Monday, December 17, 2012

Dinasti Qing Cina

Dinasti Qing didirikan oleh bangsa Manchu, yaitu bangsa Siberia yang hidup di Manchuria. Dinasti Qing memerintah Cina antara 1644 hingga 1911.

Para kaisar Dinasti Ming telah memerintah Cina sejak tahun 1368. Namun, pajak tinggi membuat pemerintahan mereka tidak populer. Pemberontakan pun pecah di banyak tempat. Kaisar Ming terakhir, Chongzhen, menggantung diri ketika petani pemberontak menguasai ibukota, Beijing. Di tengah kekacauan menyusul kematiannya, kepala suku Manchu, Dorgon, memimpin sebuah pasukan ke selatan dari tanah asalnya di Manchuria. Ia menguasai Beijing dan mendirikan Dinasti Qing (“murni”). Shunzhi, keponakannya, adalah kaisara Qing pertama.
Perlawanan terhadap orang Manchu berlanjut di provinsi selatan Cina. Butuh waktu 40 tahun untuk menundukkan seluruh Cina di bawah pemerintahannya. Orang Manchu hidup terpisah dari orang Cina di kawasan tertutup. Pernikahan antara orang Manchu dan orang Cina dilarang. Bahkan, pria Cina dipaksa memanjangkan rambut dan dikucir untuk menunjukkan bahwa mereka lebih rendah derajatnya dari orang Manchu.
Namun, baik orang Cina maupun Manchu dipekerjakan sebagai pegawai negeri untuk mengelola kekaisaran. Seiring waktu, orang Manchu mengadopsi adat istiadat Cina. Dengan cara ini, mereka diterima dengan cukup mudah. Karena jumlahnya sedikit, orang Manchu bersikap hati-hati agar tidak bertindak sewenang-wenang terhadap bangsa Cina. Mereka membawa kehidupan dan efisiensi baru ke negeri ini tanpa mengganggu kebiasaan bangsa Cina.
Imperium yang Makmur dan Kuat
Pada mulanya, orang Cina menjadi makmur di bawah Dinasti Qing. Kekaisaran maju dan perdagangan meningkat, terutama dengan Eropa. Sutera dan porselen Cina adalah yang terbaik di dunia, sementara produk katun mereka berharga murah dan berkualitas tinggi. Hasil the Cina banyak dijual ke luar negeri ketika ritual minum teh menjadi mode di Eropa pada abad ke-18.

Tahun-tahun Penting
1644
Orang Manchu mendirikan Dinasti Qing di Beijing
1644-1660
Orang Manchu menaklukkan sebagian besar Cina
1661
Pulau Formosa (Taiwan) direbut dari tangan Belanda oleh para pendukung Dinasti Ming yang kalah
1661
Kangxi menjadi kaisar Qing kedua
1674-1681
Pemberontakan di selatan, namun segera dipadamkan
1683
Pasukan Manchu merebut Pulau Formosa dari tangan para pendukung Dinasti Ming yang kalah
1689
Rusia merampas lahan perdagangan milik Cina di Siberia
1696
Orang Manchu mengalahkan bangsa Mongol di Mongolia
1717-1720
Perang melawan bangsa Mongol untuk menguasai Tibet
1750-an
Cina menyerbu Tibet dan Turkestan
1760-an
Cina menyerbu Burma, menjadikannya sebagai negara bawahan
Kekaisaran menjadi begitu makmur dan kuat sehingga para penguasanya dapat memperlakukan bagian dunia lainnya dengan semena-mena. Di bawah Kaisar Kangxi (1661-1722), para pedagang asing dipaksa berlutut ketika perintah kaisar dibacakan. Orang Manchu juga memaksa beberapa bangsa menjadi negara bawahan, seperti Tibet, Annam (sekarang Vietnam), Burma (sekarang Myanmar), Mongolia, dan Turkestan, sehingga membuat Kekaisaran Cina memiliki wilayah terluas pada masa itu. Mereka membuat perjanjian dengan Rusia mengenai masalah tanah dan perdagangan.
Sejak awal, terjadi sejumlah pemberontakan di Cina tenggara dan pada etnis minoritas, yang memprotes perpindahan orang Cina ke wilayah mereka. Namun secara keseluruhan, periode Qing membawa perdamaian, kemakmuran, dan keamanan bagi Cina. Penduduk meningkat secara dramatis dari 100 juta pada tahun 1650 menjadi 300 juta pada tahun 1800. Orang Cina (Han) menyebar ke bagian barat dan barat-daya Cina. Namun, pada akhir abad ke-18, korupsi dan kemunduran mulai terlihat.

0 komentar:

Post a Comment