Monday, December 24, 2012

Kekuasaan Inggris di India

Kedudukan Perusahaan Hindia Timur Inggris perlahan semakin kuat di India. Orang Inggris mulai menguasai masyarakat India, menjadi kasta penguasa di negeri itu.
Pada 1750, Perusahaan Hindia Timur Inggris menguasai perdagangan yang sangat menguntungkan antara Inggris dan India, dan Timur Jauh. Para pejabatnya adalah pengusaha terampil yang memiliki banyak pengetahuan tentang India, didapat dari orang India yang mereka pekerjakan. Mereka bersahabat dengan banyak pengeran India, dan membentuk kesepakatan dengan kawan maupun lawan penguasa Moghul yang sedang merosot kekuasaannya. Banyak orang Inggris di India hidup seperti para pengeran. Dengan bekerja pada Perusahaan Hindia Timur Inggris, banyak di antaranya menjadi sangat kaya. Beberapa diantara para nabob ini membangun rumah mewah di Kalkuta dan tempat lainnya, yang dirancang oleh para arsitek Inggris dan dilengkapi dengan barang mewah dari Inggris, India, dan wilayah jajahan lainnya. Di Kalkuta, mereka mengadakan pertemuan, jamuan teh, dan pesta dansa, seolah berada di Inggris. Perlahan para istri dan keluarga mereka pergi ke India untuk berbagi cara hidup Inggris ini.
Namun, beberapa orang Inggris tertarik dengan kesenian, kebudayaan, dan arsitektur Inida. Mereka memilih berpakaian India, paling tidak di rumah. Mereka memelajari bahasa Hindi serta agama dan tulisannya, lalu membawa kembali berbagai pemikiran India ketika pulang ke Inggris.
Perluasan Wilayah Inggris
Pada 1780, Perusahaan Hindia Timur Inggris menguasai banyak wilayah India yang kaya. Namun pada 1784, pemerintah Inggris menghentikan perluasan wilayah lebih lanjut. Para pemimpin perusahaan berpikir sebaliknya. Ketika berbagai negara di India saling berperang, perusahaan kerap melibatkan diri. Sekitar tahun 1800, ambisi Napoleon Bonaparte untuk mendirikan imperium di India mengkhawatirkan orang Inggris. Akhirnya, pemerintah Inggris mengubah kebijakannya. Antara 1803 dan 1815, perusahaan memerangi orang Maratha yang memerintah bagian tengah India dan menghancurkan kekuatannya. Pada banyak kasus, mereka mengadakan “pendekatan lunak”, yaitu memanfaatkan perdagangan dengan memberikan hak istimewa bagi negara India tertentu dan menempatkan pasukan di sana untuk memberikan perlindungan.
Perusahaan memerangi Burma (Myanmar), di mana para penguasa setempat mengancam Bengali. Perusahaan juga berperang di Perbatasan Barat-laut dan di Afghanistan, di mana mereka kuatir akan pengaruh Rusia. Pada 1843-1849, mereka menyerang Sind dan Punjab. Ketika satu dinasti jatuh, atau sebuah negara memiliki pemerintahan yang lemah, perusahaan pun melibatkan diri. Selama 1830-an, gubernur perusahaan dengan angkuh tidak memedulikan tradisi orang India dan mengirim para misionaris untuk menyebarkan agama Kristen di India. Perusahaan membangun jalan, rel kereta api, dan gedung. Mereka juga memperluas usaha orang Inggris, bersikeras menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pendidikan dan dunia usaha. Akibatnya, perlawanan bangsa India terus menguat.
Pemberontakan India
Timbul persoalaan di kalangan para sepoy, yaitu prajurit India dalam ketentaraan perusahaan. Dipicu oleh wabah kelaparan yang mengerikan, Pemberontakan India dimulai pada tahun 1857. Beberapa kota, termasuk ibukota Delhi, direbut oleh kaum sepoy. Terjadi pembantaian atas orang Inggris, pria, wanita, dan anak-anak. Pemberontakan ini ditindas dengan kejam oleh pasukan Inggris. Setiap pihak mulai saling mencurigai. Orang Inggris mulai hidup terpisah, sementara orang India “bertahan di posisinya”. Pemerintah Inggris mengambil alih Perusahaan Hindia Timur pada 1858, kemudian membubarkannya. Karena India kemungkinan adalah wilayah jajahan Eropa yang terkaya dan termaju, Inggris harus bersusah payah untuk tetap menguasainya.

0 komentar:

Post a Comment