Wednesday, August 8, 2012

Bangsa Maya


Bangsa Maya hidup di daerah yang kini merupakan Meksiko selatan dan Guatemala. Mereka membangun peradaban yang mencapai masa keemasan ketika Kekaisaran Romawi mengalami kemunduran.
Bangsa Maya telah ada sejak tahun 2000 SM. Selama berabad-abad, dengan mengeringkan daerah rawa dan membangun sistem pengairan, mereka menjadi petani yang sukses, yang mampu menopang banyak penduduk. Pada tahap awal, mulai 300 SM sampai 300 M, mereka membangun banyak kota di Guatemala, Belize, dan semenanjung Yukatan. Setiap kota memiliki karakter dan gaya seni tersendiri. Kota-kota mereka memiliki piramida kuil, istana berbenteng, pasar, bengkel kerja, dan tempat tinggal penduduk.
Periode Pra-klasik
Bangsa Maya memiliki sistem kelas sosial, yaitu para bangsawan, pendeta, penguasa, pejabat, dan para pelayan yang tinggal di kota. Sementara itu, rakyat jelata mengerjakan tanah, yang datang ke kota untuk berdagang atau mengikuti upacara keagamaan. Bangsa Maya memiliki aksara yang terdiri atas 800 tulisan hieroglif. Mereka juga mengenal ilmu matematika, astronomi, dan sistem kalender yang sudah maju. Seperti di Yunani kuno, setiap kota merupakan negara-kota yang merdeka. Antara negara-kota saling bertikai, biasanya untuk memperoleh upeti atau tawanan. Sekitar tahun 230 M, Gunung Ilopango di selatan meletus dan menutup sejumlah besar kawasan itu dengan abu. Kota-kota di selatan harus ditinggalkan. Persitiwa ini menandai berakhirnya masa ‘praklasik’ peradaban Maya.
Periode Klasik
Antara tahun 300 hingga 800 M, peradaban Maya mencapai masa keemasan. Banyak kota baru dibangun di Yukatan. Kota yang dominan adalah Tikal. Palenque, Yaxchilan, Copan, dan Clakmul juga merupakan kota-kota penting. Orang Maya merupakan pengrajin yang terampil dalam memahat batu, kerajinan batu, nefrit, menghias gerabah, melukis, serta membuat berbagai perkakas dari emas dan tembaga. Mereka membangun banyak jalan dan jalur pelayaran untuk memajukan perdagangan. Sistem matematika mereka mencapai angka 20-an, dan menggunakan tiga simbol, yaitu garis untuk “lima”, titik untuk “satu”, cangkang untuk “nol”.
Kota-kota Maya
Pada masa awal pembangunan kota Maya, kota terbesar adalah El Mirador yang didirikan pada 150 SM. Kota ini berpenduduk 80.000 jiwa pada 100 M. El Mirador ditinggalkan sekitar tahun 150 M. Tikal, yang diperintah oleh Raja Langit Berkilat (Stormy Sky), kemudian menjadi kota terbesar, dengan jumlah penduduk sekitar 100.000 jiwa pada 450 M. Kebanyakan kota dibangun dengan cermat. Kota-kota itu dibangun di sekeliling pusat keagamaan, dan kerap berdasarkan berbagai peristiwa astronomis seperti titik terbit dan tenggelam matahari. Basis keagamaan kota-kota Maya dan penggunaan piramida mengingatkan kita pada bangsa Mesir kuno yang hidup 2.000 tahun lebih awal.
Pengorbanan Manusia
Orang mempraktikkan pengorbanan darah. Mereka melihat kehidupan di dunia dan alam baka sebagai dunia yang sama. Karena itu, mengorbankan jiwa manusia untuk tujuan keagamaan, yaitu menyenangkan pada dewa dan leluhur serta membawa kesuburan dan kemakmuran, merupakan hal yang biasa. Di kemudian hari, berbagai proyek pembangunan ambisius menyebabkan para petani harus menyediakan lebih banyak makanan dan tenaga, sementara perang dilakukan agar mendapat tawanan untuk dikorbankan. Akibatnya, populasi penduduk merosot drastis. Sistem pertanian dan kota bangsa Maya terpuruk. Sejak tahun 950 M, kebanyakan kota di wilayah tengah mengalami keruntuhan, meski diikuti oleh tahap perkembangan selanjutnya. Orang-orang Maya kini hidup di dataran tinggi Amerika tengah.

0 komentar:

Post a Comment