Monday, June 18, 2012

Bangsa Babilonia Lama


Babilonia adalah wilayah budaya kuno di pusat-selatan Mesopotamia (Sekarang Irak), dengan Babel sebagai ibukotanya. Pendiri sekaligus raja pertama dari Babilonia adalah seorang kepala suku Amorite bernama Sumuabum yang mendeklarasikan kemerdekaan Babilonia dari Negara tetangganya Kazallu pada tahun 1894 sebelum masehi. Babilonia muncul sebagai bangsa yang kuat saat Raja Hammurabi dari suku Amorite menciptakan sebuah kerajaan kecil diluar teritori wilayah Kekaisaran Akkadia. Bangsa Babilonia mengadopsi bahasa Semitik Akkadia sebagai bahasa resmi dan bahasa Sumaria sebagai bahasa yang dipakai untuk keperluan keaagamaan yang saat itu tidak lagi digunakan sebagai bahasa lisan. Tradisi Akkadia dan Sumeria memainkan peran utama dalam perkembangan kebudayaan Babilonia dan bahkan hal ini menjadikan beberapa daerah di negara tersebut menjadi pusat kebudayaan hingga ke luar daerah Bbilonia sendiri pada zaman perunggu dan awal zaman besi. Babilonia sebagai Negara merdeka, sebenarnya bukan didirikan hingga menjadi terkenal oleh orang asli dari suku Amorite, sebagian besar sejarahnya Babilonia berada dibawah pemerintahan orang-orang Mesopotamia, Assyiria dan bahkan bangsa asing seperti Kassite, Elam, Het, Aram, Kasdim, Persia, Yunani dan Partia.
Babilonia pertama kali disebutkan dalam sebuah tulisan kuno dari masa pemerintahan Sargon dari Akkad yang tertanggal tahun 23 sebelum masehi. Diperkirakan sekitar seratus tahun setelah jatuhnya Kekaisaran “Ur-III” dari Sumaria di tangan bangsa Elam, suku Amorite mendapatkan kendali kekuasaan untuk hamper seluruh wilayah Mesopotamia dan merebut tahta Assyiria, Mari, Eshnunna Ur, Isin, Larsa dan kerajaan kecil lain di Mesopotamia.
Selama abad ke-3 sebelum masehi, ada banyak simbiosis pengembangan budaya antara bangsa Sumeria dan bangsa Akkadiadi seluruh Mesopotamia termasuk penggunaan dua bahasa atau bilingualism yang menyebar luas di seluruh daerah. Pengaruh Sumaria terhadap Akkadia dan sebaliknya meliputi berbagai pengkonversian dalam hal leksikal, sintaksis, morfologi dan fonologis bahasa, hal inilah yang mendasari para ahli disana untuk merujuk pada Sumaria dan Akkadia yang mereka sebut sebagai Sprachbund.
Bahasa Akkadia secara bertahap menggantikan bahasa Sumaria sebagai bahasa resmi di Mesopotamia., tetapi bahasa Sumari masih digunakan untuk hal-hal tertentu seperti upacara keagamaan, sastra dan bahasa ilmiah sampai abad ke-1 masehi.
Kebudayaan Mesopotamia selama zaman perunggu hingga awal zaman besi sering disebut sebagai budaya “Assyro-Babilonia” karena kedekatan yang saling bergantung di pusat daerah politik dua bangsa tersebut. Seiring berjalannya waktu, nama Babilonia kini digantikan menjadi Sumaria.
Kebudayaan
Kelimpahan tanah liat dan kurangnya bebatuan di Babilonia menyebabkan besarnya produksi dan penggunaan bata yang terbuat dari tanah liat. Kuil-kuil di Babilonia terbuat dari struktur batu bata mentah sebagai penopangnya dan ada semacam saluran air untuk air hujan di kuil-kuil tersebut. Salah satu saluran air di Ur, terbuat dari timah. Penggunaan bata tanah liat ini menuntun ke awal perkembangan penggunaan pilaster dan kolom, dibuatnya lukisan-likisan di dinding dan juga penggunaan ubin berenamel. Dinding-dinding mulai diwarnai dengan berbagai berwarna dan kadang disepuh dengan seng atau emas serta penggunaan ubin sebagai lantainya. Pewarnaan terracotta di bagian atas kuil juga digunakan untuk pemlesterannya.
Astronomi
Ada beberapa dokumen kuno dari masa Babilonia Lama yang membahas tentang aplikasi matematika untuk menghitung panjangnya periode siang hari selama tahun matahari.Observasi oleh para ilmuwan Babel selama berabad-abad tentang fenomene-fenomena langit, dicatat dalam rangkaian tulisan kuno berbentuk baji yang bernama 'Enūma Anu Enlil'.
Catatan tertua astronomical yang paling signifikan adalah catatan ke-63 dari 'Enūma Anu Enlil'-catatan Venus dari Ammi saduqa- tentang kemunculan Venus yang terlihat di langit selama hampir 21 tahun, hal ini juga menjadi bukti bahwa fenomena kemunculan planet yang terlihat di langit terjadi secara berkala. Segi empat Astrolabe tertua yang ditemukan di catatan, tertanggal tahun 1100 sebelum masehi. Mul-Apin sebuah catatan kuno yang berisi katalog bintang dan rasi bintang dan juga skemanya untuk memprediksi waktu terbitnya matahari dan juga tentang tata letak planet-planet, panjang waktu satu hari yang diukur dengan jam air, Gnomon, bayangan dan juga sisipan-sisipan astronomi.
Teks GU bangsa Babilonia berisi tentang pengaturan letak bintang-bintang dalam suatu ‘string’ yang berada di sepanjang lingkaran deklinasi sehingga dapat dihitung ukurannya serta interval waktunya, juga untuk menilik bintang zenith yang dipisahkan oleh perbedaan yang terlihat.

