This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Monday, December 24, 2012

Kekuasaan Inggris di India

Kedudukan Perusahaan Hindia Timur Inggris perlahan semakin kuat di India. Orang Inggris mulai menguasai masyarakat India, menjadi kasta penguasa di negeri itu.
Pada 1750, Perusahaan Hindia Timur Inggris menguasai perdagangan yang sangat menguntungkan antara Inggris dan India, dan Timur Jauh. Para pejabatnya adalah pengusaha terampil yang memiliki banyak pengetahuan tentang India, didapat dari orang India yang mereka pekerjakan. Mereka bersahabat dengan banyak pengeran India, dan membentuk kesepakatan dengan kawan maupun lawan penguasa Moghul yang sedang merosot kekuasaannya. Banyak orang Inggris di India hidup seperti para pengeran. Dengan bekerja pada Perusahaan Hindia Timur Inggris, banyak di antaranya menjadi sangat kaya. Beberapa diantara para nabob ini membangun rumah mewah di Kalkuta dan tempat lainnya, yang dirancang oleh para arsitek Inggris dan dilengkapi dengan barang mewah dari Inggris, India, dan wilayah jajahan lainnya. Di Kalkuta, mereka mengadakan pertemuan, jamuan teh, dan pesta dansa, seolah berada di Inggris. Perlahan para istri dan keluarga mereka pergi ke India untuk berbagi cara hidup Inggris ini.
Namun, beberapa orang Inggris tertarik dengan kesenian, kebudayaan, dan arsitektur Inida. Mereka memilih berpakaian India, paling tidak di rumah. Mereka memelajari bahasa Hindi serta agama dan tulisannya, lalu membawa kembali berbagai pemikiran India ketika pulang ke Inggris.
Perluasan Wilayah Inggris
Pada 1780, Perusahaan Hindia Timur Inggris menguasai banyak wilayah India yang kaya. Namun pada 1784, pemerintah Inggris menghentikan perluasan wilayah lebih lanjut. Para pemimpin perusahaan berpikir sebaliknya. Ketika berbagai negara di India saling berperang, perusahaan kerap melibatkan diri. Sekitar tahun 1800, ambisi Napoleon Bonaparte untuk mendirikan imperium di India mengkhawatirkan orang Inggris. Akhirnya, pemerintah Inggris mengubah kebijakannya. Antara 1803 dan 1815, perusahaan memerangi orang Maratha yang memerintah bagian tengah India dan menghancurkan kekuatannya. Pada banyak kasus, mereka mengadakan “pendekatan lunak”, yaitu memanfaatkan perdagangan dengan memberikan hak istimewa bagi negara India tertentu dan menempatkan pasukan di sana untuk memberikan perlindungan.
Perusahaan memerangi Burma (Myanmar), di mana para penguasa setempat mengancam Bengali. Perusahaan juga berperang di Perbatasan Barat-laut dan di Afghanistan, di mana mereka kuatir akan pengaruh Rusia. Pada 1843-1849, mereka menyerang Sind dan Punjab. Ketika satu dinasti jatuh, atau sebuah negara memiliki pemerintahan yang lemah, perusahaan pun melibatkan diri. Selama 1830-an, gubernur perusahaan dengan angkuh tidak memedulikan tradisi orang India dan mengirim para misionaris untuk menyebarkan agama Kristen di India. Perusahaan membangun jalan, rel kereta api, dan gedung. Mereka juga memperluas usaha orang Inggris, bersikeras menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pendidikan dan dunia usaha. Akibatnya, perlawanan bangsa India terus menguat.
Pemberontakan India
Timbul persoalaan di kalangan para sepoy, yaitu prajurit India dalam ketentaraan perusahaan. Dipicu oleh wabah kelaparan yang mengerikan, Pemberontakan India dimulai pada tahun 1857. Beberapa kota, termasuk ibukota Delhi, direbut oleh kaum sepoy. Terjadi pembantaian atas orang Inggris, pria, wanita, dan anak-anak. Pemberontakan ini ditindas dengan kejam oleh pasukan Inggris. Setiap pihak mulai saling mencurigai. Orang Inggris mulai hidup terpisah, sementara orang India “bertahan di posisinya”. Pemerintah Inggris mengambil alih Perusahaan Hindia Timur pada 1858, kemudian membubarkannya. Karena India kemungkinan adalah wilayah jajahan Eropa yang terkaya dan termaju, Inggris harus bersusah payah untuk tetap menguasainya.

