Setelah
kemenangan besarnya di Issus, Alexander yang Agung (356-323 SM) menaklukkan
kota Funisia, Tyre, dan terus bergerak ke Mesir sebelum akhirnya berbalik untuk
kembali lagi menghadapi orang Persia. Alexander telah menaklukkan sepertiga
wilayah Kerajaan Persia dan Raja Darius III (380?-330 SM) mengirim utusan
kepada Alexander untuk mengajukan syarat perdamaian. Alexander menolak tawaran
perdamaian ini. Baginya, kemenangan adalah seluruhnya atau tidak sama sekali,
tidak ada yang bersifat setengah-setengah. Setelah menghabiskan waktu di Mesir,
di mana imam-imam Mesir menyatakan bahwa ia adalah putra Amun, Dewa Matahari,
Alexander memimpin anak buahnya kembali ke Asia untuk kembali menghadapi orang
Persia.
Untuk
pertempuran kali ini, Darius membawa pasukan yang lebih besar untuk menghadapi
Macedonia. Paling tidak terdapat 250.000 prajurit (terdiri dari prajurit
multinasional, bukan prajurit Persia seluruhnya) yang digelar di dataran
Arbela, kadang-kadang disebut Guagamela, di dekat wilayah yang sekarang adalah
Mosul di sebelah utara Irak. Darius selama berhari-hari menyiapkan pertempuran.
Ia menyuruh anak buahnya membersihkan medan pertempuran dari semak dan pecahan
batu agar kereta perangnya dan pasukan berkudanya bisa digunakan secara
maksimal. Ia memiliki 200 kereta perang, 15 gajah, dan 40.000 prajurit berkuda,
serta 200.000 prajurti infanteri yang dikumpulkan dari seluruh wilayah Kerajaan
Persia yang luas. Besar dan kekuatan pasukannya menunjukkan betapa paniknya
Darius. Pasukan yang lebih besar tidak bisa memberinya keyakinan diri yang
sesungguhnya, karena ia yakin bahwa Alexander pada dasarnya tidak terkalahkan.
Alexander berpikir yang sama, begitu pula pasukannya yang semakin bertambah
jumlahnya, yang berbaris dari satu kemenangan ke kemenangan yang lain selama
dua tahun.
Alexander
membawa 400.000 prajuritnya mendekati sayap kiri pasukan Persia. Ketika
pertempuran dimulai, pasukan Yunani terus menyerang sisi kanan. Hal ini memaksa
Darius untuk mengerahkan anak buahnya guna melawan serangan terarah ini. Darius
melepas pasukan kereta perangnya dan pasukan gajah, tetapu kedua serangan ini
berhasil ditahan oleh serangan panah dan tombak pasukan Macedonia.
Darius
kecewa bahwa rencananya untuk meningkatkan serangan kavaleri telah digagalkan.
Saat itu masih tersedia waktu bagi pihak Persia untuk melakukan konsolidasi.
Alexander, yang melihat perubahan formasi dan titik kelemahan di pihak Persia,
bersama pasukan pengawalnya menyerang ke bagian di mana Darius berdiri. Darius
melarikan diri dengan para pembantunya, dan pertempuran itu segera berubah
menjadi sebuah kekalahan. Korban diperkirakan mencapai 40.000 orang di pihak
Persia dan hanya 500 orang di pihak Macedonia. Darius berhasil meloloskan diri
dari kejaran Alexander, tetapi ia dibunuh oleh salah seorang jenderalnya
sendiri. Peristiwa ini mengakhiri dinasti Persia yang dimulai dari Cyrus pada
abad ke-6 SM yang selama dua abad telah menjadi kerajaan terbesar di belahan
dunia Barat.
0 komentar:
Post a Comment