Monday, June 18, 2012

Bangsa Babilonia Baru

Astronomi

Dari banyak ilmu yang ada, astronomi dan astrologi masih menduduki peringkat pertama di antara masyarakat Babel. Astronomi adalah ilmu tertua di Babilonia. Zodiak yang saat ini kita kenal, merupakan penemuan orang Babilonia yang sangat tua. Pada masa itu, para Babel sudah bisa meramalkan kapan terjadinya gerhana matahari atau bulan. Ada banyak teks kuno yang menyebutkan tentang penelitian orang Mesopotamia tentang gerhana.
Astronomi Babilonia dipercaya menjadi dasar untuk ilmu astronomi di berbagai daerah lain di seluruh dunia, termasuk astronomi Hellenistik dan Yunani, astronomi klasik India, astronomi Sassania, Bizantium dan Syiria, astronomi Islam, astronomi Asia Tengah serta astronomi Eropa Barat. Astronomi Babilonia juga dianggap sebagai pendahulu langsung dari ilmu matematika dan astronomi kuno di Yunani yang kemudian berubah dan beradaptasi dengan revolusi sains di Eropa.
Selama abad ke-7 dan ke-8 sebelum masehi, para astronom Babel mengembangkan pendekatan baru dalam ilmu astronomi. Mereka mulai mempelajari filsafat yang berhubungan langsung dengan sifat ideal alam semesta dan mulai memanfaatkan logika dibandingkan harus menggunakan penafsiran dan ramalan untuk menengetahui tentang sistem tata surya. Hal ini merupakan kontribusi penting dalam dunia astronomi dan juga ilmu filsafat, beberapa ilmuwan menyebut hal ini sebagai revolusi ilmiah pertama dengan pendekatan baru. Pendekatan-pendekatan astronomi tersebut kemudian di adopsi dan dikembangkan lebih lanjut oleh ilmuwan astronomi Yunani dan Hellenistik.
Satu-satunya astronom Babel yang dikenal mendukung model pergerakan planet heliosentris adalah Seleucus of Seleucia. Seleucus dikenal dari tulisan Putarch, disebutkan bahwa Seleucus mendukung teori yang menyebutkan bahwa bumi berputar pada porosnya dan mengelilingi matahari,
Matematika
Teks matematik Babel sangat banyak jumlahnya dan teredit dengan sangat baik. Sistem matematik Babel adalah sexagesimal atau bilangan berbasis 60. Oleh karena itu, di masa moderen sekarang penggunaan angka 60 seperti 60 detik dalam satu menit, 60 menit dalam satu jam, dan 360 atau 60x6 dalam derajat lingkaran. Kemajuan besar dalam matematika ini terjadi karena dua alasan. Pertama, angka 60 memiliki banyak pembagi yaitu 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 15, 20, dan 30, yang membuat perhitungan jadi lebih mudah. Selain itu, bangsa Babel memiliki sistem bilangan real dimana digit yang ditulis sebelah kiri memiliki nilai yang lebih besar seperti bilangan berbasis 10.
Pencapaian dalam ilmu matematika lainnya yaitu ditemukannya penentuan nilai akar kuadrat, bahkan para ilmuan Babel telan mendemonstrasikan teori Pythagoras, jauh sebelum Pythagoras sendiri muncul dengan teorinya dan hal ini dibuktikan oleh Dennis Ramsey yang menerjemahkan sebuah catatan kuno yang berasal dari tahun 1900 sebelum masehi.Penjelasannya seperti berikut :
4 adalah panjangnya dan 5 adalah panjang diagonalnya, lalu berapa lebarnya?. Mereka mengumpamakan jika kedua angka tadi dikalikan dengan angka itu sendiri, maka akan ditemukan nilai tengahnya. Jika 4 x 4 = 16 dan 5 x 5 = 25, maka selisih antara 16 dan 25 adalah 9. Dari angka berapakah kita bisa mendapatkan angka 9? Angka tersebut harus bisa menghasilkan 9 jika angka tersebut dikalikan dengan angka itu sendiri, dan 9 didapatkan dari 3 x 3. Sehingga disimpulkan bahwa 3 adalah lebarnya karena semua angka dikalikan dengan angka itu sendiri.
Ner 600 dan Sar 3600 terbentuk dari angka 60 yang sesuai dengan derajat khatulistiwa. Catatan kuno tentang kuadrat dan kubus yang dihitung menggunakan angka 1 hingga 60, ditemukan di Senkera dimana orang-orang telah menegenal jam matahari, clepsydra, juga tuas dan katrol, padahal saat itu mereka belum memiliki pengetahuan tentang mekanika.Bangsa Babel juga sudah lama mengenal lensa kristal dan penyalaan bubut sebelum ditemukan oleh Austen Henry Layard dari Nimrud.
