Ketika
Babilonia menguasai bagian selatan Mesopotamia, bangsa Assyria yang senang
berperang menguasai bagian utara kawasan itu. Kerajaan Assyria berpusat di hulu
Sungai Tigris.
Raja
Adadnirari I, sebagai penguasa kuat pertama negeri ini (1770-1750 SM),
memperluas wilayah Assyria dan mendapat gelar ‘Raja atas Segalanya’. Ia dan
para penggantinya adalah dictator yang tidak membiarkan negara lain merdeka.
Assyria menjadi kaya berkat kagiatan para keluarga pedagang yang menjual
tekstil dan logam ke berbagai negeri.
Runtuh
dan Jaya Kembali
Tahun-tahun
Penting
|
|
2500
SM
|
Bangsa
Assyria bermukim di hulu Sungai Tigris
|
1900
SM
|
Pertumbuhan Assyria
Tua
|
1680
SM
|
Assyria
jatuh ke tangan bangsa Hur (hingga 1400 SM)
|
1300-1200
SM
|
Assyria memperluas wilayahnya
|
1076
SM
|
Assyria
jatuh ke tangan bangsa Aram (hingga 934 SM)
|
730-630
SM
|
Perluasan wilayah
Assyria mencapai puncaknya
|
612
SM
|
Assyria
jatuh ke tangan bangsa Babilonia dan Medes
|
Saat
wilayah Assyria bertambah luas, semakin banyak pemberontakan rakyat di wilayah
jajahan. Akhirnya, Assyria jatuh ke tangan bangsa Hur (kerabat bangsa Hittit).
Bangsa Hur menguasai Assyria selama 250 tahun. Walaupun kekuasaannya sempat
menurun, Assyria menjadi kuat kembali. Periode kejayaan Assyria berlangsung
selama 300 tahun. Assyria mencapai puncak keemasan di bawah Raja Tiglathpileser
I. Raja ini memimpin penaklukan atas negara-negara tetangga setiap tahun.
Assyria kemudian menguasai seluruh kawasan itu, termasuk menaklukan Babilonia.
Kemakmuran
Assyria
Sekitar
tahun 1076 SM, Assyria dan Babilonia ditaklukan oleh suku Aram dari Suriah.
Namun, 150 tahun kemudian, Ashurdan II dan para penggantinya menguasai kembali
kekaisaran Assyria. Ibukotanya kemudian dipindahkan ke Niniweh, tempat
dibangunnya banyak gedung dan proyek irigasi. Para raja Assyria memperluas
wilayah untuk menguasai semua jalur perdagangan dan menindas negara tetangga
yang membuat masalah. Kekaisaran Assyria mencapai puncak kejayaan di bawah
pemerintahan Raja Tiglathpileser III (745-727 SM) yang wilayah kekuasaannya
meliputi Babilonia, Suriah, Palestina, Siprus, Arabia bagian utara, dan Mesir.
Raja
Assyria merupakan penguasa absolut yang terlibat aktif dalam semua masalah
kenegaraan. Di istana Assurbanipal yang megah, raja mendengarkan keluhan dari
rakyat sambil dikelilingi oleh para penasehat. Istana raja sangat besar, dengan
taman yang luas. Sebagai pelindung kesenian, raja menulis banyak catatan
sejarah Babilonia dan Sumeria, serta berbagai teks matematika, ilmu kimia, dan
astronomi.
Kehidupan
Bangsa Assyria
Bangsa
Assyria adalah ilmuwan hebat. Mereka membangun berbagai kota megah dengan
banyak kuil dan istana. Kaum pria mengenakan jubah panjang dan berjanggut. Kaum
wanita mengenakan gaun berlengan pendek dengan selendang sebahu. Banyak pria
menjual istri dan anak sebagai budak untuk membayar utang.
Kejatuhan
Assyria
Penguasa
terakhir dan terbesar di Assyria adalah Raja Assurbanipal. Ia merupakan raja
terpelajar. Selama pemerintahannya, sebuah perpustakaan besar di ibukota
Niniweh dibangun. Berbagai catatan kuno Sumeria dan Akadia dilestarikan dalam
lembaran tanah liat, bersama dengan sejumlah catatan mengenai kesusastraan,
sejarah, matematika, dan astronomi dari zaman kuno. Saat Assurbanipal wafat
pada tahun 627 SM, kekaisaran Assyria jatuh ke tangan bangsa Babilonia dan
Medes.
1 komentar:
payah gan
fachruriarkham17.blogspot.com
Post a Comment