Dataran Persia mulai dihuni oleh bangsa Arya sejak 1500 BC. Suku yang terpenting adalah suku Mad, yang menguasai wilayah barat daya, dan suku Persia yang beremigrasi dari Parsua (sebuah wilayah di sebelah barat danau Urmia ) hingga ke wilayah bagian selatan Iran . Pemimpin dari suku Persia bernama Hakhamenesh (681 BC). Pada tahun 550 BC, suku Persia mulai mendominasi suku Mad ketika Persia dipimpin oleh Cyrus the Great. Dia berhasil mengalahakan penguasa dari suku Mad. Setelah itu, menaklukan kerajaan Lydia (546 BC) dan kerajaan Babylonia (539 BC), sehingga membuat kerajaan Persia menjadi kerajaan terbesar dan terkuat pada masa itu.
Putranya, Cambyses II, menggantikan posisi ayahnya dan mulai memperluas wilayahnya dengan menaklukan Mesir (525 BC). Darius I , yang naik tahta pada tahun 522 BC, juga memperluas batas kerajaan Persia ke bagian timur hingga meliputi Sungai Indus, India. Ia juga membangun sebuah kanal yang menghubungi Sungai Nil dengan Laut Merah, serta mengatur ulang sistem administrasi kerajaan. Sama seperti kakeknya, Cyrus, ia pun mendapat gelar yang sama, Darius the Great.
Dari tahun 499 BC hingga 494 BC, Darius berhasil memadamkan pemberontakan yang dilakukan oleh Suku Yunani Ionia yang tinggal di wilayah kekuasaan Persia. Dia juga menyusun kekuatan untuk mengekspansi Yunani karena telah membantu penduduk Ionia untuk melakukan pemberontakan. Namun pasukannya kalah dalam perang di Marathon pada tahun 490 BC. Darius wafat ketika sedang menyiapkan ekspedisi baru melawan Yunani. Putranya, Xerxes I, melanjutkan misi ayahnya untuk mengekspansi Yunani, namun pasukannya kalah dalam perang Salamis pada tahun 480 BC.
Serangan Xerxes I tersebut merupakan ekspansi terakhir Persia. Selama pemerintahan Artaxerxes I Mesir yang dibantu oleh Yunani, memberontak kerajaan. Namun pada tahun 446 BC pemberontakan berhasil dipadamkan.
Pemberontakan mulai banyak terjadi pada abad berikutnya. Yang terpenting adalah pemberontakan yang dilakukan oleh Alexander the Great yang mana telah menjadikan kerajaan Persia di bawah Wilayah kekuasaannya dengan mengalahkan Darius III pada perang yang terjadi pada tahun 334 BC dan 331 BC. Alexander melakukan integrasi sementara dengan orang-orang Persia dengan memasukan prajurit Persia kedalam armada tentaranya, dan menikahkan para pejabat tinggi dengan wanita Persia. Kematiannya pada tahun 323 BC disusul dengan perselisihan jenderal-jenderalnya untuk tahta wilayah Persia. Seleucus I, berhasil mendapatkan tahta tersebut, kemudian menaklukan Babilonia pada 312 BC , dan juga mendirikan Dinasti Seleucid. emudian setelah runtuhnya Dinasti Seleucid, Dinasti Parthia mulai berdiri.
Pada tahun 224 AD, Ardashir I, memberontak dan berhasil melumpuhkan dinasti Parthia setelah memenangi Perang Hormuz, dan kemudian mendirikan dinasti yang baru, dinasti Sassania. Kemudian ia menaklukan beberapa kerajaan tetangga, menerapkan pajak tinggi kepada penguasa Punjab, dan menaklukan Armenia. Pembangungan yang tepenting adalah Ardashri I menetapkan agama Zoroaster sebagai agama resmi kerajaan Persia. Ardashir I digantikan oleh putranya pada tahun 241 AD, Shapur I, yang mana melakukan dua ekspansi besar ke kerajaan Romawi. Ia pun menaklukan Mesopotamia dan Syiria, dan sebagian besar Asia Minor (turki).
Antara 260 AD dan 263 AD, pasukannya kalah melawan Odenathus, penguasa Palmyra , dan sekutunya dari Romawi. Ekspansi Persia kemudian dilanjutkan Oleh Narses, namun pasukannya dibantai oleh pasukan Romawi pada 297 AD. Sebagai akibatnya, batas Persia bagian barat mundur dari sungai Eufrat ke Sungai Tigris, serta banyak daerah-daerah lain yang lepas dari kekuasaannya. Namun Shapur II (309-379), berhasil mendapatkan kembali daerah yang hilang setelah berperang tiga kali dengan Romawi.
Raja berikutnya adalah Yazdegerd I, yang memerintah pada masa tanpa peperangan antara tahun 399-420 AD. Pada awalnya dia membolehkan orang –orang kristen Persia untuk beribadah, dan bahkan ia sempat menjadi seorang nasrani. Namun kemudian, ia kembali menjadi Zoroaster dan melakukan persekusi kepada orang-orang nasrani. Persekusi ini dilanjutkan oleh anaknya, Bahram V, yang mana telah kembali mengumumkan perang dengan Romawi pada tahun 420. Pasukan Romawi berhasil mengalahkan Bahram pada tahun 422, yang berujung pada sebuah pakta yang berisi tentang keamanan bagi penganut Zoroaster di wilayah Romawi dan keamanan bagi penganut kristen di wilayah Persia. Dua tahun kemudian di Council of Dad-Ishu, Gereja Timur mengumumkan untuk berpisah dari Gereja Barat.
Diakhir penghujung abad ke-5, sebuah musuh baru, White Huns , menyerang Persia. Mereka berhasil mengalahkan Raja Persia, King Firuz II pada tahun 483, dan memberlakukan pajak yang berat. Pada tahun yang sama, Nestorianisme menjadi kepercayaan bagi penganut kristen Persia. Kavadh I menyukai ajaran komunis Mazdak . Namun pada tahun 498 dia disingkirkan oleh saudaranya yang beraliran orthodox. Dengan bantuan Ephthalites (White Huns), Kavadh I berhasil menaiki tahta pada tahun 501. Dia kemudian melanjutkan dua buah peperangannya melawan Romawi. Pada tahun 523, ia menarik bantuan dari Mazdak. Hal itu menyebabkan terbantainya pasukan Mazdak. Putranya yang merupakan penggantinya, Khosrau I, dalam dua buah perangnya melawan Raja Bizantium, Justinian I, berhasil memperluas penghancuran hingga ke Laut Hitam dan Kaukasus. Hal itu membuat Khosrau I menjadi raja terkuat diantara raja-raja Sassania. Dia mereformasi pemerintahan dan kembali menjadikan Zoroaster sebagai agama resmi kerajaan. Cucunya, Khosrau II, memerintah dari tahun 590 hingga 628. Pada tahun 602, meskipun mendapatkan kemenangan atas tahta dengan bantuan Raja Bizantium, Maurice, dia memulai sebuah perang panjang dengan Emperatur Bizantium. Menjelang 619, dia telah menaklukan hampir semua wilayah tenggara Asia kecil dan Mesir. Ekspansi selanjutnya dicegah oleh Raja Bizantium, Heraclius, dimana pada 622 dan 627 memukul mundur Persia ke wilayah semula. Raja terakhir dinasti Sassania adalah Yazdegerd III (623-651), dimana pasukan Arab Muslim berhasil menginvasi dan menaklukan Persia.
0 komentar:
Post a Comment