Kedokteran
Catatan tertua tentang ilmu kedokteran ditemukan pada abad ke-2 sebelum masehi saat dinasti Babilonia pertama. Teks medis Babilonia yang terkenal luas berjudul Diagnostic Handbook yang ditulis oleh seorang dokter bernama Esagil kin Apli dari Borsippa pada masa pemerintahan Raja Adad Iddina Apla.
Bersama dengan ilmu kedokteran kontemporer mesir kuno, orang Babel memperkenalkan konsep diagnosis, prognosis, pemeriksaan fisik dan pemberian resep. Selain itu, The Diagnostic Handbook juga memperkenalkan metode terapi dan aetiologi serta penggunaan empirisme, logika dan rasionalitas dalam hal diagnosis, prognosis dan juga terapi. Catatan tersebut juga berisi daftar gejala-gejala medis dan juga pengamatan empiris yang detail dengan aturan logika yang digunakan untuk menggabungkan gejala yang diamati dari seorang pasien dengan diagnosis dan prognosis. Gejala-gejala dan penyakit-penyakit diobati melalui terapi dengan penggunaan perban, krim serta pil. Jika pasien tidak dapat diobati secara fisik, para dokter Babel terkadang melakukan eksorsisme untuk membersihkan jiwa pasien dari segala macam kutukan dan ilmu sihir.
The Diagnostic Handbook ditulis berdasarkan aksioma-aksioma dan juga asumsi-asumsi logis, termasuk pandangan moderen tentang pemeriksaan dan pemeriksaan gejala pasien yang memungkinkan para dokter mengetahui penyakit yang diderita oleh pasien, aetiologi dan perkembangannya juga seberapa besar kemungkinan pemulihan pasien tersebut. Esagil kin Apli menemukan berbagai macam penyakit dan mendeskripsikan gejala-gejalanya dalam teksnya. Teks tersebut berisi berbagai jenis penyakit epilepsi dan penyakit lain yang saling berhubungan bersama dengan diagnosis dan prognosisnya. Kemudian dalam beberapa waktu, ilmu kedokteran Babel semakin menyerupai kedokteran Yunani dalam banyak hal.
Sastra
Ada beberapa perpustakaan yang di bangun di beberapa kota dan di dalam kuil, sebuah pepatah Sumeria kuno menegaskan “dia yang akan unggul menjadi seorang ahli tulisan, harus bangkit bersama fajar”.
Ada banyak karya sastra dari Babilonia yang terkenal di seluruh dunia. Yang paling terkenal adalah Epic of Gilgamesh yang terangkum dalam 12 buku yang diterjemahkan dari bahasa Sumeria asli oleh Sin Liqi Unninni yang disusun berdasarkan prinsip astronomi. Tiap divisi dari buku-buku tersebut berisi cerita tentang petualangan Gilgamesh yang menjadi tokoh sentral dari keseluruhan cerita.

0 komentar:

Post a Comment