
Raja
Zheng dari Kin (dilafalkan Chin) menyatukan sebagian besar Cina hanya dalam
waktu sepuluh tahun, mengakhiri Periode Negara-negara yang Berperang (+
403-221 SM), Zheng mengubah namanya menjadi Shi Huangdi (artinya ‘Kaisar
Pertama’) dan mendirikan dinasti Cina yang pertama.
Kekaisaran
Cina
Shi
Huangdi menyusun ulang pemerintahan. Seluruh aspek kehidupan ada di bawah
kontrol pusat. Ia membuat standarisasi semua timbangan dan ukuran, tulisan
Cina, bahkan lebar roda gerobak. Ia juga menciptakan berbagai undang-undang dan
lembaga menurut tradisi Qin dan memperkenalkan mata uang tunggal. Shi Huangdi
adalah seorang pembaharu yang sangat kuat. Ia menghapus kekuasaan para
bangsawan, serta mengirim para pejabat Negara untuk mengelola daerah. Ia
membangun jalan dan terusan, serta memperbaiki teknik pertanian dengan memperkenalkan
sistem pengairan dan pembuangan. Untuk melindungi Cina dari serangan bangsa
barbar, Shi Huangdi memulai pembangunan Tembok Besar Cina, yang sebagian besar
masih berdiri hingga kini. Ia membangun tradisi kekaisaran yang terus hidup
selama 2.000 tahun. Pada 221 SM, Shi Huangdi menghancurkan banyak karya sastra
tradisional, termasuk karya Kong Hu Chu. Ia bahkan menghukum mati 400 orang
sarjana guna memastikan terjadinya modernisasi.
Tembok
Besar Cina
Dinasti
Qin menggunakan banyak pekerja paksa untuk membangun sebagian besar Tembok
Besar. Tembok itu memiliki panjang 2.250 km yang dibangun dari tanah dan puing.
Batu, batu bata, dan adunan semen ditambahkan kemudian. Pembangunan ini
menunjukkan betapa pentingnya tembok tersebut bagi bangsa Cina, yaitu untuk
membendung serangan suku dari utara. Suku-suku ini sering mengancam keamanan
dan kemammuran bangsa Cina, dan Cina telah mengalami kerugian dan gangguan
besar sebelum tembok ini dibangun.
Mandat
dari Surga
Shi
Huangdi adalah pejuang yang menggunakan kavaleri (pasukan berkuda), dan bukan
kereta perang. Ia terbiasa dipatuhi, sehingga beberapa tindakannya membuatnya
sangat tidak popular. Namun, ia dihormati dan menggunakan kekuasaannya untuk
melakukan perubahan cepat dalam menyatukan Cina. Ia juga memiliki prinsip dan
meyakini bahwa kaisar telah diberi ‘mandat dari surga’ oleh para dewa. Artinya,
dukungan baru akan diperoleh dari para dewa bila ia memerintah dengan baik. Ini
juga berarti, jika memerintah negara dengan buruk, kaisar dapat disingkirkan.
Tahun-tahun
Penting
|
|
350-an
SM
|
Qin menjadi
sebuah negara militeristik
|
315
SM
|
Qin menjadi negara
terkuat di Cina
|
256
SM
|
Qin merebut
Negara Zhou (Luoyang)
|
230
SM
|
Raja Qin, Zheng,
mulai menyatukan Cina lewat peperangan
|
221
SM
|
Dinasti Qin
menyatukan negeri tersebut untuk pertama kalinnya ke dalam sebuah kekaisaran
|
214
SM
|
Tembok Besar Cina
mulai dibangun
|
212
SM
|
Shi Huangdi
membakar semua dokumen bersejarah, melarang berbagai buku, dan membuat
standar tulisan Cina
|
209-202
SM
|
Perang saudara
berkobar di antara para panglima perang
|
202
SM
|
Dinasti Han
didirikan oleh Liu Bang
|
Warisan
Qin
Shi
Huangdi wafat pada 210 SM. Empat tahun kemudian, Dinasti Qin digulingkan karena
perubahan dan hukum yang diterapkannya terlalu keras. Kemudian pecah perang
saudara. Namun, pemikiran tentang suatu kekaisaran yang bersatu telah berakar
dalam pikiran rakyat. Seorang rakyat jelata, bernama Liu Bang, yang pernah
menjadi pejabat Qin, memperoleh dukungan rakyat. Dinasti Han yang didirikannya
kemudian memerintah Cina selama 400 tahun mengikuti pola pemerintahan yang
dijalankan Shi Huangdi.
0 komentar:
Post a Comment