Wednesday, August 8, 2012

Pertempuran Alesia


Setiap negara pasti memiliki seorang atau sekumpulan pahlawan nasional. Dalam beberapa kasus, sang pahlawan muncul karena alasan keberanian. Begitu pula halnya dengan Perancis dan Vercingetorix (baca: vur-sinje-turiks) (?-45? SM), raja suku Averni, dan pemimpin semua orang Gaul dalam melawan kekuasaan Romawi.
Sekitar tahun 58 SM, Julius Caesar (100-44 SM) memimpin legiun Romawi memasuki Jerman dan Gaul (sekarang Perancis). Sebagai seorang pemimpin militer yang brilian, Caesar mengalahkan musuh-musuhnya dengan strategi yang cerdas, keberanian untuk mengambil risiko, dan kesetiaan pasukannya. Meskipun Gaul terdiri dari berbagai suku, Vercingetorix berhasil membujuk sebagian besar suku-suku bergabung bersamanya untuk melawan Caesar. Sebagai memimpin yang karismatik, Vercingetorix tahu bahwa ia memiliki kesempatan untuk mengalahkan Caesar asal ia bisa mendisiplinkan dan mengendalikan pasukannya. Terkenal akan keberanian dan rasa percaya diri yang tinggi, para prajurit Gallic sudah tidak sabar dengan perang yang panjang.
Orang Gaul memenangkan pertempuran pertama. Mereka berhasil mempertahankan benteng Gergovia dari sebuah serangan Romawi. Ketika kedua pasukan berhadapan di sebuah medan terbuka, pasukan berkuda Gallic panic dengan kemunculan pasukan berkuda Jerman yang disewa Caesar dan dibawa menyeberangi Sungai Rhein. Vercingetorix membawa pasukannya (70.000 orang) yang patah arang ke benteng Alesia, di dekat tempat yang sekarang adalah Dijon, Perancis.
Caesar mengejar mereka dengan membawa 50.000 hingga 60.000 prajurit Romawi. Ia menyadari bahwa menaklukkan sebuah pertahanan akan sangat memakan biaya. Ia memerintahkan pasukannya (yang selalu membawa alat pendobrak, pengungkit, dan pedang) untuk membangun tembok mengelilingi kota dengan tujuan untuk membuat prajurit Vercingetorix kelaparan. Ketika Caesar mendengar bahwa sebuah pasukan pembebas sedang direkrut di seluruh Gaul, ia memerintahkan anak buahnya untuk membangun tembok kedua yang mengelilingi tembok pertama. Jari-jari tembok bagian dalam ini panjangnya adalah 17 kilometer, sementara jari-jari lingkaran tembok luar panjangnya 22 kilometer. Ketika pasukan pembebas yang berjumlah besar (beberapa sejarawan memperkirakan sekitar 250.000 prajurit) tiba, mereka mendapati pasukan Romawi aman terlindung di antara dua tembok perlindungan itu.
Orang Gaul menyerang pasukan Romawi dari dua sisi. Vercingetorix melakukan serangan membabi buta ke arah tembok bagian dalam sementara pasukan pembebas menyerang dari arah luar tembok. Tiga kali pihak Gaul berusaha menghancurkan tembok Romawi dan gagal. Pasukan pembebas yang terdiri dari petani, bukannya prajurit, terpecah dan tercerai-berai.
Vercingetorix menyerahkan diri kepada Caesar dan dibawa ke Roma yang kemudian dihukum mati. Romawi menguasai Gaul selama 300 tahun berikutnya. Sekarang ini Perancis dianggap sebagai salah satu bahasa “Romawi”, sebuah penghormatan terhadap pengaruh Romawi.

0 komentar:

Post a Comment