Wednesday, September 18, 2013

Jepang Bergabung dengan Komunitas Dunia


Di pertengahan abad ke-19, Jepang masih merupakan sebuah monarki feodal yang struktur sosialnya hanya berubah sedikit selama berabad-abad. Sejak tahun 660 SM, kaisar demi kaisar secara turun-temurun memerintah Jepang. Mereka menamakan dirinya sebagai tenshi—“putra langit”. Sebagai sebuah negara kepulauan, Jepang secara geografis terisolasi dari Asia daratan—dan benar-benar terisolasi dari negara-negara lain di dunia—terabaikan seutuhnya dari aliran utama sejarah dunia. Akan tetapi, inilah kondisi yang disukai para kaisar itu. Masyarakat Jepang sangat kaku dalam pola pemikirannya dan perpindahan penduduk ke luar negeri tidak pernah dibayangkan. Benar, maklumat resmi yang dikeluarkan pemerintah Jepang pada tahun 1636 melarang warga Jepang meninggalkan tanah airnya. Pedagang-pedagang asing dilarang keras untuk berbisnis di Jepang, sekalipun setelah tahun 1842 pelabuhan-pelabuhan tertentu mulai mengizinkan kapal-kapal asing singgah untuk mengisi bahan bakar dan bahan makanan.
Kondisi terisolasi secara total ini ditakdirkan untuk berubah. Tanggal 8 Juli 1853, Komodor Angkatan Laut Amerika Matthew Calbraith Perry (1794-1858) berlayar menuju Teluk Edo dengan sejumlah kapal-kapal meriam dan sebuah pesan dari Presiden Millard Filmore (1800-1874): Jepang harus membuka pelabuhannya bagi perdagangan Amerika atau beresiko akan digempur. Komodor Perry memberi waktu kepada Jepang selama satu tahun untuk mempertimbangkan ultimatum tersebut, dan ketika ia kembali, perjanjian yang dinamakan Perjanjian Kanagawa ditandatangani pada tanggal 31 Maret 1854. Jepang akhirnya bergabung dengan komunitas dunia.
Menjelang tahun 1858, Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis sudah mendirikan pangkalan-pangkalan pemasok di Jepang namun timbul banyak keresahan. Sebelum tanggal 6 April 1868, Kaisar Mutsuhito (1852-1912) yang masih muda yang juga dikenal sebagai Meiji, serta merta melarang aktivitas-aktivitas antiasing dan memprakarsai sebuah program untuk memodernisasilan Jepang dengan mengimpor mesin-mesin dan perkakas mesin dari negara yang paling maju semasa Revolusi Industri. Tatkala Komodor Perry pertama kali mendarat di Teluk Edo, tahun 1953, teknologi Jepang sudah setara dengan Eropa di tahun 1550-an. Dalam waktu seperempat abad sejak Reformasi Meiji pada tahun 1868, Jepang sudah mengadakan industrialisasi hingga sebanding dengan Eropa dan Amerika Serikat di bidang teknologi.
Ini merupakan sebuah upaya yang dunia belum pernah saksikan, dengan perkecualian yang tidak mustahil bahwa Jepang sanggup bangkit setelah kehancuran yang diwariskan oleh Perang Dunia II. Jepang akan memasuki abad ke-20 sebagai satu-satunya kekuatan industri nomor satu di Asia.

0 komentar:

Post a Comment