Tuesday, November 20, 2012

Sejarah Amerika Utara (1460-1600)

Amerika Utara adalah kawasan yang dihuni banyak suku bangsa, dengan tradisi, cara hidup, dan kebudayaannya masing-masing. Kedatangan bangsa Eropa membawa bencana bagi mereka.

Ketika orang Eropa pertama tiba di Amerika pada abad ke-16, sudah ada jutaan penduduk pribumi Amerika yang meliputi ratusan suku dan banyak bangsa. Mereka tidak percaya bahwa mereka memiliki tanah. Mereka menganggap bahwa tanah milik bersama bagi semua suku. Setiap suku memiliki adat istiadat, bahasa, dan cara hidup sendiri, sesuai dengan tempat tinggal mereka. Sebagai contoh, di Great Plains, di mana terdapat hewan liar seperti bison dalam jumlah besar, suku Cheyenne dan Pawnee hidup sebagai kelompok pengembara, berburu, dan menjerat hewan. Para pemburu di Great Plains terkadang menyamarkan diri dengan kulit hewan ketika mencari buruan. Hewan yang ditangkap menghasilkan daging serta kulit sebagai bahan pakaian dan tempat tinggal. Suku-suku yang hidup di daerah pantai atau danau membuat kano dari kayu dan menangkap ikan. Suku lainnya di kawasan hutan menjadi petani dan menernakkan hewan peliharaan serta berburu dan menangkap ikan.
Di bagian barat-daya, penduduk hidup di desa-desa yang disebut pueblo. Mereka menanam jagung, labu, dan buncis. Mereka membangun bendungan untuk mengairi lahan yang kering. Mereka memiliki jalan, masyarakat kompleks, dan tradisi keagamaan yang kuat. Mereka berdagang dengan bangsa Aztek dan penduduk pribumi lainnya.
Di sepanjang Sungai Mississippi, berkembang satu peradaban kota yang telah maju, meski kemudian merosot sejak tahun 1450. Penduduk Mississippi memasok perkakas, pakaian, barang berharga, dan barang lain yang dibawa dari daerah yang jauh bagi penduduk pribumi Amerika.
Penduduk di pantai timur hidup dengan menanam jagung, buncis, dan tembakau di kebun di sekeliling desa. Mereka juga melakukan perdagangan dan barter lokal. Di bagian timur-laut, lading, dan tanah yang dibuka penduduk pribumi Amerika mengingatkan para pemukim Eropa pada tanah asal mereka. Karenanya, wilayah ini dinamakan “New England”. Banyak suku adalah bagian dari konfederasi atau bangsa yang memiliki hubungan darah, tradisi, atau kesepakatan politik. Terkadang, perselisihan antarsuku menimbulkan perang sengit.
Kedatangan Bangsa Eropa
Seperti orang Aztek dan Inca, tidak satu pun suku pribumi Amerika memiliki kuda atau transportasi beroda sebelum kedatangan bangsa Eropa. Pengetahuan mereka akan logam masih terbatas. Perkakas terbuat dari kayu atau batu. Senjata mereka berupa busur dan panah, ketapel, serta tombak. Mulanya, beberapa suku bersahabat dengan orang Eropa, bahkan membantu mereka bertahan hidup. Namun, keadaan berubah menjadi bencana bagi penduduk pribumi Amerika ketika para pemukim Eropa yang lebih agresif datang. Banyak penduduk pribumi mati abkibat penyakit yang dibawa orang Eropa, seperti cacar air dan campak. Penduduk lainnya terbunuh dalam pertikaian, sementara sisanya terusirdari tempat tinggal mereka.

0 komentar:

Post a Comment