Tuesday, October 2, 2012

Dunia Ksatria Abad Pertengahan


Para ksatria adalah prajurit penunggang kuda terlatih dan berasal dari kelompok bangsawan. Mereka berperan penting dalam Perang Salib dan perang lainnya selama Abad Pertengahan.
Tahun-tahun Penting
1095
Paus Urbanus II menyerukan Perang Salib
1113
Ksatria Hospitaller didirikan
1118
Ksatria Templar didirikan
1208
Perang Salib Albigensia melawan kaum Chatar
1227
Perang Salib Teutonik melawan orang Lithuania penyembah berhala
1291
Berakhirnya Perang Salib di Palestina
1312
Ksatria Templar dibubarkan oleh Raja Perancis
Sebagai imbalan atas tanah, gelar, dan kekuasaan yang mereka peroleh, para bangsawan memberikan bantuan militer kepada raja. Mereka cukup kaya untuk memiliki kuda besar, baju besi, dan pembantu. Tidang jarang, anak laki-laki para bangsawan yang lebih muda menjadi ksatria guna meraih kekayaan maupun kehormatan, karena anak laki-laki sulung biasanya mewarisi tanah ayahnya. Peran para ksatria sangat penting saat Perang Salib. Beberapa diantaranya ikut berperang untuk memperoleh kekuasaan dan tanah, sedangkan lainnya murni demi alasan keagamaan, yaitu untuk melindungi para peziarah. Namun, dunia ksatria bukan sekadar masalah berperang. Seorang ksatria diharapkan berbudaya, adil, terhormat, suka membantu yang lemah dan melindungi orang miskin. Inilah yang dikenal sebagai sikap ksatria, sekalipun banyak ksatria yang tidak menjalankan prinsip ini.
Kehidupan Seorang Ksatria
Seorang anak laki-laki memulai pelatihan pada usia sekitar tujuh tahun, dengan menjadi pesuruh seorang ksatria atau bangsawan. Pada usia 14 tahun, ia menjadi pembantu, melayani di meja makan, dan membantu tuannya mengenakan baju baja serta menemaninya ke medan perang. Kemudian, jika melaksanakan tugasnya dengan baik, ia akan diangkat sebagai seorang ksatria. Para ksatria melatih keterampilan dalam acara perang-perangan yang disebut turnamen. Dalam turnamen, kebanyakan ksatria membawa sapu tangan atau sarung tangan dari seorang putri, untuk menunjukkan bahwa mereka bertarung demi putrid itu. Richard I dari Inggris dan Louis IX dari Perancis dikenal karena mendukung sikap ideal yang romantik mengenai sikap ksatria. Selama Perang Salib, beberapa ksatria mengambil sumpah biarawan untuk hidup dalam kesucian dan kemiskinan. Mereka kemudian bergabung dengan ordo-ordo militer, seperti Ksatria Templar, Hospitaller (St. Yohanes), dan Teotonik. Para Ksatria Templar sangat dipercaya sehingga orang-orang menitipkan uang kepada mereka. Maka, pada ksatria ini menjadi banker dan berkedudukan sangat kuat di Eropa. Namun, pada tahun 1312, Ksatria Templar dibubarkan karena melakukan kesalahan, seperti tidak jujur dalam berbisnis dan dianggap bidaah.
Pada 1227, Ordo Ksatria Teutonik Jerman dikirim untuk melakukan kolonisasi di Prusia (kini Rusia barat, Polandia, dan Lithuania). Ksatria lainnya menjalankan misi di Eropa, seperti Perang Salib Albigensia. Mereka dikirim oleh paus untuk mengalahkan kaum Cathar. Orang Cathar adalah orang Kristen yang tinggal di Perancis barat-daya dan berselisih dengan paus.
Sejak abad ke-14, keksatriaan menjadi lebih sebagai gelar kehormaran kerajaan dibanding peranan militer. Beberapa ksatria menjalankan tugas mulia, membantu orang yang ditimpa kesulitan, dan membawa keadilan. Ksatria lainnya lebih sibuk mencari kekuasaan atau kejayaan. Tidak jarang para ksatria berselisih. Ini menjadi salah satu alasan mengapa Perang Salib akhirnya mengalami kegagalan.

0 komentar:

Post a Comment