Tuesday, November 13, 2012

Dinasti Stuart


Dinasti Stuart berasal dari Skotlandia. Di Inggris, mereka menghadapi keadaan politik rumit yang menyebabkan perang saudara enam tahun dan kejatuhan seorang raja.
Ratu Elizabeth I, penguasa Tudor terakhir dari Inggris, wafat pada tahun 1603 tanpa seorang pewaris. James VI dari Skotlandia, putra Ratu Mary dari Skotlandia, menggantikannya sebagai Raja James I dari Inggris. James adalah keturunan dari saudari Henry VII dan bibi Elizabeth, Margaret Tudor, yang menikahi Raja Skotlandia, James IV pada tahun 1503. Keluarganya, Stuart, telah memerintah Skotlandia selama lebih dari 200 tahun.
Inggris dan Skotlandia kini memiliki raja yang sama. Namun, mereka tetap merupakan negara yang terpisah. James bercita-cita menyatukan keduanya, tetapi banyak orang Inggris dan Skotlandia yang menentang hal itu. Ia berusaha mendamaikan kaum Katolik, Anglikan, dan Puritan. Kaum Puritan adalah pengikut aliran Protestan ekstrem yang ingin menghilangkan perayaan dan musik gereja, para uskup, pejabat gereja, dan tradisi “kepausan” lainnya. James memicu kemarahan mereka karena mengikuti kemauan mereka. Namun, James memerintahkan terjemahan baru Alkitab, yaitu Alkitab Raja James untuk menyatukan orang Kristen.
James si Pemboros
James berdamai dengan Spanyol yang Katolik untuk mengurangi ketegangan antara orang Katolik dan Protestan di Eropa. Inggris merasakan perdamian selama 20 tahun. Namun pada tahun 1624, James terjerumus dalam Perang Tiga Puluh Tahun di Jerman. Ia mendukung pihak Katolik karena menatunya, Friedrich, adalah seorang Pangeran Jerman. James terbelit utang besar. Biaya untuk mengelola Inggris meningkat dan James sendiri hidup boros. Ia menilai Parlemen seharusnya mematuhinya dan memberikannya apapun keinginannya. Namun, Parlemen dan para menteri telah menjadi semakin kuat pada masa pemerintahan Dinasti Tudor. James kehilangan dukungan parlemen ketika tuntutannya untuk memperoleh lebih banyak uang ditolak.
Charles I
James I berusaha menyenangkan semua pihak. Ia tidak populer di Inggris karena membuat berbagai kesalahan, juga karena ia seorang Skotlandia sementara istrinya yang berasal dari Denmark, Anne, adalah penganut Katolik. Keyakinannya mengenai hak-hak raja juga tidak disenangi. Saat ia wafat pada tahun 1625, anaknya Charles menjadi raja dan mewaris ketidakpopulernya.
Tahun-tahun Penting
1603
James I menjadi Raja Inggris
1605
Rencana Komplotan Bubuk Mesiu untuk meledakkan gedung Parlemen gagal
1608
James berselisih dengan parlemen mengenai masalah keuangan
1621
James kembali berselisih dengan parlemen
1625
Charles I menjadi Raja Inggris
1629
Charles membubarkan parlemen
1637
Istana Charles terpecah setelah terjadi suatu krisis
1640
Charles memanggil parlemen kembali yang diikuti oleh bentrokan
1642
Perang Saudara Inggris dimulai
1649
Charles I dihukum mati oleh para pendukung parlemen
Charles I juga tidak menyukai campur tangan Parlemen. Ia juga menangani sejumlah situasi dengan buruk. Orang mulai berpihak, mendukung raja atau parlemen. Kondisi ini memicu perseteruan antara pemikiran tradisional dan modern. Ketika, di 1629, parlemen menolak memberikan lebih banyak uang kepada Charles dan tidak membiarkannya memerintah sesuka hati, Charles membubarkan Parlemen.
Charles  memerintah tanpa Parlemen selama 11 tahun, tetapi istana dan menterinya terpecah belah dalam banyak hal penting. Charles juga membuat marah orang Skotlandia, yang menganggap Charles menjadi terlalu Inggris, dan kehilangan dukungan mereka. Parlemen, yang dipanggil kembali pada 1640, lalu bersatu menentangnya. Mereka berusaha membatasi kekuasaan Charles dan menindas para pendukungnya. Pada 1642, Charles berusaha menangkap lima pimpinan Parlemen. Namun, parlemen, termasuk kaum bangsawan, menentangnya.
Charles meninggalkan London dan membentuk pasukan. Ia akhirnya dikalahkan dan meyerahkan kekuasaan kepada parlemen. Ia meloloskan diri dan melanjutkan Perang Saudara, tetapi ditangkap kembali, dipenjarakan, dan dihukum mati pada tahun 1649. Selama 12 tahun, selama Revolusi Inggris dan Perang Saudara, Inggris tidak memiliki raja.

0 komentar:

Post a Comment