Monday, December 24, 2012

Berakhirnya Perbudakan

Banyak koloni Eropa di Amerika sangat bergantung pada tenaga budak. Pada pertengahan abad ke-18, banyak pihak mulai mempertanyakan moralitas masalah ini.
Sepanjang abad ke-18, Inggris, Prancis, dan Spanyol menjadi makmur berkat pajak dan keuntungan dari wilayah koloni. Sebagian besar kemakmuran ini adalah hasil kerja para budak. Denmark, Swedia, Prusia, Belanda, dan Genoa (Piedmont) juga berdagang budak. Penduduk Afrika dijual sebagai budak kepada orang Eropa oleh para pedagang budak dan penguasa setempat, yang melihat perdagangan budak sebagai cara untuk menghukum para penjahat, menyingkirkan musuh atau tawanan, serta menjadi kaya raya. Tidak seorang pun tahu berapa jumlah orang yang dijual sebagai budak. Sejarawan memperkirakan 45 juta orang budak dikapalkan dari Afrika antara 1450 dan 1870, meski hanya 15 juta orang yang selamat. Banyak orang Eropa tidak menyukai perbudakan, tapi saat itu mereka meyakini bahwa inilah satu-satunya cara untuk menyediakan tenaga kerja bagi perkebunan di tanah jajahan.
Untungnya, sejumlah orang menyatakan protes, berpendapat bahwa perbudakan bertentangan dengan hukum Tuhan dan kebenaran manusia. J.J. Rousseau, filsuf Prancis, menulis dalam Kontrak Sosial pada 1764, “Manusia dilahirkan sebagai orang bebas, tetapi di mana pun ia dibelenggu.” Tulisannya menginspirasi revolusi di Prancis dan Amerika. Kebebasan individu mulai dipandang sebagai hak sosial, bukan hadiah dari raja. Berbagai pemikiran Rousseau juga menginspirasi orang untuk berjuang demi orang lain yang tidak dapat membantu dirinya sendiri. Para politisi, rohaniwan, dan orang biasa mulai berpikir, bagaimana membantu para budak. Namun, argumen moral tidak memiliki kekuatan sebesar keuntungan yang melatari perbudakan.
Akhir Perdagangan Budak
Antara 1777 dan 1804, perbudakan dipandang sebagai pelanggaran hukum di bagian utara Amerika Serikat. Denmark menarik diri dari perdagangan budak pada 1792 dan Inggris pada 1807. Namun, penyelundupan budak terus berlangsung. Angkatan Laut Inggris menutup perdagangan budak sejak 1815. Akan tetapi, perbudakan masih dianggap hal yang sah di tempat lain. Pemberontakan budak di koloni Prancis, Santo Domingo pada 1791-1793 mendorong penghapusan perbudakan oleh Prancis, tetapi dilegalkan lagi pada 1803. Pada 1831, pemberontakan budak di Virginia, dipimpin oleh Nat Turner (1800-1831), menyebabkan dikeluarkannya peraturan baru yang keras dan meningkatnya dukungan bagi perbudakan di antara penduduk kulit putih di selatan.
Tahun-tahun Penting
1517
Perdagangan budak regular dimulai oleh Spanyol
1592
Perdagangan budak oleh Inggris dimulia
1739
Pemberontakan budak “Maroon” Jamaika
1760-an
Perdagangan budak mencapai puncaknya
1791-1801
Pemberontakan budak di Santo Domingo yang dipimpin oleh Toussaint l’Ouvertune (1746-1803)
1792
Denmark menghapus perdagangan budak
1807
Inggris menghapus perdagangan budak
1834
Perdagangan budak dihapus di seluruh Imperium Inggris
1865
Amandemen ke-13 untuk menghapus perbudakan
1888
Brazil menghapus berdagangan budak
Para Pejuang Kemanusiaan
Di Inggris, Thomas Clarkson (1760-1846) dan William Wilberforce (1759-1833) memimpin kampanye anti-perbudakan. Pada 1807, Inggris menghapus perdagangan budak. Namun, perbudakan belum menghapus sepenuhnya. Wilberforce wafat beberapa waktu sebelum semua budak yang ada di tangan Inggris dibebaskan. Orang Eropa semakin jijik dengan perbudakan. Angkatan Laut Inggris menutup perdagangan itu dengan menghentikan kapal yang membawa budak.
Perbudakan terus berlangsung di Kuba, Kosta Rika, Brazil, dan bagian selatan Amerika Serikat. Perkebunan besar dibangun dengan tenaga budak, sehingga para pemilik perkebunan enggan mengubahnya. Eropa mulai menikmati hasil kapas dan tembakau murah dari negara di selatan Amerika Serikat yang dikerjakan para budak.
 Di Amerika Serikat, penduduk utara mendukung persamaan hak, sementara penduduk selatan ingin mempertahankan budak. Pemberontakan budak 1831 di Virginia menyebabkan dikeluarkannya peraturan keras untuk mengontrol para budak di negara-negara selatan. Perbudakan akhirnya dilarang di Amerika Serikat pada 1863, di Kuba pada 1886, dan di Brazil pada 1888. Perdagangan budak di Afrika oleh orang Arab berakhir pada 1873.

0 komentar:

Post a Comment