Bangsa
Ibrani mulai bermukim di Palestina sekitar tahun 2000 SM. Mereka datang ke
Palestina dari Ur, kendati tidak diketahui dari mana mereka berasal sebelumnya.
Nama
‘Ibrani’ berarti ‘bangsa dari seberang’ Sungai Eufrat. Kisah orang Ibrani
diceritakan dalam Alkitab. Menurut Perjanjian Lama (Kitab Taurat), pemimpin
pertama bangsa Ibrani adalah Abraham (Nabi Ibrahim), seorang gembala yang
tinggal di Ur. Abraham kemudian pergi bersama keluarganya ke Suriah, kemudian
ke Kanaan (kini disebut Palestina), dimana
mereka akhirnya menetap.
Tahun-tahun
Awal
Tahun-tahun
Penting
|
|
+
1800 SM
|
Abraham
dan orang Ibrani pindah ke Kanaan
|
+
1200 SM
|
Musa dan Harun
membawa orang Yahudi kembali ke Kanaan
|
+
1020 SM
|
Saul
menjadi raja bangsa Ibrani
|
+
1000 SM
|
Daud menjadi raja
bangsa Ibrani
|
965-928
SM
|
Pemerintahan
Raja Sulaiman di Israel
|
721
SM
|
Bangsa Assyria
menyerbu Israel, mengusir banyak orang Yahudi
|
587
SM
|
Orang
Babilonia mengahancur Yerusalem dan medeportasi sebagian besar orang Yahudi
ke Babilonia.
|
Cucu
Abraham, Yakub (disebut juga sebagai Israel), memiliki dua belas anak laki-laki
yang dianggap sebagai cikal-bakal dua belas suku Israel, sesuai nama mereka.
Setelah kematian Abraham, terjadi wabah kelaparan di Kanaan. Yakub pun membawa
keluarganya mengungsi ke Mesir. Mereka lalu menjadi budak orang Mesir hingga
Musa memimpin mereka keluar dari Mesir dan kembali ke Kanaan sekitar tahun 1200
SM. Di bawah pimpinan Harun di Kanaan, mereka memerangi bangsa Filistin untuk
dapat bermukim di wilayah itu dan mendirikan tanah Israel. Tradisi menyebutkan
bahwa mereka menggunakan suara sangkakala untuk merobohkan tembok kota Yerikho.
Negara Israel Pertama
Sejak
tahun 1020 SM, bangsa Israel mulai makmur di bawah kepemimpinan Saul, Daud, dan
Sulaiman. Saul merupakan raja pertama bangsa Ibrani. Saul menyetukan
orang-orang Ibrani menjadi sebuah bangsa. Daud menyatukan seluruh suku Israel
ke dalam sebuah negara, memperluas wilayah kekuasaan bangsa Israel dan
menjadikan Yerusalem sebagai ibukota. Raja Sulaiman membangun banyak proyek
raksasa, termasuk pendirian beberapa kota dan Bait Allah yang terkenal di
Yerusalem. Sulaiman dikenal sebagai raja yang cinta damai dan bijaksan.
Menurut
Alquran dan Alkitab, Sulaiman adalah raja yang bijaksana. Diceritakan, pernah
datang dua orang wanita yang mengakui seorang bayi sebagai anak mereka.
Sulaiman memerintahkan agar bayi itu dipotong dua bagian, agar kedua ibu itu
memperoleh satu bagian. Salah seorang ibu meratap dan membatalkan
permintaannya. Lalu, Sulaiman memutuskan bahwa wanita yang menolak pembagian
bayi adalah ibu sang bayi yang sebenarnya. Sulaiman menyerahkan bayi itu kepada
ibu yang sebenarnya. Pemerintaha Sulaiman merupakan puncak kejayaan dalam sejarah
Israel. Setelah Sulaiman wafat, bangsanya terpecah menjadi dua kerajaan, yaitu
Israel dan Yehuda.
Sulaiman membangun Bait Allah
yang megah di Yerusalem dengan biaya amat besar guna meletakkan harta milik
bangsa Israel yang paling berharga, yaitu Tabut Perjanjian berisi Sepuluh
Perintah Allah yang diberikan Tuhan kepada Musa. Bait Allah ini manjadi pusat
kebudayaan kaum Yahudi. Dikisahkan banhwa tembok Bait Allah Sulaiman dilapisi
dengan perhiasan mahal, dan bahwa bangunan ini dirancang berdasarkan prinsip
matematika yang dipelajari dari bangsa Mesir.
Kekacauan
dan Pengasingan
Setelah
pemberontakan oleh bangsa Iarael, bangsa Assyria merebut Israel pada 721 SM dan
Yehuda pada 683 SM. Bangsa Yahudi terserak ke berbagai penjuru. Banyak yang
dikadikan budak di Assyria. Raja Nebukadnezar dari Babilonia lalu menumpas
pemberontakan bangsa Yahudi pada 587 SM dan banyak orang Yahudi dibawa ke
Babilonia. Selama masa pengasingan ini, sebagian besar kitab Perjanjian Lama
dalam Alkitab dituliskan. Peristiwa ini mengawali peristiwa diaspora, yaitu
penyebaran bangsa Yahudi yang berlangsung hingga abad ke-20.
0 komentar:
Post a Comment