Kemampuan
untuk menggambar atau menuliskan lambang yang memiliki arti adalah suatu
keunikan spesies manusia, dan ini menjadi salah satu perbedaan paling
signifikan antara manusia dengan semua makhluk lain di muka bumi. Manusia sudah
mulai menggambar dan melukis lambang-lambang di batu sejak tahun 35.000 SM, dan
ilustrasi-ilustrasi serupa ini menjadi sebuah bagian penting dalam kehidupan
manusia selama berabad-abad.
Akan
tetapi, mendekati tahun 3500 SM, lebih dari 320 abad kemudian, manusia memiliki
gagasan untuk mengembangkan serangkaian lambing yang sederhana yang dapat
dipahami oleh kalangan luas, yaitu huruf. Huruf mewakili suara yang diucapkan
dan dengan pelbagai cara, satu huruf dapat digabungkan dengan huruf lain sehingga
membentuk apa yang kita namakan kalimat. Sistem ini disebut abjad fonetik.
Abjad
fonetik yang pertama berasal dari abjad baji yang dikembangkan oleh orang
Sumeria kuno. Abjad fonetik menggunakan lambang, bukan gambar. Penyebarannya
yang luas hingga ke wilayah Mesopotamia membuatnya menjadi pendahulu hieroglif
Mesir. Abjad baji-lah yang menjadi cikal-bakal abjad Ibrani maupun abjad Arab.
Selain itu, ia juga menjadi perintis abjad Yunani, yang pada gilirannya
mengantar hadirnya Abjad Romawi yang kini digunakan dalam bahasa Inggris,
Perancis, Jerman, dan sebagian besar bahasa-bahasa Barat lain. Abjad sirilic
yang digunakan di Rusia dan di negara-negara Slavia lain juga berkembang dari
abjad Yunani kuno. Abjad Cina, yang lahir beberapa waktu kemudian setelah abjad
Timur Tengah kuno, dipinjam oleh sebagian besar bangsa di Asia, misalnya Jepang
dan Korea, untuk dijadikan dasar abjad bahasa masing-masing.
0 komentar:
Post a Comment