Monday, June 4, 2012

Sejarah, Pelayaran, dan Jajahan Bangsa Funisia


Peradaban kuno membuat manusia jarang sekali memiliki kontak dengan budaya-budaya lain selain dengan budaya dari penduduk yang bertetangga secara geografis. Kondisi ini terus berlanjut bahkan sampai setelah lahirnya peradaban-peradaban yang sangat tinggi di Mesir maupun Mesopotamia. Orang-orang Mesir membina hubungan dengan penduduk Nubia di sebelah selatan dan penduduk Mesopotamia di sebelah timur. Sementara itu, penduduk Mesopotamia sendiri berinteraksi dengan orang-orang Persia dan budaya-budaya lain si sebelah utara maupun timur. Meskipun dapat dipastikan bahwa ada orang orang-orang pemberani yang bepergian sampai keluar dari negerinya, agaknya mereka kurang berminat untuk membangun kerajaan ataupun berdagang dengan mereka yang ada di luar lingkup yang sudah diakrabi.
Fenomena ini berubah dengan bangsa Funisia, yaitu orang-orang yang hidup di wilayah Levant, pantai timur dari Laut Mediterania yang sekarang adalah wilayah Lebanon, yang dimana mereka berasal dari daerah Kanaan. Dengan laut di depan dan pegunungan di belakang punggung, mereka tidak tertarik untuk bercocok tanam, tetapi orang Funisia menjadi bangsa yang gemar berlayar. Lebih dari itu, mereka mereka merupakan bangsa pelaut terbesar pada zaman kuno dan menjadi kekuatan dagang maritim terbesar pertama di dunia, dan menjadi benar-benar sedemikian kuat selama berabad-abad. Mereka jugalah orang-orang pertama di Timur Tengah kuno yang senantiasa menjalin hubungan dengan bangsa Eropa. Dengan cara inilah pelayaran-pelayaran mereka menjadi sebuah titik balik dalam sejarah dunia. Sebelum bangsa Funisia, tidak ada orang yang dengan sengaja mengambil langkah-langkah tertentu untuk memperluas hubungan dagang dengan mereka yang tinggal di tempat-tempat yang secara harfiah dijuluki sebagai ujung-ujung dunia.
Perdagangan dan Kerajinan Tangan
Bangsa Funisia melakukan perdagangan darat dengan para pedagang yang membawa berbagai barang berharga dari negeri jauh seperti India dan Cina ke Barat. Barang-barang itu dikirim melalui laut ke Mesir, Yunani, Italia, dan Afrika utara. Perdagangan ini membuat bangsa Funisia menjadi makmur dan kuat. Mereka menjadi saksi kebangkitan dan keruntuhan bangsa Minoa dan Mycenae, serta secara aktif membantu kebangkitan bangsa Yunani dan Romawi. Bangsa Funisia adalah pengrajin yang terampil. Mereka membuat barang pecah-belah, benda logam, perhiasan, dan pakaian, serta menemukan cara pembuatan kaca. Pelabuhan Tirus terkenal dengan bahan celup ungu Tirus, yang digunakan oleh orang Yunani dan Romawi yang berstatus social tinggi.

Pelabuhan Funisia
Pelabuhan Funisia di kawasan Levant adalah Ugarit, Sidon, Biblos, dan Beritus (Beirut). Pelabuhan utamanya adalah Tirus yang menurut kepercayaan didirikan 4.750 tahun yang lalu. Kota ini memiliki hubungan erat dengan Israel. Hiram, Raja Tirus, mengirim banyak pohon ara bersama para pengrajinnya ke Lebanon untuk Raja Sulaiman yang sedang membangun Bait Allah di Yerusalem.

Penjelajahan
Armada Funisia betul-betul menyinggahi setiap pelabuhah di sepanjang Laut Mediterania, dari Siprus, bangsa Funisia perlahan menyebar ke barat dan membangun banyak koloni di sekitar Laut Mediterania. Armada itu berlayar samapai Selat Gibraltar di Samudera Atlantik, berlabuh di pelabuhan-pelabuhan di Eropa utara dan menelusuri pantai Afrika barat. Ada orang-orang yang mengatakan bahwa mereka sebetulnya sudah mencapai pantai timur Amerika. Koloni mereka yang paling terkenal adalah Kartago di Tunisia, Afrika utara, yang ditakdirkan menjadi salah satu kota mandiri paling berkuasa di seluruh wilayah Laut Mediterania. Koloni lainnya berada di Spanyol, Malta, Sisilia, Maroko, dan Sardinia. Kemudian, bangsa Funisia membangun koloni di Cadiz dan Tangier, serta mendirikan berbagai pos dagang di pantai barat Afrika.

Kemunduran
Namun kemudian, negeri mereka diserang oleh bangsa Babilonia sekitar tahun 570 SM. Akibatnya, koloni mereka menjadi Negara mereka dengan Kartago sebagai pelabuhan utama. Sekitar tahun 600 SM, bangsa Mesir menugaskan bangsa Funisia untuk berlayar mengelilingi Afrika. Pelayaran ini memerlukan waktu tiga tahun. Keruntuhan bangsa Funisia terjadi pada tahun 200-100 SM ketika bangsa Romawi yang berusaha menguasai Laut Mediterania menyerang bangsa Funisia dan menghancurkan Kartago.

0 komentar:

Post a Comment