Jepang dan Asia Tenggara Abad ke-18

Asia perlahan disusupi oleh orang Eropa, yang berusaha menguasai perdagangan. Selama abad ke-18, kawasan perdagangan ini berubah menjadi pertempuran politik.
Sejak tahun 1603, Jepang dikuasai oleh para shogun Tokugawa, yang mengatur negeri itu dengan ketat, mengucilkannya dari negara lain. Namun, mereka juga membawa perdamaian dan keamanan. Di bawah pemerintahannya, Jepang menjadi negara makmur. Jumlah penduduk bertambah dari 20 juta menjadi 30 juta dalam waktu 150 tahun. Hasil pertanian meningkat pesat. Kota-kota menjadi makmur, demikian pula dengan perdagangan dan kelas pedagang. Para pengrajin terampil membuat berbagai barang indah, khususnya pakaian dan tenunan. Banyak penduduk Jepang mengelola pendidikan dengan baik.
Namun, Jepang juga memiliki masalah. Banyak orang Jepang meninggalkan desa dan memadati daerah perkotaan, sementara kaum samurai terjerat utang. Pajak tinggi menyebabkan kerusuhan. Banyak kejahatan kecil dihukum mati. Pada 1740-an, shogun pencerahan Yoshimure (1684-1751) mencabut banyak hukum yang keras dan mengizinkan masuknya buku-buku Eropa ke negeri itu. Namun pada 1760-an terjadi wabah kepalaran, gempa bumi, dan berbagai pemberontakan. Gerakan penentang shogun pun semakin banyak. Sejumlah pedagang Belanda adalah satu-satunya kelompok asing yang diizinkan mengunjungi Jepang. Mereka diperlakukan dengan hina. Namun karena perdagangan di sana menghasilkan banyak keuntungan, orang Belanda menerima saja penghinaan itu.
Asia Tenggara
Di Asia Tenggara, tidak ada larangan seperti di Jepang. Para pedagang rempah-rempah dari Arab dan Eropa telah mengunjungi kawasan ini sejak Abad Pertengahan. Kemudian orang Eropa mendirikan sejumlah pos perdagangan. Orang Belanda menguasai Asia Tenggara, menduduki Jawa, dan mendirikan pos dagang di banyak pulau di Hindia Timur Belanda (kini Indonesia). Beberapa negara yang dikuasai kaum Muslim di Hindia Timur bersahabat atau dikuasai oleh Belanda.
Selama abad ke-18, kawasan dagang ini berubah menjadi pertempuran politik. Inggris semakin berminat terhadap kawasan ini. Pada tahun 1762, mereka memaksa Spanyol menyerahkan monopoli mereka atas jalur laut menuju Amerika Latin. Pada tahun 1786, mereka menguasai Penang di Malaya. Kemudian pada tahun 1795, mereka merebut pelabuhan Malaka dari tangan Belanda.
Selama Perang Napoleon, Inggris menduduki Batavia (Jakarta), pusat pemerintahan Belanda di Jawa. Namun, mereka mengembalikannya setelah Belanda mengakui kekuasaan mereka atas Malaya. Pada tahun 1819, Sir Thomas Stamford Raffles (1781-1826) mendirikan Singapura sebagai pelabuhan bebas, dan memberikan hak istimewa kepada para pedagangnya sendiri. Daerah ini menjadi tempat persinggahan penting bagi perdagangan dengan Cina, dan dengan cepat menjadi pusat perdagangan utama di kawasan ini. Barang-barang dari Inggris dan India dibawa ke timur, sementara barang-barang dari Cina dan Hindia Timur dikirimkan ke Barat.
Perang Lokal
Negara-negara Eropa terlibat dalam peperangan di antara negara-negara Asia Tenggara. Mereka menggunakan konflik lokal untuk menyelesaikan perselisihan di antara orang Eropa sendiri. Orang Inggris, Prancis, dan Belanda beberapa kali bentrok di Siam (sekarang Thailand), sekalipun Siam sendiri tetap merdeka. Antara tahun 1824 hingga 1826, pecah Perang Inggris-Burma setelah Burma mendukung musuh-musuh Inggris yang tinggal di tanah Bengal yang dikuasai Inggris. Orang Eropa perlahan membuat berbagai daerah di Asia Tenggara bergantung pada mereka. Pada tahun 1820, orang Eropa memiliki pijakan kuat di Asia Tenggara.