Bangsa Babel juga sudah sangat familiar dengan aturan umum untuk mengukur suatu area. Mereka mengukur keliling lingkaran sebanyak 3 kali diameter dan luasnya sebagai satu per duabelas kuadrat dari lingkaran, dan jika hitungannya benar, maka nilai π akan bernilai 3.
Volume silinder diambil sebagai produk dari alas dan tinggi, namun, volume frustum sebuah kerucut atau piramida persegi dihitung dengan tidak benar sebagai produk dari ketinggian dan setengah jumlah dari basis. Juga, ada penemuan terbaru dalam sebuah catatan kuno mencantumkan bahwa nilai π adalah 3 dan 1 / 8. Di Babilonia juga dikenal mil Babel, yang merupakan ukuran sebesar jarak sekitar tujuh mil hari ini. Pengukuran jarak ini dikonversi menjadi satu mil-waktu yang digunakan untuk mengukur perjalanan Matahari, yang merepresentasikan panjangnya waktu.
Warisan Budaya
Sebuah warisan budaya dari peradaban Babilonia yang terkenal adalah taman gantungnya. Taman Gantung Babilonia yang dikenal pula sebagai Taman Tergantung Semiramis dan tembok-tembok kerajaan Babylon adalah salah satu di antara tujuh keajaiban dunia kuno yang terletak di Al-Hillah, 50 kilometer selatan Baghdad, Irak di sebelah tebing timur Sungai Euphrates .Taman gantung Babilonia dan menara Babel dipandang sebagai simbol kekuasaan , kesombongan dan kemewahan.
Taman Tergantung sebenarnya tidaklah betul-betul "tergantung" seperti terikat dengan tali. Namanya berasal dari terjemahan kata Kremastos dari bahasa Yunani atau kata Pensilis dari bahasa Latin, yang artinya bukan hanya "tergantung” tetapi juga "anjung", seperti terletak di atas beranda atau suatu teras. Taman ini dibangun oleh Nebukadnezar II, cucu Raja Hammurabi yang terkenal, sekitar tahun 600 sebelum masehi sebagai hadiah untuk istrinya, Amyitis, yang merindukan rumahnya. Amytis merindukan pohon-pohon dan tanaman wanginya di Persia, sedangkan dalam tulisan lain dikatakan bahwa istri Nebukadnezar II bernama Amuhia dan ia berasal dari Nusantara. Taman ini diperkirakan hancur sekitar 2 abad sebelum masehi. Kemudian Taman gantung ini di dokumentasikan oleh sejarawan Yunani seperti Strabo dan Diodorus Circulus.
Lembaran sejarah paling tua yang mencatat karya arsitektur yang dilengkapi taman sebagai wujud cinta kasih terhadap seseorang yang sangat disayangi adalah di Mesopotamia, Irak purba. Dalam catatan Herdotus, seorang penulis Yunani kuno, disebutkan bahwa saat Raja Nebukadnezar II yang menjadi raja di Kerajaan Babylon baru (605-562 SM), ia memerintahkan untuk membuat taman gantung yang sangat indah, sebagai hadiah kepada Amytis, sang permaisuri yang sangat disayanginya.
Taman gantung merupakan wujud arsitektur pertamanan khas Mesopotamia yang telah dikenal rakyat Mesopotamia sejak masa pemerintahan Raja Hammurabi di Kerajaan Babylon lama (1792-1750 SM). Di antara bangunan-bangunan kota yang tinggi mencuat di permukaan tanah itulah biasanya ditanami tanaman-tanaman yang indah, sehingga dari kejauhan terlihat seperti taman yang menggantung.
Taman gantung yang dibangun Raja Nebukadnezar II yang puncak kejayaannya sekitar 612 SM, kemudian menjadi sangat terkenal ke seluruh penjuru dunia dan dikagumi rancangannya hingga kini. Taman Gantung Babylon ini kemudian menjadi monumen agung Kerajaan Babylon yang tiada duanya. Luas taman ini diperkirakan 4 are (1 acre = 4046.86 m²). Wujud arsitekuralnya sangat unik, karena bertingkat-tingkat. Taman ini ditanami berbagai pepohonan indah dan dilengkapi sistem pengairan hingga ketinggian 100 meter di atas permukaan tanah. Dari puncak taman ini dapat disaksikan pemandangan di sekeliling Kerajaan Babylonia.
Festival
Ada sebuah festival utama di Babilonia yaitu Buylshu Mishtkaru,festival untuk mengusir roh jahat. Banyak pria Babel yang menghadiri festival ini bahkan sejak usia mereka masih sangat muda. Pada Festival ini, biasanya seorang imam akan menyembelih hewan, yang biasanya seekor sapi, sebagai sebuah persembahan agar para dewa senang. Sebagai gantinya, para dewa mungkin akan memberikan izin kepada orang-orang di festival untuk mendapatkan sebuah jimat untuk masing-masing orang yang dipercaya akan melindungi mereka selama mereka hidup.

1 komentar:

Post a Comment