This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sunday, April 28, 2013

Sejarah Afrika Abad ke-18

Pada masa ini, Afrika sangat dipengaruhi oleh meningkatnya perdagangan dengan orang Eropa dan Arab. Banyak kerajaan Afrika berkembang semakin kuat dan kaya.
Selama abad ke-18, benua Afrika berada dalam situasi yang relatif damai. Di sebelah utara, Kekaisaran Ottoman yang menguasai Mesir mengalami kemerosotan. Penduduk Asante di pantai barat semakin makmur berkat perdagangan budak. Di sebelah tenggara, perlahan orang Portugis mendirikan sebuah koloni di Mozambik. Daerah pantai timur (kini Kenya) diperintah dari Oman, sebuah kerajaan di utara Laut Arab. Di ujung selatan, Tanjung Harapan, para pemukim Belanda mulai menjelajah ke daerah pedalaman.
Negara-negara Baru Afrika
Selama abad ke-18, rata-rata 35.000 orang budak dikirimkan dari Afrika barat ke Amerika setiap tahun. Namun pada akhir abad itu, orang Inggris memiliki pemikiran lain. Pada tahun 1787, mereka mendirikan Sierra Leone sebagai tempat penampungan bagi para budak yang dibebaskan dari Amerika Serikat. Kebanyakan negara Eropa menghentikan perdagangan budak pada awal abad ke-19, sekalipun Portugis melanjutkannya hingga tahun 1882.
Wilayah Kerajaan Yao dan Nyamwezi di Afrika timur hampir kosong karena menyediakan budak. Asante dan Oyo menguasai perbudakan di Afrika barat hingga abad ke-19, ketika mereka mulai menjual kayu, gading, kulit hewan, dan lilin lebah kepada orang Eropa. Keadaan ini mengubah praktik pertanian Afrika barat, yaitu menanam “tanaman yang dibayar uang kontan” untuk diekspor. Sementara itu, di Afrika timur, budak tetap dikirim oleh orang Arab Oman ke Arabia dan India.
Suku Zulu di Afrika selatan, yang dipimpin oleh Raja Shaka, terus berperang dengan tetangganya. Pertumpahan darah ini begitu besar sehingga periode 1818 hingga 1828 dikenal sebagai mfenace, atau periode bermasalah. Terjadi perpindahan penduduk dari Sudan, suku Tutsi pindah ke Rwanda, dan suku Masai ke Kenya dari utara.
Negara Muslim Afrika
Di ujung selatan Sahara, kebangkitan Islam kembali terbentuk. Banyak orang Muslim mengharap kedatangan seorang mahdi atau juru selamat. Kekhalifahan Afrika, yang bergerak dengan kemungkinan datangnya mahdi ini, mendirikan sejumlah negara baru yang terorganisasi dengan baik seperti Sokoto, Mossi, Tukulor, dan Samori di pendalaman Afrika barat. Di Mesir, Mehmed Ali Pasha mengambil alih kekuasaan dari tangan kaum Mamluk pada tahun 1811. Ia memodernisasi negeri itu dan menyerbu Sudan pada tahun 1820-an.
Kota orang Hausa, Kano, di utara Nigeria direbut oleh pemimpin Muslim Usman dan Fodio dari Kerajaan Gobir orang Hausa. Kota-kota Hausa memeluk Islam, menjadi bagian dari negera Afrika-Islam yang disebut Kekhalifahan Sokoto.
Afrika berkembang dengan cepat. Sebagian besar wilayah Afrika masih dikuasai orang Afrika. Namun, mereka tidak bersatu untuk menghadapi ancaman bersama, yaitu orang Arab dan Eropa. Akibatnya, Afrika kemudian rapuh.

