Wednesday, August 8, 2012

Pertempuran Cannae


Setiap orang tahu bahwa Roma tidak dibangun hanya dalam waktu sehari, tetapi kota ini hampir kehilangan dominasinya di Italia hanya dalam waktu satu siang yang mengerikan di musim panas. Romawi telah terlibat dalam serangkaian perang dengan negara-kota baru yang menjadi saingannya, Kartago, di sebelah utara pantai Afrika. Kedua negara-kota ini terus saling berperang dan dalam Perang Punik Kedua (223-202 SM) Kartago mengirimkan seorang pemimpin yang luar biasa, Hannibal Barca (247?-183? SM) untuk berperang di Italia.
Hannibal membawa anak buahnya dan pasukan gajah dari Kartago Spanyol melintasi Pegunungan Alpen dan masuk ke Italia pada musim semi 218 SM. Ia dan pasukannya (hanya sedikit gajah yang dapat bertahan dalam perjalanna ini) tiba dengan sangat kelelahan akibat perjalanan ini. Orang Romawi berpikir bahwa mereka dengan mudah akan bisa mengalahkan pasukan Kartago yang kelelahan ini. Namun, Hannibal yang jenius dalam merencanakan taktik serta kualitas tempur pasukannya (terdiri dari orang Kartago, suku-suku Spanyol, Gaul, dan yang lainnya) memperoleh kemenangan demi kemenangan melawan pasukan Romawi yang jauh lebih besar.
Pada musim semi tahun 216 SM, Senat Romawi mengirim sebuah pasukan besar di bawah kepemimpinan dua konsul, Lucius Aemilius Paulus (228-160 SM) dan Terentius Varro. Pasukan Romawi yang terdiri dari 80.000 prajurit infanteri dan 7.000 prajurit kavaleri berhadapan dengan 40.000 prajurit infanteri dan 10.000 prajurti kavaleri Hannibal di Cannae di tepi utara Sungai Ofanto antara Canossa dan Barletta, di sebelah selatan Italia.
Dipimpin oleh Varro, Romawi merencanakan sebuah pertempuran sederhana dan langsung. Bertempur di sebuah dataran terbuka (bukan rawa-rawa atau hutan sebagaimana biasa digunakan oleh Hannibal pada waktu-waktu sebelumnya), pihak Romawi akan unggul baik dengan mengandalkan jumlah maupun disiplin yang prima untuk mengalahkan musuh. Ini merupakan rencana perang yang telah sering kali berhasil melawan musuh-musuh Romawi. Hannibal membuat sebuah perencanaan rumit yang dikenal dengan istilah pengepungan ganda yang akan menjebak pasukan Romawi.
Ketika pertempuran dimulai, pasukan kavaleri Hannibal (kebanyakan adalah suku bangsa dari Spanyol) mengalahkan kavaleri Romawi, sehingga memenangkan pertempuran di bagian sayap. Barisan utama pasukan kavaleri Romawi, yang bertempur dengan formasinya yang terkenal, legiun, mendesak mundur pasukan kavaleri Hannibal. Pada saat yang menentukan, pasukan kavaleri Hannibal muncul di kedua sisi dan kemudian bergerak ke bagian belakang pasukan Romawi untuk sepenuhnya mengepung mereka. Apa yang awalnya merupakan pertempuran langsung berubah menjadi sebuah mimpi buruk bagi pasukan Romawi. Mereka sangat berdesak-desakan sehingga banyak diantara mereka yang tidak bisa mengayunkan pedangnya. Sekitar 8.000 prajurit Romawi berhasil keluar dari jebakan ini, tetapi mayoritas mereka (paling tidak 50/000 prajurit) gugur pada hari itu di lapangan di Cannae tersebut. Hannibal bukan hanya mendapatkan kemenangan gemilang, melainkan juga menunjukkan sebuah setrategi untuk mencapai kemenangan penuh yang akan ditiru oleh para jenderal dan ahli setrategi selama dua ribu tahun berikutnya.

0 komentar:

Post a Comment