Wednesday, September 18, 2013

Memperebutkan Afrika

Dengan kekayaandan teknologi lebih maju, kekuatan utama Eropa mampu menaklukkan banyak wilayah di dunia dan mengklaimnya sebagai milik mereka.
Menjelang akhir abad ke-19, kekuatan Eropa tidak lagi saling bertikai untuk memperebutkan wilayah dan perdagangan di Eropa. Dengan kemunculan tiba-tiba pasukan Jerman di bawah kendali politik Otto von Bismarck, semua negara Eropa mulai melihat ke luar negeri untuk memperoleh keuntungan ekonomi. Negara-negara Eropa mulai berlomba mendirikan koloni masing-masing di Afrika. Proses ini kemudian dikenal sebagai “sengketa untuk memperebutkan Afrika”.
Inggris dan Prancis tidak diragukan memimpin perebutan kekuasaan ini, disusul oleh Jerman, Italia, dan Belgia. Terjadi banyak konflik antara Inggris dan Prancis atas koloni-koloni di Afrika bagian barat. Pada mulanya, Inggris sudah puas menguasai beberapa kota pantai dan pelabuhan. Namun pada akhir abad ke-19, Inggris telah mengambil alih seluruh wilayah yang kini adalah negara Ghana dan Nigeria, sekaligus mengontrol Sierra Leone dan Gambia.
Terusan Suez
Dibuka pada 1869, Terusan Suez dapat memangkas waktu tempuh perjalanan laut dari Inggris ke India, dari tiga bulan menjadi hanya tiga minggu. Ketika Khedive (Raja Muda) Mesir menghadapi kesulitan keuangan, Benjamin Disraelli, yang pada saat itu adalah Perdana Menteri Inggris, membeli separuh hak pengelolaan atas Terusan Suez pada 1875.
Hubungan Inggris dan Prancis memburuk ketika Inggris menduduki Mesir pada 1882 untuk melindungi kepentingan Inggris di tengah munculnya pemberontakan lokal melawan orang Eropa. Pada 1885, Jenderal Gordon dan banyak pasukan Inggris terbunuh ketika Mahdi, pemimpin di Sudan, mengambil alih Khartoum yang berada di tepi Sungai Nil Putih. Orang Italia menginvasi Eritrea (timur-laut Ethiopia), sementara Raja Leopold II dari Belgia menduduki Kongo (sekarang Zaire).
Ekspansi Berkelanjutan
Tahun-tahun Penting
1869
Terusan Suez dibuka untuk pelayaran
1875
Inggris membeli saham Mesir atas Terusan Suez
1876
Raja Leopold II dari Berlgia menguasai Kongo (Zaire)
1882
Inggris menduduki Mesir untuk melindungi Terusan Suez
1884
Negara-negara Eropa mengadakan pertemuan di Berlin untuk membagi-bagi wilayah kekuasaan Afrika
1885
Mahdi menyerang Khartoum dan menaklukkannya
1893
Prancis menguasai Timbuktu, Mali, dan Afrika bagian barat
1898
Inggris mengalahkan pasukan Mahdi di Omdurman
1899
Kekuasaan Inggris-Mesir di Sudan
1912
Kongres Nasional Afrika (ANC) dibentuk di Afrika Selatan
Perebutan kekuasaan atas Afrika menjalani proses resmi pada konferensi di Berlin pada 1884. Negara-negara Eropa membagi Afrika layaknya sebuah kue. Hanya Liberia dan Ethiopia, yang tetap merdeka, bebas dari kekuasaan Eropa. Kolonisasi di Afrika membawa dampak sangat besar bagi penduduk Afrika. Bangsa Eropa menguasai suatu daerah dengan membuat batas-batas wilayah baru tanpa memerhatikan batas wilayah negara Afrika yang sebenarnya. Bangsa Eropa juga memperkenalkan bentuk pemerintahan baru ke Afrika, tetapi hanya sedikit orang Afrika yang boleh ikut memilih. Keuntungan keuangan dari koloni di Afrika dibawa kembali ke Eropa. Orang-orang Eropa kerap mengambil alih lahan-lahan pertanian yang terbaik.

0 komentar:

Post a Comment