Pada
masa ini, Roma diperintah oleh kaum patricia
(kelas penguasa). Mereka memperluas kepentingan Romawi, awalnya ke Italia, lalu
ke seluruh kawasan Laut Tengah.
Terjadinya
pertikaian antara kaum patricia dan plebeia (orang biasa), mendorong
penulisan undang-undang dan pengakuan pengaruh kaum plebeia dalam pemerintahan. Ini membentuk tulang punggung Republik
Romawi. Untuk bertahan dari serangan, bangsa Romawi terlibat dalam sejumlah
perang. Pada tahun 270 SM, mereka berhasil menguasai sebagian besar daerah di
Italia. Romawi terlibat bentrokan dengan Kartago akibat sengketa dagang di Laut
Mediterania. Perang Punik kemudian berkobar selama 60 tahun. Selama periode
ini, Kaisar Kartago, Hannibal, memimpin pasukan menyeberangi Pegunungan Alpen
untuk menyerbu Italia. Hannibal meraih sejumlah kemenangan. Namun, Publius
Cornelius Scipio, Jenderal Romawi yang pemberani, menyeberangi Afrika untuk
menyerang Kartago dan memaksa Hannibal kembali ke negerinya. Scipio akhirnya
mengalahkan bangsa Kartago. Bangsa Romawi segera mendirikan kota-kota baru.
Mereka member ketentraman dan kemakmuran serta kewarganegaraan Romawi kepada
penduduk taklukkannya yang mau bekerja sama. Pada tahun 44 SM, bangsa Romawi
telah menguasai Spanyol, Perancis, wilayah Eropa di selatan Sungai Danube,
Anatolia, dan Afrika utara. Dengan demikian, dalam kurun waktu kurang dari 200
tahun, bangsa Romawi menjadi kekuatan dominan di Eropa.
Akhir
Republik
Pada
tahun 100 SM, terjadi pertikaian antara kaum patricia dan plebeia.
Pihak militer membuka lowongan bagi para warga yang tidak memiliki tanah.
Mereka diberi imbalan tanah dan status di wilayah jajahan atas pengabdiannya.
Perebuatan kekuasaan di antara para jenderal menyebabkan perang saudara. Pada
tahun 44 SM, Julius Caesar menjadi diktator seumur hidup. Kaum Republik lalu
membunuhnya, dan segera setelah itu era Republik pun berakhir.
0 komentar:
Post a Comment