Thursday, July 5, 2012

Kristen Menjadi Agama Resmi Kekaisaran Romawi

Dalam waktu tiga abad setelah kematian Caesar Augustus pada tahun 14 M, Roma yang berbentuk kekaisaran berkembang pesat sedemikian rupa, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kecuali tembak-menembak yang terjadi sekali-sekali antarserdadu, Kekaisaran Romawi dinilai aman dan kekuatan militernya tidak terkalahkan. Pax Romana (kedamaian di Roma) pun terwujud.
Dalam proses menentang latar belakang dari pemerintahan sipil dan kedamaian yang relatif inilah agama Kristen mulai bertumbuh dan berkembang. Tidak seperti agama-agama sebelumnya, yang diwariskan dari generasi ke generasi sebagai ciri-ciri budaya suatu bangsa, agama Kristen secara aktif berusaha mempertobatkan mereka yang belum percaya. Agama Krsiten bermula di Timur Tengah dan menyebar hingga Yunani dan Mesir. Para utusan Injil Kristen, terutama sahabat Yesus, Petrus (?-67 M), perintis penyebaran agama Kristen, bersama-sama Saulus dari Tarsus (5-67 M), kini dikenal sebagai Paulus, memberitakan agama yang baru itu ke seluruh wilayah kekaisaran, dan bahkan sampai ke Roma.
Awalnya, agama Kristen ditoleransi oleh orang Romawi, namun setelah makin menyebar dan dilihat sebagai ancaman bagi kesatuan Romawi, para kaisar mulai menganiaya orang-orang Kristen. Pemandangan yang sangat mengerikan di mana orang-orang Krsiten dilemparkan ke arah singa di Colosseum  Roma untuk dijadikan tontonan bagi orang-orang Romawi menjadi sesuatu yang tidak asing lagi.
Meskipun demikian, kota Roma menjadi pusat gereja Krsiten, yang pada awalnya merupakan sebuah gerakan bawah tanah. Kondisi ini berubah dengan bergulirnya waktu, dan pada permulaan abad ke-4, Kaisar Constantinus (280-337 M) sendiri sudah memeluk agama Kristen. Agama ini selalu menjadi sasaran penganiayaan sebelum Constantinus menjadi kaisar pada tahun 306 M, namun di bawah kepemimpinannya, agama tersebut diterima dan bahkan dikembangkan. Conatantinus justru bertindak sedemikian jauh, misalnya bertindak sebegai penengah dalam sebuah perselisihan serius mengenai doktrin antara golongan barat dan golongan timur dalam gereja. Ia mengundang para uskup yang mewakili kedua golongan itu untuk menghadiri sebuah Konsili Nicea  tahun 325 M, di mana perbedaan-perbedaan di antara mereka diselesaikan. Pengakuan Iman Nicea, yang naskahnya dibuat pada konferensi tersebut, menetapkan keyakinan-keyakinan Kristen yang mendasar di mana kedua golongan dapat menyepakati.
Selanjutnya, Constantinus mengambil sejumlah langkah untuk menyelamatkan orang Kristen dari kehancuran, baik sebagai akibat penganiayaan eksternal ataupun perselisihan internal. Ia juga menetapkan agama Kristen sebagai agama negara sepanjang pemerintahan Kekaisaran Romawi. Contantinus tidak saja melestarikan agama Kristen, namun dengan membuatnya sebagai agama resmi di seluruh Kekaisaran Romawi, ia telah mengambil sebuah langkah penting  sehingga agama tersebut menjadi agama yang dominan di Eropa. Seandainya ia tidak melakukan hal tersebut, sejarah Eropa dari segi budaya akan amat sangat berbeda.

1 komentar:

Post a Comment