Thursday, June 28, 2012

Pertempuran Leuctra


Dominasi Sparta atas semenanjung Yunani sama mengganggunya dengan dominasi Athena bagi negara-negara kota Yunani lainnya. Selama satu generasi sejak Pertempuran Aegospotami, orang Yunani mulai berusaha memperjuangkan kemerdekaan mereka dari Sparta. Salah satu pemimpin dari gerakan baru adalah Epaminondas (418?-362 SM), putra raja Thebes, sebuah negara-kota Yunani lainnya. Sejak kecil, Epaminondas terpaksa harus tinggal sebagai seorang tawanan di Sparta, untuk menjamin ayahnya tetap bersikap baik terhadap Sparta. Sebagai seorang pengamat yang tajam atas perilaku manusia dan taktik militer, Epaminondas secara dekat mempelajari bangsa Sparta, dan akhirnya memahami mengapa Sparta dikenal memiliki para perajurit terbaik pada masa itu.
Ketika ia menjadi raja Thebes yang memang menjadi haknya, Epaminondas menolak untuk membayar pajak kepada Sparta. Ia kemudian menghadapi apa yang sangat ditakuti oleh setiap pemimpin Yunani, yaitu sebuah invasi Sparta dan dalam wilayahnya. Pasukan Theba disiapkan sejauh 16 kilometer di sebelah barat Thebes, yang sekarang adalah Voiotia, Yunani. Pasukan Sparta terdiri dari 11.000 orang pria, sementara pihak Theba memiliki sekitar 6.000 prajurit. Bukan hanya banyak kesulitan yang menghadang mereka, melainkan baik orang Thena maupun orang Yunani tahu bahwa prajurit Sparta tidak terkalahkan sejak Pertempuran Thermopalayae, 110 tahun sebelumnya. Akan tetapi, Epaminondas memiliki gagasannya sendiri menganahi ketangguhan orang Sparta.
Orang Sparta menggelar barisannya sesuai dengan tradisi mereka, dimana prajurit terbaik ditempatkan di sayap kanan. Epaminondas melakukan yang sebaliknya, yaitu dengan menempatkan orang terbaiknya di sayap kiri, sehingga langsung berhadapan dengan prajurit terbaik Sparta. Ia juga mengatur sayap kanannya dalam sebuah barisan yang ditempatkan agak jauh dari Sparta sehingga mengurangi keharusan bertarung secara berhadapan langsung seperti biasanya. Sayap kiri Theba, yang diatur dengan formasi lebar 24 meter dan panjang 46 meter dengan cepat menerobos sayap kanan Sparta. Pihak Sparta bertarung dengan gigih dan berani, tetapi tidak membuat inovasi taktik untuk merespons serangan ini. Dalam beberapa jam, Epaminondas telah mengalahkan Sparta yang kehilangan 2.000 prajuritnya, termasuk Cleombrotus, raja Sparta. Kerugian di pihak Theba tidak tercatat, tetapi diyakini lebih sedikit. Pada akhir hari itu, pihak Thebes telah muncul sebagai kekuatan militer baru di Yunani. Pertempuran ini juga menegaskan bahwa mengatur gerakan prajurit bisa mengalahkan prajurit yang paling kuat sekalipun.

0 komentar:

Post a Comment