Monday, December 24, 2012

India dan Perubahan

Selama abad ke-18, India mengalami kehancuran akibat peperangan dan campur tangan asing. Kerajaan Moghul digantikan oleh penguasa Inggris.
Pada tahun 1707, Sultan Moghul, yaitu Aurangzeb, wafat. Selama periode pemerintahannya yang panjang, ia menghabiskan bertahun-tahun untuk memelihara kekuasaan dan menyatukan kerajaan. Toleransi agama yang pernah didorong pendahulunya, Akbar yang Agung, telah hilang. Setelah kematian Aurangzeb, India terjebak dalam perang satu abad ketika berbagai kelompok berusaha memperoleh kekuasaan. Para penguasa lokal, yang diberi tanggung jawab oleh para sultan Moghul untuk melindungi wilayah yang jauh dari ibukota, justru mendirikan kerajaan pribadi di Oudh, Hyderabad, dan Bengal. Di India barat dan Punjab, pemberontakan dicetuskan oleh negara Maratha Hindu dan para pengeran Sikh.
Antara tahun 1740 dan 1760, orang Maratha Hindu menaklukkan India bagian tengah. Mereka merebut sebagian besar wilayah Moghul. Namun, usaha mereka untuk mengambil alih Kesultanan Moghul sepenuhnya pada tahun 1761 digagalkan oleh para penyerbu Afghan.
Pada tahun 1739, orang Persia di bawah pimpinan Nadir Shah (1688-1747) menyerang wilayah utara dan menjarah Delhi, ibukota Moghul, dan membunuh 30.000 penduduk. Orang Sikh di Punjab mendapat kemerdekaan semu pada 1762. Nisam dari Hyderabad merebut wilayah banyak wilayah di India tengah dan selatan. India benar-benar mengalami kekacauan.
Inggris Mengambil Alih India
Kesultanan Moghul yang rapuh juga diancam oleh orang-orang Eropa yang ambisius. Perusahaan Hindia Timur Inggris dan Prancis memperoleh wilayah yang luas di India, berpusat di pos-pos dagang mereka yang menguntungkan. Mereka bersekutu dengan para pemimpin India yang bermusuhan, dengan cara melakukan diplomasi, penyuapan, dan pamer kekuasaan. Prancis mendapat tanah Moghul di selatan India dari Nawab (penguasa lokal) Hyderabad, sebagai imbalan atas dukungan militernya. Inggris bersekutu dengan orang Maratha dan Mysore. Jenderal Inggris, Robert Clive (1725-1774), memerangi dan mengalahkan orang Prancis pada tahun 1752. Kemudian, pada tahun 1756, penguasa Bengal merebut pangkalan Inggris di Kalkuta. Pada tahun berikutnya, kemenangan Inggris di Plassey membuat mereka menguasai Bengal kembali. Pada tahun 1761, Inggris merebut pangkalan Prancis di Pondicherry sekaligus mengakhiri pengaruh Prancis di India.
Selama 100 tahun berikutnya, Perusahaan Hindia Timur Inggris mendapat banyak wilayah, atau memaksa negara-negara merdeka untuk mematuhi mereka. Baru pada tahun 1858, Raj India, pemerintahan perusahaan di India, diambil alih oleh pemerintah Inggris. Ratu Victoria dijadikan Maharani India.
Kejatuhan India
Antara tahun 1707 dan 1858, India mengalami periode peperangan dan kekacauan, diikuti oleh pengambilalihan bertahap oleh Inggris. Ketika Inggris berkuasa, mereka berusaha menghentikan apa yang mereka anggap sebagai kebiasaan buruk orang India. Salah satunya adalah thugge, yaitu anggota sebuah sekte Hindu yang menyerang para pengelana, lalu mencekiknya sebagai korban bagi Kali, dewi kematian dan kehancuran.
Pada awal abad ke-19, Inggris menaklukkan orang Maratha dan menyerbu India tengah, Sind, dan Punjab (sekarang Pakistan). Para misionaris Kristen diizinkan masuk sejak tahun 1813, jalan dibangun, dan dibentuk satu kelas orang India berpendidikan Inggris untuk membantu mengelola negeri yang luas ini. Masih terdapat banyak negera kecil yang merdeka, tetapi mereka dapat bertahan apabila mematuhi orang Inggris. India belum dipersatukan, tetapi negeri ini berada di bawah kekuasaan Inggris.

0 komentar:

Post a Comment