Saturday, October 20, 2012

Kekaisaran Ottoman


Setelah merebut Konstantinopel pada tahun 1453, Kekaisaran Ottoman segera menjadi kekuatan yang disegani di Timur Tengah dan di sekitar Laut Mediterania.
Ketika Konstantinopel jatuh ke tangan Sultan Mehmed II (Muhammad II) pada tahun 1453, kekaisaran Ottoman mulai memasuki masa keemasan. Bekas ibukota Byzantium itu berganti nama menjadi Istanbul. Istanbul menjadi pusat imperium raksasa yang di masa puncaknya sekitar tahun 1680, membentang dari Aljazair ke Persia dan dari Hongaria ke Arabia. Kekaisaran Ottoman, yang didirikan oleh Osman I pada tahun 1301, melakukan penaklukkan ke Eropa sejak tahun 1389. Bangsa Mongol menghentikan ekspansi Ottoman selama beberapa waktu. Setelah merebut Konstantinopel, Mehmed II dengan cepat menaklukkan 12 kerajaan dan 200 kota di Anatolia dan Balkan. Kemudian, Selim I merebut Suriah, Arabia, dan Mesir antara tahun 1512 hingga 1520.
Masa Kejayaan Imperium Turki
Suleiman yang Agung lahir pada tahun 1495 dan memerintah selama 46 tahun sejak tahun 1520. Ia mengubah Kekaisaran Ottoman menjadi kerajaan Islam Sunni yang makmur dan besar, terbentang di tiga benua. Ia menaklukkan Beograd dan Hongaria, tetapi gagal dalam usahanya mengepung Wina, ibukota Kekaisaran Romawi Suci. Kemudian, ia merebut Mesopotamia, Armenia, dan kawasan Kaukasus. Orang Ottoman menguasai bagian timur Laut Mediterania dan Laut Hitam–dengan demikian menguasai perdagangan di Venesia dan Genoa–serta Afrika utara dan Ukraina.
Bagi rakyatnya, Suleiman dikenal senagai Qununi, si Pemberi Hukum, karena ia memperbaharui pemerintahan dan sistem hukum Ottoman. Ia membentuk Kekaisaran Ottoman, memperkaya segala hal, dari arsitektur hingga kehidupan istana. Suleiman adalah seorang pujangga, sarjana, dan pelindung kesenian. Ia juga membangun kembali sebagian besar Istanbul. Orang Eropa menyebutnya Suleiman yang Agung karena kemegahan istananya dan kemenangan militernya di Eropa. Kemenangan ini mencakup serangkaian aksi ketika Suleiman merebut Beograd (Serbia) dan mengusir Para Ksatria Perang Salib Santo Yohannes (Hospitaller) keluar dari Rhodes pada tahun 1522. Kemenangan terbesar Suleiman diraih dalam pertempuran di Mohacs pada tahun 1526 ketika ia menghancurkan tentara Hongaria. Pasukannya dapat mengalahkan aliansi negara-negara Eropa tengah dan membunuh raja Bohemia. Pengepungannya atas Wina mengancam jantung Eropa. Kegagalan pengepungan atas Wina  mencegah serangan lebih lanjut ke Jerman dan Eropa tengah. Dengan demikian, gerakan Ottoman dihentikan. Penggunaan meriam merupakan kemajuan persenjataan baru pada masa itu. Pada tahun 1538, ia merebut kota suci Islam, Mekkah. Sementara itu, armada Turki, di bawah pimpinan perompak Barbarossa (Khairuddin Pasha), menyerang dan menghancurkan kawasan pantai Spanyol, Italia, dan Yunani.
Perang Antarkaum Muslim
Tahun-tahun Penting
1453
Pasukan Ottoman menaklukkan Konstantinopel
1460-an
Yunani, Serbia, dan Bosnia direbut
1512-1520
Selim I merebut Suriah, Arabia, dan Mesir
1522
Suleiman merebut Rhodes dari Ksatria Santo Yohannes
1526
Pertempuran Mohacs, Hongaria direbut
1529
Pengepungan Wina (gagal)
1534
Suleiman merebut Baghdad dan Armenia
1538
Suleiman merebut kota suci Mekkah
Sejak 1640-an
Kebudayaan Ottoman berkembang
1566
Wafatnya Suleiman
1600
Ottoman berangsur mengalami kemunduran
Suleiman melakukan tiga kali gerakan militer ke timur untuk melawan Kekaisaran Safavid Persia. Ini merupakan peperangan di antara kaum Muslim sendiri, yaitu antara kaum Sunni Ottoman dan kaum Syiah Persia. Suleiman merebut Baghdad. Kendati demikian, ia tidak pernah menguasai bagian timur kekaisaran. Perang antara kedua kekaisaran ini berlangsung sepanjang abad ke-16. Perang ini mengalihkan perhatian Ottoman sehingga mereka tidak bergerak lebih jauh ke Eropa.
Kemunduran
Ketika Suleiman yang Agung wafat, anaknya, Selim II, menjadi sultan. Selim lebih suka hidup bersenang-senang sementara para menteri dan jenderalnya mengelola kekaisaran. Jumlah orang Ottoman sendiri tidak banyak. Mereka bergantung pada pengambilan budak dari Rusia dan Afrika utara, serta menerapkan wajib militer bagi satu dari lima anak laki-laki dari wilayah jajahan di Eropa untuk dilatih sebagai administrator dan prajurit. Penduduk biasa dibiarkan asalkan mereka patuh dan membayar pajak. Agama Islam tidak dipaksakan kepada mereka. Orang Ottoman bergantung pada orang Yunani, Armenia, Venesia, dan orang asing lainnya sebagai pedagang yang membuat Kekaisaran Ottoman memiliki karakter internasional. Namun pada tahun 1600, kekaisaran ini berangsur mulai mengalami kemunduran.

0 komentar:

Post a Comment