Friday, December 21, 2012

Kemunduran Dinasti Moghul India


Setelah kematian Akbar Agung, imperium Moghul perlahan merosot. Orang Maratha yang suka berperang dan orang Inggris akhirnya menghancurkan imperium ini.
Tahun-tahun Penting
1605
Jahangir menjadi maharaja selama 23 tahun
1608
Orang Inggris tiba di India
1611-1622
Nur Jahan, istri Jahangir, memerintah
1628
Shah Jehan, menjadi maharaja selama 30 tahun
1658
Aurangzeb, penguasa terbesar Moghul terakhir, memerintah selama 49 tahun
1660-an
Kebangkitan orang Maratha, melawan orang Moghul
1707
Kemunduran Moghul dimulai
Akbar, penguasa Moghul ketiga, wafat pada tahun 1605. Anaknya, Jahangir (1569-1627), menggantikannya. Jahangir tidak tertarik pada pemerintahan. Ia lebih suka berada di antara para pelukis dan pujangga. Karena itu, ia menghabiskan sebagian besar tenaga dan uangnya untuk membangun berbagai gedung megah dan taman indah. Sementara itu, istrinya yang cantik dan ambisius, Nur Jahan, memerintah negeri itu. Shah Jehan (1592-1666) menggantikan ayahnya, Jahangir, sebagai maharaja pada tahun 1628. Ia memperbesar kerajaan. Pada 1636, ia menaklukkan Dekan di India tengah. Shah Jehan mendirikan Taj Mahal di dekat Agra sebagai makam bagi Mumtaz Mahal (“Yang Terpilih dari Istana”). Gedung indah ini dibangun dengan marmer putih yang dihiasi berbagai pola batu berharga, dan diperlukan waktu 11 tahun untuk menyelesaikannya. Seluruh kompleks tersebut memerlukan waktu pengerjaan 22 tahun. Nasibnya berakhir tragis. Pada 1657, Shah Jehan jatuh sakit dan keempat putranya bertikai memperebutkan takhta. Aurangzeb (1618-1707), anak ketiga, memenjarakan ayahnya dan membunuh tiga saudaranya untuk merebut kekuasaan.
Aurangzeb menaklukkan sebagian besar wilayah India yang belum dikuasai Moghul. Namun, ia tidak dapat mengalahkan bangsa Maratha di kawasan pantai barat. Aurangzeb adalah seorang Muslim fanatik. Sebagian besar warganya adalah orang Hindu dan ia menindas mereka dengan keji. Perlawanan terhadap dirinya pun meningkat. Orang Maratha menguasai Dekan dan sejumlah pemberontakan pun meletus di seluruh India. Setelah Aurangzeb wafat pada tahun 1707, Kerajaan Moghul mulai terpecah. Selama abad ke-18, terjadi banyak peperangan. Para gubernur provinsi (nawab) menjadi lebih independen. Orang Maratha dan Inggris kemudian mengambil alih wilayah Kerajaan Moghul.

0 komentar:

Post a Comment