasi. Alexander, yang melihat perubahan formasi dan titik kelemahan di pihak Persia, bersama pasukan pengawalnya menyerang ke bagian di mana Darius berdiri. Darius melarikan diri dengan para pembantunya, dan pertempuran itu segera berubah menjadi sebuah kekalahan. Korban diperkirakan mencapai 40.000 orang di pihak Persia dan hanya 500 orang di pihak Macedonia. Darius berhasil meloloskan diri dari kejaran Alexander, tetapi ia dibunuh oleh salah seorang jenderalnya sendiri. Peristiwa ini mengakhiri dinasti Persia yang dimulai dari Cyrus pada abad ke-6 SM yang selama dua abad telah menjadi kerajaan terbesar di belahan dunia Barat.

0 komentar:

Post a Comment