Friday, September 20, 2013

Perang Boxer

Di bawah pemerintahan Dinasti Qing (Manchu) yang lemah, kekaisaran Cina tampaknya  akan pecah. Ketidakpuasan atas pengaruh Barat memicu Perang Boxer pada 1900.
Imperium Cina pada masa Dinasti Manchu yang lemah dan korup didominasi oleh persaingan antar-kekuatan Eropa. Banyak kelompok kuat berjuang menghalau pengaruh asing dari negeri mereka. Namun, bangsa Cina menyadari mereka harus meniru cara Barat dan mendirikan industri baru.
Tahun-tahun Penting
1898
Reformasi 100 Hari berakhir saat kaisar wanita Cixi berkuasa. Inggris menyewa Hongkong selama 99 tahun
1900
Kedutaan asing di Beijing dikepung oleh para pemberontak Boxer. Pasukan Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang mengakhiri pemberontakan. Ratu mengungsi ke Beijing
1905
Sun Yat-sen membentuk Partai Nasionalis Cina atau Kuomintang
1911
Angkatan bersenjata mendukung pemberontakan kaum nasionalis. Dinasti Manchu berakhir dan negara republik dideklarasikan. Sun Yat-sen menjadi presiden provinsial
Pada 1898, kaum reformis berkuasa untuk waktu singkat. Undang-undang baru dibuat untuk menjadikan Cina sebagai negara modern. Mereka ingin mengubah layanan sosial dan menangani masalah harian, bukan hanya bergantung pada teks kuno yang sudah ketinggalan jaman. Mereka mendirikan universitas di Peking (Beijing) dan mereformasi angkatan bersenjata. Namun, Reformasi 100 Hari berakhir ketika permaisuri janda, Cixi (juga dikenal sebagai Tz’u-his) berkuasa. Banyak kaum reformis tewas dieksekusi.
Pada 1900, pemberontakan dimulai di Cina bagian utara melawan seluruh orang asing, terutama orang Kristen. Aksi ini dipimpin oleh kelompok rahasia yang disebut Society of Harmonius Fist atau Boxer, yang secara rahasia didukung oleh Dinasti Manchu.
Berakhirnya Dinasti Manchu
Pada 1900, kaum Boxer menyerang kedutaan Eropa di Beijing. Mereka membunuh banyak orang Eropa, terutama para misionaris, termasuk orang Cina Kristen. Mereka menyandera sejumlah kedutaan Eropa selama 2 bulan. Pasukan internasional dibentuk dari gabungan pasukan Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Jepang, dan Rusia. Awalnya, unit kecil pasukan dengan persenjataan minim tidak mampu menguasai Beijing. Pada musim panas, pasukan kedua sukses membebaskan kedutaan.
Setelah memadamkan pemberontakan, pemerintah Cina tidak mampu mencegah campur tangan kekuatan asing. Mereka mendesak menghukum para pejabat yang terlibat dalam pemberontakan, membayar ganti rugi, dan mengizinkan pasukan asing berada di kedutaan besar. Golongan terdidik Cina mulai menyusun rencana untuk menggulingkan Dinasti Manchu.
Pada 1905, Sun Yat-sen mendirikan Partai Nasionalis Cina atau Kuomintang. Sejumlah rencana rahasia dan pemberontakan diatur oleh kelompok lain. Pemerintahan Dinasti Manchu terus kehilangan kendali atas negara. Pada 1911, seorang jenderal yang berkuasa, Yuan Shikai, memberikan dukungan kepada kaum nasionalis. Kekuasaan Dinasti Manchu jatuh. Pemerintahan republik dideklarasikan.

0 komentar:

Post a Comment