Industri: Awal Revolusi

Revolusi Industri, yang dimulai di Inggris di bidang industri tekstil, membawa perubahan yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Kota, pertambangan, terusan, dan pabrik mengalami kemajuan pesat.
Pada awal abad ke-18, sebagian besar orang masih membuat barang secara tradisional, biasanya dengan tangan, di rumah atau di bengkel kerja kecil. Kaum pria menjadi tukang kayu, pandai besi, dan tukang tenun. Lainnya menjadi buruh tani guna menghidupi keluarga mereka. Kaum wanita bekerja di rumah, memelihara ternak, membersihkan kandang domba, dan menenun wol menjadi benang untuk pakaian. Revolusi Industri mengubah segalanya. Banyak orang berpindah ke kota untuk bekerja mencari nafkah sementara para majikan berusaha meningkatkan keuntungan dengan memulai produksi berskala besar.
Revolusi Industri dimulai di Inggris di bidang tekstil. Mesin, yang dijalankan dengan kincir air, mempercepat pemintalan, penenunan, dan penyelesaian pakaian. Penggilingan dan pabrik besar didirikan. Sejumlah kota baru bertumbuh di berbagai daerah seperti Yorkshire dan Black Country di Inggris, atau Lembah Ruhr di Jerman. Kota-kota industri, seperti Birmingham, Newcastle, Lille, Leipzig, dan Rotterdam meluas dengan cepat. Sebuah jaringan terusan dibangun untuk mengangkut barang secara efisien. Mesin uap segera dikembangkan. Thomas Newcomen (1663-1729) membuat mesin uap pada tahun 1712 untuk memompa air di daerah pertambangan. Pada tahun 1776, James Watt (1736-18191) dan Matthew Boulton membuat mesin uap untuk menjalankan mesin. Pada tahun 1709, Abraham Darby mulai melelehkan besi di dalam tanur dengan menggunakan kokas. Edmund Lee menciptakan kincir angin berkipas pada 1745. Kincir ini digunakan untuk memompa air dan menggiling gandum. Pada 1764, James Hargreaves menciptakan mesin pemintal benang, spinning jenny. Eli Whitney dari Amerika Serikat juga mematenkan mesin pemisah biji kapas pada 1794.
Inggris dikenal sebagai “bengkel dunia”. Revolusi Industri dimulai di Inggris. Tidak seperti sebagian besar Eropa, Inggris tidak porak-poranda akibat peperangan. Inggris memiliki persediaan bijih besi dan batu bara berlimpah, cepat mengembangkan sistem terusan, memiliki banyak buruh murah (karena penutupan pertanian), dan memiliki dana besar dari keuntungan di negeri jajahan.
Lonjakan Industri Inggris
Tahun-tahun Penting
1709
Abraham Darby menciptakan tanur
1712
Thomas Newcomen membuat mesin uap untuk digunakan di pertambangan
1733
John Kay memerkenalkan mesin tekstil mekanik
1759
Pabrik porselen Wedgwood dibuka di Inggris
1764
Mesin pemintal benang diciptakan James Hargreaves
1769
Thomas Arkwright menciptakan mesin pemintal yang digerakkan air
1769
Nicolas Cugnot membuat kendaraan yang digerakkan uap
1773
Arkwright membangun pabrik pemintalan pertamanya
1773
Jembatan besi pertama dibangun di Coalbrookdale, Inggris. Eli Whitney menciptakan mesin pemisah biji kapas di Amerika Serikat
Pada tahun 1815, produksi batu bara, tekstil, dan logam Inggris setara dengan gabungan hasil suluruh bagian Eropa lainnya. Diperlukan waktu seabad untuk mencapai hasil itu. Perubahan sosial yang luas biasa besar terjadi ketika penduduk berpindah dari desa ke kota. Keluarga dan desa terpecah-belah, sementara para buruh dieksploitasi habis-habisan oleh para pemilik pabrik yang berkuasa. Banyak anak meninggal ketika bekerja di pertambangan dan penggilingan. Perlahan, terbentuk kelas industrialis kaya baru, demikian juga dengan para manager dan kaum profesional. London menjadi ibukota keuangan Eropa. Barang manufaktur diekspor ke seluruh dunia. Sementara bahan mentah seperti sutera, katun, dan kayu dibawa ke pelabuhan-pelabuhan baru seperti Liverpool dan Glasgow, kemudian dibawa ke pedalaman melalui terusan.
