Astronomi
Dari banyak ilmu yang ada, astronomi dan astrologi masih
menduduki peringkat pertama di antara masyarakat Babel. Astronomi adalah ilmu
tertua di Babilonia. Zodiak yang saat ini kita kenal, merupakan penemuan orang Babilonia
yang sangat tua. Pada masa itu, para Babel sudah bisa meramalkan kapan
terjadinya gerhana matahari atau bulan. Ada banyak teks kuno yang menyebutkan
tentang penelitian orang Mesopotamia tentang gerhana.
Astronomi Babilonia dipercaya menjadi dasar untuk ilmu
astronomi di berbagai daerah lain di seluruh dunia, termasuk astronomi
Hellenistik dan Yunani, astronomi klasik India, astronomi Sassania, Bizantium
dan Syiria, astronomi Islam, astronomi Asia Tengah serta astronomi Eropa Barat.
Astronomi Babilonia juga dianggap sebagai pendahulu langsung dari ilmu
matematika dan astronomi kuno di Yunani yang kemudian berubah dan beradaptasi
dengan revolusi sains di Eropa.
Selama abad ke-7 dan ke-8 sebelum masehi, para astronom
Babel mengembangkan pendekatan baru dalam ilmu astronomi. Mereka mulai
mempelajari filsafat yang berhubungan langsung dengan sifat ideal alam semesta
dan mulai memanfaatkan logika dibandingkan harus menggunakan penafsiran dan
ramalan untuk menengetahui tentang sistem tata surya. Hal ini merupakan
kontribusi penting dalam dunia astronomi dan juga ilmu filsafat, beberapa
ilmuwan menyebut hal ini sebagai revolusi ilmiah pertama dengan pendekatan
baru. Pendekatan-pendekatan astronomi tersebut kemudian di adopsi dan
dikembangkan lebih lanjut oleh ilmuwan astronomi Yunani dan Hellenistik.
Satu-satunya astronom Babel yang dikenal mendukung model
pergerakan planet heliosentris adalah Seleucus of Seleucia. Seleucus dikenal
dari tulisan Putarch, disebutkan bahwa Seleucus mendukung teori yang menyebutkan
bahwa bumi berputar pada porosnya dan mengelilingi matahari,
Matematika
Teks matematik Babel sangat banyak jumlahnya dan teredit
dengan sangat baik. Sistem matematik Babel adalah sexagesimal atau bilangan
berbasis 60. Oleh karena itu, di masa moderen sekarang penggunaan angka 60
seperti 60 detik dalam satu menit, 60 menit dalam satu jam, dan 360 atau 60x6
dalam derajat lingkaran. Kemajuan besar dalam matematika ini terjadi karena dua
alasan. Pertama, angka 60 memiliki banyak pembagi yaitu 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12,
15, 20, dan 30, yang membuat perhitungan jadi lebih mudah. Selain itu, bangsa
Babel memiliki sistem bilangan real dimana digit yang ditulis sebelah kiri
memiliki nilai yang lebih besar seperti bilangan berbasis 10.
Pencapaian dalam ilmu matematika lainnya yaitu ditemukannya
penentuan nilai akar kuadrat, bahkan para ilmuan Babel telan mendemonstrasikan
teori Pythagoras, jauh sebelum Pythagoras sendiri muncul dengan teorinya dan
hal ini dibuktikan oleh Dennis Ramsey yang menerjemahkan sebuah catatan kuno
yang berasal dari tahun 1900 sebelum masehi.Penjelasannya seperti berikut :
4 adalah panjangnya dan 5 adalah panjang diagonalnya, lalu
berapa lebarnya?. Mereka mengumpamakan jika kedua angka tadi dikalikan dengan
angka itu sendiri, maka akan ditemukan nilai tengahnya. Jika 4 x 4 = 16 dan 5 x
5 = 25, maka selisih antara 16 dan 25 adalah 9. Dari angka berapakah kita bisa
mendapatkan angka 9? Angka tersebut harus bisa menghasilkan 9 jika angka
tersebut dikalikan dengan angka itu sendiri, dan 9 didapatkan dari 3 x 3.
Sehingga disimpulkan bahwa 3 adalah lebarnya karena semua angka dikalikan
dengan angka itu sendiri.
Ner 600 dan Sar 3600 terbentuk dari angka 60 yang sesuai
dengan derajat khatulistiwa. Catatan kuno tentang kuadrat dan kubus yang
dihitung menggunakan angka 1 hingga 60, ditemukan di Senkera dimana orang-orang
telah menegenal jam matahari, clepsydra, juga tuas dan katrol, padahal saat itu
mereka belum memiliki pengetahuan tentang mekanika.Bangsa Babel juga sudah lama
mengenal lensa kristal dan penyalaan bubut sebelum ditemukan oleh Austen Henry
Layard dari Nimrud.
