Thursday, June 28, 2012

Pertempuran Issus


Philip II dari Macedonia menaklukkan Thebes dan menjadi penguasa Yunani pada tahun 338 SM. Para prajurit Macedonia yang pandai berkuda dan senang minum anggur bermaksud untuk menyerang Persia, tetapi Philip keburu meninggal. Ia digantikan oleh putranya, Alexander (356-323 SM), yang kemudian dikenal sebagai Alexander yang Agung yang telah memimpin serangan pasukan kavaleri dan mengalahkan Thebes. Jarang sekali dalam sejarah seorang pemimpin militer besar seperti Philip digantikan oleh seorang putra yang ternyata bahkan lebih jenius secara militer dibandingkan ayahnya.
Alexander memimpin 30.000 prajurit Macedonia menyeberangi Hellespont memasuki Asia Kecil pada tahun 333 SM. Ia mengalahkan satu pasukan Persia dengan jumlah yang sama besar dengan pasukannya di tepi Sungai Gnanicus dan terus bergerak ke timur. Di sebelah tenggara Asia Kecil, ia berhadapan dan ditantang oleh pasukan Persia  yang terdiri dari 90.000 prajurit yang dipimpin oleh raja Darius III (380?-330 SM), yang sebagaimana pendahulunya, Xerxes, dikenal sebagai Raja segala Raja. Darius menempatkan prajuritnya di sepanjang jalur pasokan Alexander dan memaksa prajurit Macedonia terlibat dalam pertempuran Issus, di Sungai Payas, dekat Iskenderun yang sekarang adalah Turki.
Pertempuran ini berlangsung di sebuah dataran sempit antara pegunungan dan laut, yang menghalangi Darius untuk bisa menggunakan seluruh pasukannya (beberapa catatan peristiwa memperkirakan ia membawa sekitar 500.000 pasukan). Selain itu, kekuatan Darius terdiri dari prajurit dari berbagai kebudayaan dan kelompok bangsa (Bactria, Persia, Funisia, bahkan pasukan bayaran Yunani), sementara pasukan Alexander adalah prajurit inti yang solid dan hanya mengenal kemenangan.
Darius memulai pertempuran dengan gerakan pasukan kavaleri di sayap kiri dan kanan untuk menggiring prajurit Macedonia ke posisi di mana mereka bisa menyerang dalam jumlah yang lebih besar. Pasukan kavaleri Macedonia memukul mundur pasukan kavaleri Persia dan kemudian bergerak mengubah haluan untuk menyerang barisan utama pasukan Persia. Sepertinya tidak ada alasan bagi pasukan Persia untuk tidak bisa menang, tetapi komposisi multinasional dari pasukannya ternyata merugikannya. Pasukannya tidak terkoordinasi dengan baik satu dengan yang lainnya, dan gerakan maju secar mengejutkan dari pasukan phalanx Macedonia, yang membentuk sebuah dinding tombak dan pedang, yang diciptakan oleh Philip dan disempurnakan oleh Alexander membuat mereka takut. Hanya pasukan bayaran Yunani dari Darius yang terus bertempur, sementara kelompok pasukannya yang lain tercerai-berai menghadapi serangan Alexander. Darius melarikan diri dari medan pertempuran. Ia dan pasukannya dikejar oleh pasukan kavaleri Yunani, tetapi mereka berhasil lolos. Hal yang sama tidak terjadi pada sekitar 15.000 pasukan Persia yang terbunuh, serta ratu dan keluarga Darius yang setelah pertempuran usai ditawan oleh pasukan Yunani. Satu hari pertempuran telah memberikan kekuasaan kepada Alexander atas Asia Kecil dan wilayah yang sekarang merupakan Lebanon dan Suriah.

0 komentar:

Post a Comment