Tuesday, October 2, 2012

Sejarah Benin dan Zimbabwe

Benin merupakan kerajaan maju di kawasan hutan tropis Afrika barat. Zimbabwe adalah pusat penambangan emas di dataran tinggi berumput di Afrika tenggara.

Benin Kuno
Benin terletak di lokasi yang kini adalah bagian tenggara negara Nigeria. Benin merupakan kerajaan hutan paling lama di wilayah hutan hujan Afrika barat. Ibukotanya, Benin City, didirikan sekitar 900 M dan mencapai puncak kemakmuran pada abad ke-15. Kota itu memiliki jalan lebar dengan barisan rumah kayu besar yang dikelilingi dan dilindungi oleh tembok sepanjang 40 kilometer. Istana oba (raja) dihias dengan beragam piagam dan pahatan perunggu. Para pedagang kota yang sibuk menjual pakaian, gading, logam (terutama perunggu), minyak kelapa, dan lada. Benin terkenal akan karya seni, khususnya pahatan yang menggunakan tembikar, gadingm, atau kulit hewan.
Benin menjadi makmur di bawah pemerintahan Oba Eware Agung, yang berkuasa pada 1440-1473. Ia mendominasi dan memperluas wilayah Benin. Di negara Afrika yang saling berperang, biasanya tawanan dijadikan budak, tetapi Benin menghindari kebiasaan seperti itu. Jadi, ketika bangsa Portugis mulai membeli budak dari Afrika barat pada abad ke-16, Benin tidak ikut dalam perdagangan budak. Keadaan ini melindungi Benin dari penjajahan bangsa Eropa hingga tahun 1897.
Zimbabwe Kuno
Zimbabwe menjadi makmur berkat cadangan tembaga dan emas yang besar. Digali dari seribu lebih pertambangan, sebagian besar komoditas ini dibeli oleh para pedagang Arab di pantai timur sejak abad ke-10. Bangsa Zimbabwe membangun satu-satunya kota di Afrika bagian selatan. Zimbabwe sangat terkenal dengan kota berdinding, Zimbabwe Raya, yang dibangun antara 1100-1400. Namun, hanya sedikit yang diketahui tentang bangsa Zimbabwe. Mereka bukan bangsa prajurit yang hebat. Maka, Zimbabwe tidak memperluas wilayahnya dengan cara-cara militer.
Sekitar tahun 1450, Zimbabwe menjadi bagian Kerajaan Shona pimpinan Dinasti Rozvi (Mwenemutapa), yang dinamakan menurut nama pemimpin besarnya, Mwene Mutapa. Kerajaan pejuang ini merebut sebagian besar wilayah Zimbabwe dan Mozambik modern. Shona melanjutkan perdagangan emas dan tembaga dengan banga Arab dan menjadi kaya. Keadaan ini berubah ketika para pemukim Portugis berusaha menguasai wilayah pertambangan. Rozvi menentang usaha ini selama beberapa waktu. Namun pada tahun 1629, daerah penabangan akhirnya jatuh ke tangan bangsa Portugis. Meski demikian, dinasti Rozvi tetap bertahan hingga era 1830-an.

0 komentar:

Post a Comment