Tuesday, November 13, 2012

Perang Agama di Perancis


Banyak orang Perancis menganut ajaran Calvinis Protestan. Mayoritas bangsa ini tetap memeluk Katolik. Namun, kelompok Protestan (yang disebut Huguenot) memiliki pengaruh karena banyak di antara mereka merupakan pedagang dan pengrajin kaya. Awalnya, keberadaan orang Huguenot dapat ditolerir. Namun, keadaan diperumit oleh kaum bangsawan (terutama keluarga Guise Katolik) dan sejumlah kekuatan asing yang bersaing intuk mendapatkan pengaruh. Pada tahun 1560, raja baru Charles IX, yang baru berusia sepuluh tahun, diangkat. Perancis lalu diperintah oleh ibunya, Catherine de Medici, yang mendukung kaum Katolik. Pada 1562, para pendukung Guise Katolik membunuh orang Huguenot. Selama rentang waktu 36 tahun, berkobar serangkaian perang saudara. Pada tahun 1572, Catherine merencanakan pembunuhan lanjutan atas kaum Huguenot. Pada Hari St. Bartholomeus, sekitar 20.000 orang terbunuh di penjuru Perancis.
Kaum moderat merasa ngeri dengan pembantaian berdarah ini. Pecah konflik antara kaum ekstremis dan moderat, serta antara kaum Katolik dan Huguenot. Pada tahun 1574, Henry III, anak Catherine de Medici lainnya, menjadi Raja Perancis. Ia juga terpengaruh oleh ibunya. Perang saudara berlanjut. Pada tahun 1576, Maklumat Beaulieu dibuat untuk menyelesaikan masalah dengan semua pihak. Namun, tindak kekerasan masih berlanjut.
Perang Tiga Henry
Di tahun terbentuknya Maklumat Beaulieu, berdiri satu kelompok ekstrimis Katolik yang dipimpin oleh Henry dari Guise untuk menentang penyelesaian itu. Pertikaian agama pun meningkat. Orang Katolik, yang bersekutu dengan Spanyol dan negara Katolik lainnya, berusaha menghalangi Henry dari Navarre yang keturunan Huguenot, untuk naik takhta. Kondisi ini menyebabkan pecahnya Perang Tiga Henry, yang melibatkan Henry III, Henry dari Navarre
Tahun-tahun Penting
1533
Catherine de Medici menikahi Henry II dari Perancis
1559
Henry II wafat dan digantikan oleh Francis II, yang wafat pada tahun berikutnya; Catherine menjadi wali
1560
Charles IX menjadi raja pada usia 10 tahun; Catherine sekali lagi bertindak sebagai wali
1562
Pembantaian di Vassy menandai diawalinya Perang Huguenot
1570
Perdamaian dan pemberian hak terbatas bagi orang Huguenot disetujui
1572
Pembantaian pada Hari St. Bartholomeus, 20.000 orang Protestan terbunuh
1574
Henry III yang moderat menjadi Raja Perancis
1576
Maklumat Beaulieu, yaitu pakta yang memaksakan toleransi terhadap kaum Huguenot
1585-1589
Perang Tiga Henry
1593
Henry dari Navarre (kemudian Henry IV) masuk Katolik
1589-1610
Henry IV menjadi Raja Perancis
1589
Maklumat Nates ditandatangani
yang Huguenot, dan Henry dari Guise yang Katolik. Henry III kehilangan pengaruh, dan perang pun pecah. Henry dari Guise berusaha mengambil alih takhta. Pada tahun 1585, Henry dari Guise melarang agama Protestan. Pada tahun 1589, Henry III membunuh Henry dari Guise. Namun, Henry III sendiri kemudian dibunuh oleh seorang biarawan yang fanatik.
Henry dari Navarre kemudian menjadi Raja Henry IV dari Perancis. Untuk menenangkan keadaan, ia memutuskan pindah ke agama Katolik pada tahun 1593. Akhirnya, perang Huguenot berakhir pada 1598 dengan dikeluarkannya Maklumat Nantes yang mengizinkan kebebasan beragama dan kesetaraan bagi semua warga negara. Namun, masih terjadi masalah sepanjang abad ke-17. Di era 1680-an banyak orang Huguenot meninggalkan Perancis untuk menyelamatkan diri.


1 komentar:

Post a Comment