Sunday, September 16, 2012

Otto I Membangun Kembali Kekaisaran Romawi Suci

Kekaisaran Charlemagne diwariskan oleh pengganti yang diharapkan, Louis yang Saleh (778-840). Setelah Louis meninggal, pertikaian antara putra-putranya mengakibatkan kekaisaran itu hancur dan terpecah-belah. Kekosongan ini diisi oleh Gereja Katolik, yang mulai memaksakan adanya kekuatan politis maupun agama yang makin besar.

Meskipun demikian, Eropa sudah mulai tenggelam ke dalam Abad Kegelapan. Perpecahan yang mendahului pemerintahan yang cemerlang dari Charlemagne sudah hadir kembali. Baik Italia maupun Perancis menjadi lahan yang kacau balau karena setiap wilayah pecahan ingin berperan. Namun, dari bangsa Jerman, muncul seorang pemimpin baru. Henry I (876?-936), yang dikenal sebagai ‘Pemburu Unggas’, merupakan seorang pemimpin yang kuat yang mengkonsolidasikan provinsi-provinsi di negara Jerman. Ia mewarisi putra sekaligus penggantinya, Otto I (912-973), sebuah landasan pemerintahan yang mengagumkan.
Otto I berusaha menyatukan negara-negara yang pernah menjadi bagian dari kekaisaran Charlemagne yang sangat luas. Sekali lagi, sama seperti Charlemagne, kewenangan yang dimiliki Otto diilhami oleh keinginan paus untuk lahirnya sebuah Eropa utara yang kuat yang akan memulihkan tatanan di Italia. Paus Yohanes XII sedang bertikai dengan raja Italia, Berengar dan menawarkan mahkota serta gelar Kaisar Romawi Suci kepada Otto seandainya ia bersedia mengalahkan Berengar dan menyatukan semenanjung itu. Setelah tawaran ini disambut, Otto I dimahkotai pada 2 Pebruari 962.
Gagasan tentang Kekaisaran Romawi Suci sudah lahir ketika kekaisaran tengah diperintah oleh Charlemagne dan sekarang dilahirkan kembali oleh pemerintahan Otto I. Kekaisaran Chalemagne terus berlangsung selama 27 tahun sesudahnya.
Kekaisaran Romawi Suci tetap hidup selama lebih dari depalan abad setelah kematian Otto. Kekaisaran Romawi Suci pada hakekatnya terdiri atas wilayah kekuasaan yang sekarang menjadi Jerman, Austria, Italia, Republik Ceko, dan wilayah tetangga. Kekaisaran tersebut terus berkuasa dan memiliki kekuatan sampai abad ke-15, dan namanya akan terus dikenal sampai tahun 1806.
Sesuai dengan tujuannya, Kekaisaran Romawi Suci menghadirkan kesatuan yang bidang politik maupun agama di Eropa tengah dengan menyatukan banyak negara. Selama beberapa abad berikutnya, semua pemerintahan adikuasa (adidaya) bermunculan di luar Kekaisaran Romawi Suci, yaitu Inggris, Perancis, dan Spanyol.
Akan tetapi, otonomi yang tetap berada di dalam masing-masing negara menghalangi timbulnya sebuah pemusatan kekuatan yang sejati pada Kekaisaran Romawi Suci.

0 komentar:

Post a Comment