Revolusi Pertanian dan Revolusi Industri awal berjalan beriringan. Pabrik-pabrik memasok mesin dan peralatan baru kepada para petani, sementara para petani menjadi seperti pengusaha yang menjual produk mereka ke penduduk kota yang terus meningkat jumlahnya. Hubungan pribadi dalam kehidupan pedesaan dan perdagangan lokal diganti dengan transaksi keuangan, perantara, dan kontrak. Terbentuklah dunia baru dan kota baru.

India dan Perubahan

Selama abad ke-18, India mengalami kehancuran akibat peperangan dan campur tangan asing. Kerajaan Moghul digantikan oleh penguasa Inggris.
Pada tahun 1707, Sultan Moghul, yaitu Aurangzeb, wafat. Selama periode pemerintahannya yang panjang, ia menghabiskan bertahun-tahun untuk memelihara kekuasaan dan menyatukan kerajaan. Toleransi agama yang pernah didorong pendahulunya, Akbar yang Agung, telah hilang. Setelah kematian Aurangzeb, India terjebak dalam perang satu abad ketika berbagai kelompok berusaha memperoleh kekuasaan. Para penguasa lokal, yang diberi tanggung jawab oleh para sultan Moghul untuk melindungi wilayah yang jauh dari ibukota, justru mendirikan kerajaan pribadi di Oudh, Hyderabad, dan Bengal. Di India barat dan Punjab, pemberontakan dicetuskan oleh negara Maratha Hindu dan para pengeran Sikh.
Antara tahun 1740 dan 1760, orang Maratha Hindu menaklukkan India bagian tengah. Mereka merebut sebagian besar wilayah Moghul. Namun, usaha mereka untuk mengambil alih Kesultanan Moghul sepenuhnya pada tahun 1761 digagalkan oleh para penyerbu Afghan.
Pada tahun 1739, orang Persia di bawah pimpinan Nadir Shah (1688-1747) menyerang wilayah utara dan menjarah Delhi, ibukota Moghul, dan membunuh 30.000 penduduk. Orang Sikh di Punjab mendapat kemerdekaan semu pada 1762. Nisam dari Hyderabad merebut wilayah banyak wilayah di India tengah dan selatan. India benar-benar mengalami kekacauan.
Inggris Mengambil Alih India
Kesultanan Moghul yang rapuh juga diancam oleh orang-orang Eropa yang ambisius. Perusahaan Hindia Timur Inggris dan Prancis memperoleh wilayah yang luas di India, berpusat di pos-pos dagang mereka yang menguntungkan. Mereka bersekutu dengan para pemimpin India yang bermusuhan, dengan cara melakukan diplomasi, penyuapan, dan pamer kekuasaan. Prancis mendapat tanah Moghul di selatan India dari Nawab (penguasa lokal) Hyderabad, sebagai imbalan atas dukungan militernya. Inggris bersekutu dengan orang Maratha dan Mysore. Jenderal Inggris, Robert Clive (1725-1774), memerangi dan mengalahkan orang Prancis pada tahun 1752. Kemudian, pada tahun 1756, penguasa Bengal merebut pangkalan Inggris di Kalkuta. Pada tahun berikutnya, kemenangan Inggris di Plassey membuat mereka menguasai Bengal kembali. Pada tahun 1761, Inggris merebut pangkalan Prancis di Pondicherry sekaligus mengakhiri pengaruh Prancis di India.
Selama 100 tahun berikutnya, Perusahaan Hindia Timur Inggris mendapat banyak wilayah, atau memaksa negara-negara merdeka untuk mematuhi mereka. Baru pada tahun 1858, Raj India, pemerintahan perusahaan di India, diambil alih oleh pemerintah Inggris. Ratu Victoria dijadikan Maharani India.
