Wednesday, September 18, 2013

Jepang Menjadi Kekuatan Asia

Di bawah kepemimpinan Kaisar Meiji (1852-1912), yang memegang tampuk kekuasaan pada tahun 1868, Jepang berubah bentuk, dari sebuah masyarakat yang tertutup, di mana warga negaranya dilarang membuat kontak dengan orang asing, menjadi sebuah bangsa yang amat berhasrat untuk membina hubungan dengan dunia luar, bahkan ingin menyamainya. Dalam waktu kurang dari setengah abad, Jepang mengalami kemajuan, dari feodalisme Abad Pertengahan menjadi sebuah kekuatan industrial yang modern.
Modernisasi Jepang
Upaya-upaya Meiji dalam memodernisasi Jepang awalnya mendapat tentangan dari sejumlah syogun (kaum feodal), namun mayoritas penguasa dapat melihat bahwa manfaat-manfaat dari keterbukaan negara itu untuk berdagang dengan orang asing jauh melebihi melebihi kerugian-kerugiannya. Sebelum pemerintahan Meiji, masing-masing syogun sudah memiliki pasukan bersenjata pribadi dan menjadi pemimpinnya. Namun, pada tahun 1873, kaisar membentuk sebuah pasukan nasional yang diperlengkapi dengan senjata-senjata mutakhir yang mengikuti model persenjataan pasukan Jerman. Angkatan laut, yang tidak diperlukan tatkala Jepang masih merupakan sebuah kerajaan yang terisolasi, juga dibentuk. Para cedekiawan membuat kajian lengkap mengenai sistem perundang-undangan maupun sistem pemerintahan Eropa. Dan, pada tahun 1890, didirikan Diet, sebuah parlemen yang mencontoh sistem Inggris.
Kebijakan Ekspansi
Pada masa itu, bangsa Jepang sudah memiliki lingkaran yang penuh, dari sebuah bangsa yang terisolasi seutuhnya menjadi bangsa yang sangat ingin menonjolkan dirinya sebagai sebuah kekuatan dunia. Dari Eropa, Jepang sudah menyamakan elemen-elemen pemerintahan, organisasi militer dan Revolusi Industri-nya. Selanjutnya, Jepang meniru konsep pembangunan sebuah kekaisaran yang luasnya melewati perbatasan negaranya sendiri. Bagi sebuah negara yang kebijakan politik luar negerinya senantiasa tidak memiliki kebijakan politk luar negeri, meninjolkan dirinya sendiri di seantero Asia menunjukkan sebuah langkah baru yang berani. Jepang mencaplok Kepulauan Ryuku yang menjadi tetangganya pada tahun 1870-an, dan pada tahun 1894, Jepang bergabung dengan Cina dalam Perang Cina-Jepang untuk menguasai Semenanjung Korea dan Manchuria. Pada waktu itu, dalam hal tanah, penduduk dan sumber daya, Cina amat mengungguli Jepang. Meskipun demikian, Cina berada di bawah pemerintahan Dinasti Manchu yang tidak efektif, yang perannya lebih menyerupai pemimpin boneka bagi penguasa-penguasa militer setempat. Cina adalah sebuah negara adidaya Asia hanya karena luas wilayahnya serta lokasi strategisnya. Sudah terbukti dengan sendirinya bahwa persenjataan pasukannya sangat buruk untuk sebuah perang yang besar. Ketika Jepang memenangi perang pada tahun 1894, negara ini berhasil memperoleh tempat berpijak di Asia daratan.
Hanya pengaruh Kekaisaran Rusia yang sangat besar yang menghadang upaya perluasan kekuasaan Jepang secara total atas Manchuria dan Korea. Pada bulan Pebruari 1904, Jepang menyerang kapal-kapal dan pangkalan-pangkalan Rusia di Timur Jauh. Perang Rusia-Jepang, pertikaian besar pertama pada abad ke-20, menghasilkan kekalahan yang memalukan bagi Rusia. Untuk pertama kalinya sejak Jenghis Khan, sebuah pasukan Asia dengan meyakinkan telah mengalahkan sebuah kekuatan Eropa yang utama melalui serangkaian pertempuran yang tak berkeputusan. Setelah perjanjian damai ditandatangani pada tanggal 5 September 1905, Jepang mengendalikan semua wilayah di Asia Timur Laut, menjadi kekuatan dunia pertama yang muncul di Asia di era modern. Kemenangan ini juga menetapkan Jepang sebagai kekuatan besar yang tidak boleh dipandang sebelah mata, baik dari segi politik maupun militer, dalam percaturan dunia.

0 komentar:

Post a Comment