Friday, September 20, 2013

Perang Sipil Amerika

Sekitar pertengahan abad ke-19, Amerika Serikat adalah sebuah negara yang terpecah. Negara ini terbagi atas wilayah utara dan selatan.
Di Amerika Serikat sekitar tahun 1850, wilayah utara dipenuhi oleh kota dagang dan industri dengan jaringan kereta api. Sementara itu, wilayah selatan adalah lahan pertanian, terutama perkebunan kapas dan tembakau yang mengandalkan budak sebagai tenaga kerja. Wilayah utara melarang perbudakan.
Perbedaan ini menimbulkan perselisihan ketika undang-undang baru disusun untuk negara bagian dan teritori baru di Amerika Serikat bagian barat. Kampanye anti-perbudakan di utara mengatakan bahwa perbudakan seharusnya dihapuskan sepenuhnya. Akta Kansas-Nebraska tahun 1854 memberikan hak kepada negara bagian baru untuk memilih.
Abraham Lincoln (1809-1865) terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat pada tahun 1860. Ia adalah presiden dari Partai Republik, partai penentang perbudakan, meski ia sendiri bukan aktivis anti-perbudakan. Banyak negara bagian di selatan menolak berada di bawah pemerintahan ini. Dipimpin oleh Jefferson Davis (1808-1889) pada Desember 1860, negara bagian di selatan mengumumkan meninggalkan Union (sebutan Amerika Serikat selama Perang Sipil) dan membentuk Negara Konfederasi Amerika. Pemerintah Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka tidak memiliki hak untuk melakukan itu.
Negara-negara bagian selatan meyakini bahwa mereka memiliki hak membuat undang-undang sendiri tanpa campur tangan pemerintah federal. Mereka membutuhkan tenaga kerja budak untuk bekerja di perkebunan. Ekonomi selatan akan runtuh bila para budak dibebaskan.
Dua Kubu
Bagian utara (Union) yang terdiri atas 23 negara bagian memiliki lebih banyak penduduk, uang, dan industri dibanding dengan bagian di selatan. Utara juga menguasai angkatan laut dan mulai memblokade laut untuk mencegah wilayah selatan memperoleh bantuan atau pasokan dari luar. Sebelas negara di bagian selatan (Konfederasi) jauh lebih lemah, tetapi mereka diuntungkan karena memiliki sejumlah jenderal hebat dan semangat bertempur yang tinggi. Perang sipil mulai pecah pada 12 April 1861, ketika pasukan Konfederasi memulai pertempuran di Fort Sumter, South Carolina. Pasukan Konfederasi memenangi beberapa pertempuran di masa awal perang.
Titik Balik
Pasukan selatan memenangi pertempuran awal pada tahun 1861, termasuk di Fredericksburg dan Chancellorsville. Namun, titik balik pertempuran terjadi pada 1 sampai 3 Juli 1863 ketika pasukan Union memenangi pertempuran terbesar dalam perang saudara ini dalam Pertempuran Gettysburg. Ini adalah pertempuran paling berdarah yang pernah terjadi di tanah Amerika. Dipimpin oleh Jenderal George Meade, pasukan Union sukses menghentikan invasi pasukan Konfederasi pimpinan Jenderal Robert E. Lee (1807-1870) ke arah utara. Lebih dari 21.000 tentara Konfederasi dan lebih dari 22.000 tentara Union tewas atau terluka. Sejak peristiwa ini, kesempatan pasukan Konfederasi untuk memenangi perang terus menurun.
Akhir Perang
Pada 1864, kendari Jenderal Lee memiliki strategi perang yang hebat, Jenderal Ulysses S. Grant berhasil menguasai Richmond, ibukota Konfederasi. Jenderal Sherman melakukan perjalanan melintasi Georgia dan negara-negara bagian selatan lainnya, lalu menguasai Atlanta. Kemenangan ini diikuti dengan “perjalanan laut” sambil menghancurkan kota-kota dan lahan pertanian yang dilewatinya. Kelangkaan pasukan, senjata, dan makanan, menyebabkan Jenderal Lee menyerah pada 9 April 1865. Jenderal Lee menyerah kepada Jenderal Grant di gedung pengadilan Appomattox, Virginia. Perang sipil berakhir. Lebih dari 600.000 tentara tewas dalam perang ini, banyak di antaranya karena terjangkit penyakit seperti tifus. Lima hari kemudian, Presiden Abraham Lincoln dibunuh di Washington.
Perang Sipil Amerika menjawab dua pertanyaan besar. Pertama, Amerika Serikat adalah negara tunggal, sehingga tidak ada satu negara bagian pun yang berhak melepaskan diri. Kedua, perbudakan di selatan berakhir. Setelah perang sipil, muncul masalah tentang bagaimana wilayah selatan harus dibangun kembali, termasuk pembukaan sekolah dan jalur kereta api. Pengganti Lincoln, Andrew Johnson (1808-1875), dari Partai Demokrat, menginginkan perbaikan kondisi bagi penduduk Amerika Serikat kulit hitam. Sementara kaum Republikan menginginkan kebijakan lebih keras. Republikan menang. Penduduk di selatan menolak sebagian besar aspek Rekonstruksi. Banyak bekas budak yang ikut berperang untuk Union kembali ke rumah mereka di selatan dengan mengharap kebebasan yang lebih besar. Namun, Ku Klux Khan dan kelompok rasis lainnya memulai kampanye pembunuhan dan melancarkan aksi teror pada tahun 1866, untuk mencegah orang kulit hitam Amerika memperoleh hak-hak sipil. Pasukan Union kemudian ditarik, Rekonstukri berakhir, dan Demokrat mengambil alih wilayah selatan.

0 komentar:

Post a Comment