Tuesday, November 13, 2012

Renaisans Eropa


Kehidupan Eropa pada abad ke-14 sangat sulit karena terjadi perang, pemberontakan petani, dan wabah pes yang merajalela. Tatanan lama Abad Pertengahan ditinggalkan. Orang mulai mencari hal baru. Pada Abad Pertengahan, Gereja menguasai kesenian, pendidikan, dan ilmu pengetahuan. Orang menerima apa yang dikatakan kaum agamawan tanpa banyak bertanya. Kemudian, pada abad ke-14, para sarjana Italia mulai tertarik pada karya tulis bangsa Yunani dan Romawi kuno, yaitu berbagai pemikiran yang masuk ke Eropa dari Byzantium dan dunia Arab. Ketertarikan ini meningkat ketika, pada tahun 1397, Manuel Chrysoloras, seorang sarjana dari Konstantinopel, menjadi pengajar Yunani pertama di Universitas Florence, Italia. Para sarjananya menemukan bahwa berbagai filosofi kuno menjawab sejumlah pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh Gereja. Dari pendidikan mereka, berkembanglah sistem keyakinan yang disebut Humanisme, di mana manusia, bukan Tuhan, yang dianggap bertanggung jawab atas pilihan atau arah hidup manusia. Setelah jatuhnya Kekaisaran Byzantium dan Kekhalifahan Muslim Spanyol pada abad ke-15, banyak sarjana pindah ke Italia dan Eropa barat-laut. Mereka membawa serta banyak naskah dan pemikiran kuno.
Masa Puncak Renaisans
Renaisans memengaruhi kesenian dan ilmu pengetahuan, arsitektur, dan seni patung. Berbagai pemikiran menjadi lebih realistis, lebih manusiawi. Dominasi agama surut. Lukisan dan patung semakin mendekati aslinya, musik menjelajahi perasaan baru, sementara buku-buku mempertanyakan beragam masalah yang benar-benar nyata. Keluarga seperti Medici dan Borgia di Italia dan para burgher di Belanda menjadi para pelindung kesenian dan ilmu pengetahuan. Buku-buku yang dicetak membantu menyebarkan pemikiran baru. Renaisans mencapai puncaknya pada abad ke-16, terutama di kota-kota seperti Venesia, Florence, Antwerp, dan Haarlem. Orang semakin melihat dunia nyata. Mereka melakukan berbagai pengamatan ilmiah, mengumpulkan benda eksotis, dan mencari beragam pemikiran baru.
Semangat Penelitian Baru
Beberapa mempelajari tanaman dan hewan. Lainnya meneliti astronomi dan geologi. Terkadang, penemuan mereka menimbulkan konflik dengan Gereja. Ketika Nicolas Copernicus (1473-1543) menyadari bahwa bumi bergerak mengelilingi matahari, ia tidak berani mempublikasikan pendangannya sampai ia berada di ranjang kematian. Ia mengkhawatirkan reaksi Gereja yang tetap bersikeras bahwa bumi merupakan pusat alam semesta.
Semangat penelitian dan ketertarikan atas masalah kemanusiaan baru ini akhirnya mendorong beberapa orang mempertanyakan kewenangan Gereja. Para pemikir seperti Jan Hus di Bohemia dan John Wycliffe di Inggris dengan berani mulai mempertanyakan dominasi Gereja secara terbuka. Opini perorangan menjadi semakin penting. Para penguasa dan Gereja tidak dapat lagi berbuat sesukanya.
Kelahiran Dunia Modern
Tuntutan bagi perubahan menyebabkan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan seni, bahkan mendorong beberapa orang berlayar untuk menjelajahi tempat yang belum dikenal. Universitas mendorong munculnya pemikiran baru. Uang dan perdagangan semakin penting. Makanan dan berbagai produk seperti kopi, tembakau, gula, kentang, porselen, dan katun dibawa ke Eropa dari Afrika, Amerika, India, dan Cina.
Tidak lagi terikat pada tanah dan feodalisme, orang mulai semakin banyak bepergian. Banyak orang pindah ke kota untuk mengubah nasib. Eropa barat-laut semakin penting. Kekuasaan perlahan beralih dari para bangsawan pejabat agama ke tangan para bankir dan politisi. Perubahan ini menandai dimulainya dunia modern yang berkembang dengan cepat selama 400 tahun berikutnya.


0 komentar:

Post a Comment