Kejatuhan India
Antara tahun 1707 dan 1858, India mengalami periode peperangan dan kekacauan, diikuti oleh pengambilalihan bertahap oleh Inggris. Ketika Inggris berkuasa, mereka berusaha menghentikan apa yang mereka anggap sebagai kebiasaan buruk orang India. Salah satunya adalah thugge, yaitu anggota sebuah sekte Hindu yang menyerang para pengelana, lalu mencekiknya sebagai korban bagi Kali, dewi kematian dan kehancuran.
Pada awal abad ke-19, Inggris menaklukkan orang Maratha dan menyerbu India tengah, Sind, dan Punjab (sekarang Pakistan). Para misionaris Kristen diizinkan masuk sejak tahun 1813, jalan dibangun, dan dibentuk satu kelas orang India berpendidikan Inggris untuk membantu mengelola negeri yang luas ini. Masih terdapat banyak negera kecil yang merdeka, tetapi mereka dapat bertahan apabila mematuhi orang Inggris. India belum dipersatukan, tetapi negeri ini berada di bawah kekuasaan Inggris.

Berakhirnya Perbudakan

Banyak koloni Eropa di Amerika sangat bergantung pada tenaga budak. Pada pertengahan abad ke-18, banyak pihak mulai mempertanyakan moralitas masalah ini.
Sepanjang abad ke-18, Inggris, Prancis, dan Spanyol menjadi makmur berkat pajak dan keuntungan dari wilayah koloni. Sebagian besar kemakmuran ini adalah hasil kerja para budak. Denmark, Swedia, Prusia, Belanda, dan Genoa (Piedmont) juga berdagang budak. Penduduk Afrika dijual sebagai budak kepada orang Eropa oleh para pedagang budak dan penguasa setempat, yang melihat perdagangan budak sebagai cara untuk menghukum para penjahat, menyingkirkan musuh atau tawanan, serta menjadi kaya raya. Tidak seorang pun tahu berapa jumlah orang yang dijual sebagai budak. Sejarawan memperkirakan 45 juta orang budak dikapalkan dari Afrika antara 1450 dan 1870, meski hanya 15 juta orang yang selamat. Banyak orang Eropa tidak menyukai perbudakan, tapi saat itu mereka meyakini bahwa inilah satu-satunya cara untuk menyediakan tenaga kerja bagi perkebunan di tanah jajahan.
Untungnya, sejumlah orang menyatakan protes, berpendapat bahwa perbudakan bertentangan dengan hukum Tuhan dan kebenaran manusia. J.J. Rousseau, filsuf Prancis, menulis dalam Kontrak Sosial pada 1764, “Manusia dilahirkan sebagai orang bebas, tetapi di mana pun ia dibelenggu.” Tulisannya menginspirasi revolusi di Prancis dan Amerika. Kebebasan individu mulai dipandang sebagai hak sosial, bukan hadiah dari raja. Berbagai pemikiran Rousseau juga menginspirasi orang untuk berjuang demi orang lain yang tidak dapat membantu dirinya sendiri. Para politisi, rohaniwan, dan orang biasa mulai berpikir, bagaimana membantu para budak. Namun, argumen moral tidak memiliki kekuatan sebesar keuntungan yang melatari perbudakan.
Akhir Perdagangan Budak
Antara 1777 dan 1804, perbudakan dipandang sebagai pelanggaran hukum di bagian utara Amerika Serikat. Denmark menarik diri dari perdagangan budak pada 1792 dan Inggris pada 1807. Namun, penyelundupan budak terus berlangsung. Angkatan Laut Inggris menutup perdagangan budak sejak 1815. Akan tetapi, perbudakan masih dianggap hal yang sah di tempat lain. Pemberontakan budak di koloni Prancis, Santo Domingo pada 1791-1793 mendorong penghapusan perbudakan oleh Prancis, tetapi dilegalkan lagi pada 1803. Pada 1831, pemberontakan budak di Virginia, dipimpin oleh Nat Turner (1800-1831), menyebabkan dikeluarkannya peraturan baru yang keras dan meningkatnya dukungan bagi perbudakan di antara penduduk kulit putih di selatan.