Zaman Revolusi dan Kemerdekaan

 Abad ke-18 kerap disebut sebagai “abad revolusi”. Antara tahun 1708 dan 1835, terjadi banyak revolusi yang menentang pemerintah dan meningkatnya kekuatan penjajah di banyak bagian dunia. Beberapa revolusi berhasil, lainnya mengalami kegagalan. Revolusi politik terjadi karena orang merasa tidak puas dengan cara negeri mereka dikelola. Terjadi pula revolusi dalam bidang teknik dan industri pertanian, dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan pengobatan, dalam bidang transportasi, serta dalam bidang kesenian, terutama kesusastraan.
Di Amerika Utara, Amerika Serikat memperoleh kemerdekaan dari pemerintah Inggris. Namun, kemerdekaan ini menimbulkan masalah bagi penduduk pribumi Amerika. Banyak orang Eropa datang dan menguasai semakin banyak lahan. Di Amerika Selatan dan Tengah, berbagai daerah koloni berjuang memerdekakan diri dari Spanyol dan Portugis. Mereka berhasil meraih kemenangan.
Di Eropa, Prusia dan Rusia bangkit menjadi kekuatan besar di Eropa, sementara Revolusi Perancis 1789 menandai berakhirnya monarki Perancis.
Di Afrika, orang Fulani, Zulu, dan Buganda mendirikan kerajaan-kerajaan baru. Sejumlah negara Afrika menyingkirkan kekuasaan Ottoman. Kerajaan Moghul di India runtuh, sementara Inggris dan Perancis bertikai untuk menguasai negeri ini. Cina menaklukkan Tibet, tetapi menghadapi masalah di dalam negeri. Jepang memutuskan hubungan dengan bangsa Barat. Di Pasifik, kedatangan bangsa Eropa mengancam cara hidup tradisional.
Asia
Selama masa ini, India perlahan diambil alih oleh Inggris. Cina menentamg perubahan, menjadi semakin konservatif dan menolak menerima pemikiran baru dan berhubungan dengan orang asing. Jepang masih menyucikan diri, tetapi melakukan modernisasi lebih cepat dibandingkan Cina. Negara-negara Asia lainnya menemukan kawan sekaligus lawan pada bangsa Eropa, yang ikut campur dalam urusan mereka demi mencari keuntungan bagi diri sendiri. Persaingan antara Rusia, Cina, dan Inggris untuk mengusai Asia Tengah semakin ketat. Tradisi dan stabilitas Asia porak poranda. Apabila penguasa Asia melawan, orang Eropa datang melalui jalur belakang.
Eropa
Pada abad ke-18, terbentuk kesenjangan di masyarakat Eropa. Para penguasa otokrat yang kaya hidup di istana megah, sementara kelas menengah yang semakin memiliki banyak uang mengembangkan cara berpikir ke depan yang baru. Masyarakat sangat berubah. Kota berkembang, para bankir dan investor sibuk, barang-barang dan pemikiran asing masuk. Berbagai penemuan baru memungkinkan pabrik-pabrik membuat barang dalam jumlah besar. Selama Perang Napoleon, tatanan lama tersingkir di banyak wilayah Eropa, sementara pemerintahan, hukum, dan bisnis menjadi semakin kuat. Rusia memperluas wilayah ke Timur Jauh hingga mencapai perbatasan Cina. Eropa di masa ini mendominasi dunia, terutama dari hasil perdagangan, industri, keberanian, dan meriam. Pengaruh Eropa semakin meningkat.
Afrika
Sekalipun orang Eropa dan Arab menguasai beberapa wilayah jajahan di kawasan pantai, banyak bangsa Afrika sudah semakin kuat. Namun, kekuatan mereka terutama berasal dari perdagangan dengan orang Eropa. Beberapa suku menguasai suku lainnya, dan beberapa diantaranya, seperti orang Zulu dan Asante, bersikap agresif terhadap tetangganya. Perpecahan di kalangan orang Afrika memudahkan bangsa Eropa mengadu domba satu bangsa dengan bangsa lainnya.
Australia
Setelah perjalanan Kapten James Cook, Australia dan Selandia Baru menjadi incaran kolonisasi Inggris. Para pemukim awal mulai berdatangan pada awal abad ke-19. Orang Maori, yang merupakan suku pejuang, melancarkan perlawanan, sementara orang Aborogin, yang hidup sederhana, tidak berdaya dan dengan mudah ditaklukkan.
Timur Tengah
Pada masa itu, Timur Tengah berada dalam keadaan lemah akibat kemerosotan Kekaisaran Turki Ottoman. Di Afrika utara dan Mesir, Ottoman kehilangan kekuasaan. Persia tetap stabil, hampir tidak terpengaruh oleh dunia luar.
Amerika Utara
Abad ke-18 menjadi saksi berdirinya Amerika Serikat dan Kanada. Perang Revolusi Amerika pada 1780-an disebabkan oleh buruknya pemerintahan kolonial Inggris. Amerika Serikat menjadi negara pertama di dunia yang didasarkan pada demokrasi dan konstitusi yang semestinya, dilandasi deklarasi dan hak-hak bagi semua orang (kecuali kaum pribumi Amerika dan budak). Sebuah deklarasi kemerdekaan dibuat, kemudian republik baru ini melebarkan sayapnya kea rah barat, yaitu ke Samudera Pasifik. Jumlah penduduk bertambah dengan masuknya para imigran dari Eropa yang tercabik perang untuk mendapatkan masa depan baru. Kota-kota, perdagangan, dan kebudayaan Amerika terbentuk serta menjadi semakin besar dan makmur. Inggris menguasai Kanada, yang akhirnya memperoleh kewenangan lebih besar untuk mengatur negerinya sendiri. Sementara itu, semakin banyak penduduk pribumi Amerika berpindah ke barat. Di selatan, para budak bekerja di perkebunan kapas dan tembakau untuk melayani keserakahan orang Eropa dan memperkaya para pemilik perkebunan.
Amerika Tengah dan Selatan
Perang Napoleon di Eropa memaksa penduduk Amerika Latin untuk memikirkan diri sendiri. Pada awal abad ke-19, muncul berbagai gerakan kemerdekaan baru melawan penjajah Spanyol dan Portugis. Kekayaan pertambangan dan perkebunan yang dikelola budak mengalami kemerosotan. Orang Amerika Latin harus berjuang untuk mendapatkan tempat di dunia yang berubah cepat. Namun, gerakan kemerdekaan dipimpin oleh para pemilik tanah, sehingga hanya sedikit menguntungkan penduduk biasa. Penduduk pribumi sangat menderita di bawah pemerintahan orang Latin.