Tahun-tahun Penting
1517
Perdagangan budak regular dimulai oleh Spanyol
1592
Perdagangan budak oleh Inggris dimulia
1739
Pemberontakan budak “Maroon” Jamaika
1760-an
Perdagangan budak mencapai puncaknya
1791-1801
Pemberontakan budak di Santo Domingo yang dipimpin oleh Toussaint l’Ouvertune (1746-1803)
1792
Denmark menghapus perdagangan budak
1807
Inggris menghapus perdagangan budak
1834
Perdagangan budak dihapus di seluruh Imperium Inggris
1865
Amandemen ke-13 untuk menghapus perbudakan
1888
Brazil menghapus berdagangan budak
Para Pejuang Kemanusiaan
Di Inggris, Thomas Clarkson (1760-1846) dan William Wilberforce (1759-1833) memimpin kampanye anti-perbudakan. Pada 1807, Inggris menghapus perdagangan budak. Namun, perbudakan belum menghapus sepenuhnya. Wilberforce wafat beberapa waktu sebelum semua budak yang ada di tangan Inggris dibebaskan. Orang Eropa semakin jijik dengan perbudakan. Angkatan Laut Inggris menutup perdagangan itu dengan menghentikan kapal yang membawa budak.
Perbudakan terus berlangsung di Kuba, Kosta Rika, Brazil, dan bagian selatan Amerika Serikat. Perkebunan besar dibangun dengan tenaga budak, sehingga para pemilik perkebunan enggan mengubahnya. Eropa mulai menikmati hasil kapas dan tembakau murah dari negara di selatan Amerika Serikat yang dikerjakan para budak.
 Di Amerika Serikat, penduduk utara mendukung persamaan hak, sementara penduduk selatan ingin mempertahankan budak. Pemberontakan budak 1831 di Virginia menyebabkan dikeluarkannya peraturan keras untuk mengontrol para budak di negara-negara selatan. Perbudakan akhirnya dilarang di Amerika Serikat pada 1863, di Kuba pada 1886, dan di Brazil pada 1888. Perdagangan budak di Afrika oleh orang Arab berakhir pada 1873.

Sejarah Amerika Serikat: Migrasi ke Barat

Setelah kemerdekaan, negara baru Amerika Serikat mulai berkembang pesat. Para imigran yang baru tiba menyebar ke barat, mendesak penduduk pribumi Amerika dari tanah mereka.
Pada awal abad ke-19, Amerika Serikat masih kecil dan sangat terpengaruh oleh politik Eropa. Selama Perang Napoleon, Inggris menguasai lautan dan menutup sebagian besar jalur laut antara Amerika Serikat dengan kawasan Eropa yang dikuasai oleh Napoleon Bonaparte. Ini membantu Amerika Serikat karena Napoleon tidak dapat melindungi Louisiana, daerah jajahan Prancis yang terletak di barat Amerika Serikat sampai Sungai Mississippi. Karena Prancis menguasai perdagangan di Sungai Mississippi, orang Amerika mengadakan pembicaraan dengan mereka. Napoleon memutuskan menjual Louisiana seharga 15 juta dolar. Pembelian Louisiana menggandakan wilayah Amerika Serikat.
Perang 1812
Blokade Inggris atas Eropa juga membawa bencana bagi perdagangan Amerika. Pada 1812, Amerika Serikat menyatakan perang atas Inggris. Orang Amerika berusaha menyerbu Kanada, tetapi tanpa hasil. Mereka meraih beberapa kemenangan di laut di Great Lakes, sementara Inggris membakar habis Washington DC, ibukota Amerika Serikat yang baru. Kedua belah pihak hanya meraih sedikit kemajuan. Lelah berperang, akhirnya pada 1814, mereka menandatangani perjanjian yang mengembalikan semua wilayah taklukkan. Blokade Inggris dicabut, Perang Napoleon berakhir, dan Amerika Serikat dapat memulihkan perdagangan dan perekonomiannya.
Para Pendatang dan Pemukim
Para pemukim membanjiri Amerika Serikat setelah kemerdekaannya pada tahun 1776. Mereka berasal dari seluruh Eropa, mencari kehidupan baru di “tanah kebebasan”. Penduduk Amerika berjumlah sekitar 4 juta pada 1803, tetapi telah mencapai 31 juta pada 1816. Para pendatang pertama bermukim di negara-negara bagian timur-laut. Namun ketika jumlahnya meningkat, mereka berpindah lebih ke selatan dan barat.
Amerika Serikat mirip sebuah imperium baru, memiliki wilayah luas dan kaya sumber daya alam. Tiba-tiba “negeri terbelakang” bekas koloni timur ini menjadi “perbatasan baru”. Pada 1820, “perbatasan” ini menyeberangi Sungai Mississippi. Bagi penduduk pribumi, perluasan Amerika Serikat berarti penderitaan, sementara kemakmuran dan kebebasan para pemukim berarti kemiskinan dan pembatasan.
Jalur Air Mata
Pada 1787, penduduk pribumi Amerika dijanjikan bahwa tanah tradisional mereka hanya akan ditempati orang kulit putih jika diizinkan. Empat tahun kemudian, Presiden George Washington (1732-1799) mengubah janji ini, dan daerah demi daerah, suku-suku setempat terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Tahun-tahun Penting
1783
Penarikan Inggris dari 13 koloni
1803
Pembelian Louisiana dari Prancis
1806
Penjelajahan Lewis dan Clark mencapai Pasifik
1812-1814
Perang 1812 melawan Inggris
1819
Spanyol menyerahkan Florida kepada Amerika Serikat
1820
“Perbatasan” pemukim mencapai Sungai Mississippi
1830
Hukum Penyingkiran Indian mengizinkan pengusiran mereka secara resmi
1830
Kepala Suku Elang Hitam memimpin perang melawan para pemukim
1838-1839
“Jalur Air Mata”, Cherokee ke Oklahoma
1845
Amerika Serikat menduduki Texas
Bangsa Delaware dipaksa pindah pada 1760-an. Pada 1830-an, orang Seminole diusir dari Florida, sementara 50.000 orang Cherokee diusir dari Georgia. Sekitar 400.000 orang pribumi Amerika dipaksa pindah ke barat. Banyak di antaranya mati di “Jalur Air Mata”. Pembelian Louisiana pada 1803 memperbesar wilayah Amerika Serikat. Para prajurit dan penduduk sipil mulai membanjiri Mississippi. Banyak penduduk pribumi Amerika dipaksa bermukim di Oklahoma. Mereka tidak diterima lagi di sebelah timur Mississippi pada tahun 1820. Sekalipun Oklahoma secara resmi menadi Wilayah Indian pada 1830-an, luas wilayahnya berangsur menciut sejak 1854.
Berbagai jalur perpindahan baru dibuka, seperti Jalur Chumberland dari Baltimore ke St. Louis. Meriwether Lewis (1774-1809) ditugaskan oleh Presiden Thomas Jefferson (1743-1826) untuk menjelajahi barat. William Clark (1770-1838) berkelana bersama Lewis, mencapai kawasan pantai barat Oregon pada 1805 dan kembali untuk melaporkan penemuan mereka pada tahun berikutnya. Lewis dan Clark pergi ke barat menuju Pasifik, membuka tanah baru bagi para pemukim. Tentara membangun benteng untuk melindungi mereka, dan pemerintah mengeluarkan undang-undang yang mendukung klaim tanah mereka. Dorongan besar untuk pergi ke barat mulai terbentuk, dipicu oleh para imigran, kepentingan bisnis, dan kebijakan pemerintah.
Perekonomian Amerika Serikat berkembang. Kondisi ini menguntungkan kota-kota yang tumbuh di bagian timur, tempat industri dan dunia usaha berada. Bagian timur menjadi tulang punggung Amerika Serikat, sementara wilayah barat merupakan wilayah imperium. Sebuah negara baru dapat bergabung dengan Federasi apabila memiliki jumlah penduduk sebanyak 60.000 jiwa. Pada 1821, terdapat 23 negara bagian di dalam Federasi itu.

Zaman Renaisans

Menurut sejarah, Renaisans adalah sebuah periode yang berlangsung selama 25 sampai 50 tahun, dan tiba pada titik puncaknya kurang lebih pada tahun 1500. Masa ini ditandai oleh kehidupan yang cemerlang di bidang seni, pemikiran maupun kesusastraan yang mengeluarkan Eropa dari kegelapan intelektual Abad Pertengahan. Masa Renaisans bukan suatu perpanjangan yang berkembang secara alami dari Abad Pertengahan, melainkan sebuah revolusi budaya, suatu reaksi terhadap kakunya permikiran serta tradisi Abad Pertengahan.