Zaman Pencerahan

Keinginan untuk berpikir dengan akal budi pada abad ke-17 mendorong terus meningkatnya berbagai pemikiran sosial dan politik baru pada abad ke-18 yang kerap disebut “Pencerahan”.
Filsuf Jerman, Immanuel Kant, menulis “Beranilah untuk mencari tahu! Milikilah keberanian untuk menggunakan kepandaianmu sendiri!”. Orang tidak lagi tertarik pada keyakinan tradisional. Berbagai penelitian ilmiah pada abad ke-17 telah memulai penyebaran proses penelitian dan penyelidikan dunia. Hasilnya, pada abad ke-18, berbagai ensiklopedia besar diterbitkan untuk mencatat pengetahuan ini.
Denis Diderot (1713-1784) di Prancis menyusun Encyplopedie dengan 200 orang kontributor yang diterbitkan pada 1751-1772. Berjumlah 28 jilid, meliputi 17 buku teks dan 11 buku bergambar. Masing-masing julid disensor oleh pihak penerbit jika mereka tidak sepakat dengan pandangannya. Pada tahun 1755, Dr. Johnson menerbitkan buku Dictionary of the English Language. Antara tahun 1768 dan 1771, Encyclopedia Britannica diterbitkan.
Pencerahan juga mewakili pencarian akan kebahagiaan, keadilan, pengetahuan di bidang musik, roman, perjalanan, filsafat, dan politik. Banyak penguasa absolut dan pemilik tanah yang kuat menikmati berbagai pemikiran baru itu. Namun, mereka mengkhawatirkan akibatnya jika rakyat membaca dan membicarakan ide itu. Berbagai pemikiran itu segera menimbulkan revolusi.
Penyebaran Pemikiran
Pencerahan dipelopori oleh para filsuf seperti Kant, Voltaire, dan David Hume, ahli ekonomi seperti Adam Smith, komposer seperti Hynd dan Mozart, dan pemikir politik seperti Rousseau, Locke, dan Paine. Voltaire (1694-1778) adalah penulis Prancis yang mengkritik sikap tidak toleran. Ia menulis kembali sejarah dunia, serta drama dan esai yang mengomentari masyarakat dan politik. Adam Smith, seorang ahli ekonomi Skotlandia, menggambarkan kinerja ekonomi modern dan pasar bebas. Pemikir politik Prancis, Jean-Jacques Rousseau (1712-1778), menulis tentang kesetaraan sosial dan demokrasi. Thomas Paine, seorang penulis revolusioner kelahiran Inggris yang mengunjungi Amerika dan Prancis, menulis The Right of Man, yang sangat memengaruhi pemikiran kerakyatan.
Tahun-tahun Penting
1721
Johann S. Bach menyusun Brandenburg Concertos
1730
Masa puncak gaya arsitektur Rococo
1743
Pendirian Kelompok Filosofi Amerika
1749
Novel Tom Jones karya Fielding diterbitkan
1750-an
Capability Brown, ahli pertamanan, berkaya
1751
Penerbitan Encyclopedie dimulai
1752
Benjamin Franklin mengindentifikasi listrik
1760-an
Jean-Jacques Rousseau berkarya di Prancis
1768
Royal Academy of Arts didirikan di Inggris
1770-an
Goethe, pujangga dan penulis drama Jerman, berkarya
1776
Deklarasi Kemerdekaan Amerika ditandatangani
1781
Critique of Pure Reason karya Immanuel Kant ditulis
1780-an
Komponis Mozart dan Hynd berkarya
1790-an
Revolusi Prancis berkobar
1807
Penghapusan perbudakan di Inggris
Pada masa ini, orang mulai menemukan berbagai hal melalui uji coba dan pengamatan ilmiah. Selama periode ini pula, dasar-dasar ilmu kimia modern dibentuk. Kemajuan di bidang biologi juga tercapai. Perkembangan ini membantu para ilmuwan di masa depan. Kesusastraan menjadi semakin realistis dengan munculnya novel-novel modern pertama. Lebih banyak lagi orang yang dapat membaca, sehingga beragam pemikiran baru menyebar lebih cepat dibanding sebelumnya.
Pemikiran baru itu berkembang di tengah situasi yang tidak stabil. Eropa masih sering dilanda peperangan. Juga terdapat beban pajak yang tinggi, ketidaksetaraan, dan pemerintahan yang menindas. Maka, pemikiran tentang kebebasan atau aspirasi yang mengiginkan kebebasan menjadi semakin kuat. Hasil pertama dari upaya meraih kebebasan ini terjadi di luar Eropa, yaitu di wilayah koloni di Amerika Utara. Secara tidak terduga, pecah revolusi di sana, yang kemudian menyulut revolusi lainnya di Prancis dan perubahan radikal lebih lanjut di seluruh benua Eropa.