Dilihat dari definisinya, kata “renaisans” menyiratkan sebuah kebangunan atau kebangkitan. Periode yang dikenal sebagai Renaisans dipandang sebagai penemuan kembali cerahnya peradaban Yunani dan Romawi (yang dianggap “klasik”) katika keduanya mengalami masa keemasan. Faktanya, sekalipun masa Renaisans banyak orang membaca kesusastraan klasik dan mempertimbangkan kembali pemikiran klasik, esensi yang sebenarnya dari Renaisans adalah lahirnya banyak pembaharuan maupun penciptaan. Universitas tumbuh di seantero Eropa, dan penyebaran gagasan tiba-tiba muncul serempak. Johann Gutenberg (1400-1468) mengembangkan mesin cetak yang mudah digunakan pada tahun 1450 dan industri penerbitan pun lahir. Salah satu pengarang yang karyanya paling laris adalah cendekiawan Belanda yang jenaka, Desiderius Erasmus (1466-1536) dari Rotterdam yang gagasan-gagasan humanisme-nya dijadikan contoh pemikiran Renaisans yang maju dan berwawasan luas.
Terlepas dari media cetak, adalah menakjubkan bahwa Renaisans terjadi dengan begitu cepat dan bahwa berlangsungnya secara menyeluruh di Eropa. Sebagai contoh, banyak nama besar dalam sejarah seni lahir pada zaman Renaisans. Di Italia ada Sandro Botticelli (1444-1510), Michaelangelo Buonarruti (1475-1564), Perugino  (1446-1523), Raphael (1483-1520), Tiziano Vecelli (1477-1526), dan Leonardo dan Vinci (1452-1519) yang sangat hebat. Seniman-seniman ini berperan dalam membuat perubahan-perubahan secara mendasar di bidang seni dengan cara mempelajari rincian dari bentuk alamiah dan kesukaran interaksi antara cahaya dan bayangan terhadap bentuk tersebut.
Di bagian utara dari Pegunungan Alpen, ada sederet nama seniman yang tidak kurang mengesankan: Hieronymus Bosch (1450-1516), Lucas Cranach (1472-1553), Albrech Durer (1471-1528), Hans Holbein (1465-1524), dan Hans Memling (1430-1495). Renaisans tidak terbatas pada seni visual. Penggubah lagu keturunan Belanda-Jerman bernama Josquin de Pres (1445-1521) menggubah Meserere mei, Deus, yang dinilai sebagai contoh terbaik yang pertama untuk lagu pengiring lagu lain.
Semua orang tersebut aktif secara serentak pada tahun 1492 ketika Christopher Columbus (1451-1506) mengadakan pelayaran pertamanya yang hebat sekali, dan Michaelangelo serta Durer masih hidup ketika ekspedisi laut yang dipimpin oleh Ferdinand Magellan (1480?-1521) mengitari bumi. Mereka membuka jalan untuk generasi-generasi seniman dan penggubah di masa depan.
Dilihat dari segi ilmiah, sebuah generasi cendekiawan yang baru lahir semasa, atau segera setelah, Renaisans. Dan, ini mengubah secara mendasar cara manusia memandang dunia. Nicolas Kopernick (Copernicus) (1478-1543) menetapkan bahwa bumi berputar mengelilingi matahari, bukan sebaliknya sebagaimana yang dipercaya selama itu. Johann Kepler (1571-1642) menguraikan hukum gerak planet. Ketika mempelajari langit dan segala isinya, Galileo Galilei (1546-1642) menemukan banyak satelit Yupiter dan cincin Saturnus. William Gilbert (1540-1603) menciptakan istilah listrik pada tahun 1600. Andreas Vesalius (1514-1564) adalah orang pertama yang menggunakan teknik-teknik operasi modern.
Renaisans merupakan tonggak sejarah kerena dengan tiba-tiba dan secara mendalam Renaisans sanggup memengaruhi begitu banyak aspek dalam perjalanan sejarah seni maupun budaya Barat.