Bangsa Babel juga sudah sangat familiar dengan aturan umum
untuk mengukur suatu area. Mereka mengukur keliling lingkaran sebanyak 3 kali
diameter dan luasnya sebagai satu per duabelas kuadrat dari lingkaran, dan jika
hitungannya benar, maka nilai π akan bernilai 3.
Volume silinder diambil sebagai produk dari alas dan tinggi,
namun, volume frustum sebuah kerucut atau piramida persegi dihitung dengan
tidak benar sebagai produk dari ketinggian dan setengah jumlah dari basis.
Juga, ada penemuan terbaru dalam sebuah catatan kuno mencantumkan bahwa nilai π
adalah 3 dan 1 / 8. Di Babilonia juga dikenal mil Babel, yang merupakan ukuran
sebesar jarak sekitar tujuh mil hari ini. Pengukuran jarak ini dikonversi
menjadi satu mil-waktu yang digunakan untuk mengukur perjalanan Matahari, yang
merepresentasikan panjangnya waktu.
Warisan Budaya
Sebuah warisan budaya dari peradaban Babilonia yang terkenal
adalah taman gantungnya. Taman Gantung Babilonia yang dikenal pula sebagai Taman Tergantung Semiramis dan
tembok-tembok kerajaan Babylon adalah salah satu di antara tujuh keajaiban
dunia kuno yang terletak di Al-Hillah, 50 kilometer selatan Baghdad, Irak di
sebelah tebing timur Sungai Euphrates .Taman gantung Babilonia dan menara Babel
dipandang sebagai simbol kekuasaan , kesombongan dan kemewahan.
Taman Tergantung sebenarnya tidaklah betul-betul
"tergantung" seperti terikat dengan tali. Namanya berasal dari
terjemahan kata Kremastos dari bahasa Yunani atau kata Pensilis dari bahasa Latin, yang artinya
bukan hanya "tergantung” tetapi juga "anjung", seperti terletak
di atas beranda atau suatu teras. Taman ini dibangun oleh Nebukadnezar II, cucu
Raja Hammurabi yang terkenal, sekitar tahun 600 sebelum masehi sebagai hadiah
untuk istrinya, Amyitis, yang merindukan rumahnya. Amytis merindukan
pohon-pohon dan tanaman wanginya di Persia, sedangkan dalam tulisan lain
dikatakan bahwa istri Nebukadnezar II bernama Amuhia dan ia berasal dari
Nusantara. Taman ini diperkirakan hancur sekitar 2 abad sebelum masehi.
Kemudian Taman gantung ini di dokumentasikan oleh sejarawan Yunani seperti
Strabo dan Diodorus Circulus.
Lembaran sejarah paling tua yang mencatat karya arsitektur
yang dilengkapi taman sebagai wujud cinta kasih terhadap seseorang yang sangat
disayangi adalah di Mesopotamia, Irak purba. Dalam catatan Herdotus, seorang
penulis Yunani kuno, disebutkan bahwa saat Raja Nebukadnezar II yang menjadi
raja di Kerajaan Babylon baru (605-562 SM), ia memerintahkan untuk membuat
taman gantung yang sangat indah, sebagai hadiah kepada Amytis, sang permaisuri
yang sangat disayanginya.
Taman gantung merupakan wujud arsitektur pertamanan khas
Mesopotamia yang telah dikenal rakyat Mesopotamia sejak masa pemerintahan Raja
Hammurabi di Kerajaan Babylon lama (1792-1750 SM). Di antara bangunan-bangunan
kota yang tinggi mencuat di permukaan tanah itulah biasanya ditanami
tanaman-tanaman yang indah, sehingga dari kejauhan terlihat seperti taman yang
menggantung.
Taman gantung yang dibangun Raja Nebukadnezar II yang puncak
kejayaannya sekitar 612 SM, kemudian menjadi sangat terkenal ke seluruh penjuru
dunia dan dikagumi rancangannya hingga kini. Taman Gantung Babylon ini kemudian
menjadi monumen agung Kerajaan Babylon yang tiada duanya. Luas taman ini
diperkirakan 4 are (1 acre = 4046.86 m²). Wujud arsitekuralnya sangat unik,
karena bertingkat-tingkat. Taman ini ditanami berbagai pepohonan indah dan
dilengkapi sistem pengairan hingga ketinggian 100 meter di atas permukaan
tanah. Dari puncak taman ini dapat disaksikan pemandangan di sekeliling
Kerajaan Babylonia.
Festival
Ada sebuah festival utama di Babilonia yaitu Buylshu
Mishtkaru,festival untuk mengusir roh jahat. Banyak pria Babel yang menghadiri
festival ini bahkan sejak usia mereka masih sangat muda. Pada Festival ini,
biasanya seorang imam akan menyembelih hewan, yang biasanya seekor sapi,
sebagai sebuah persembahan agar para dewa senang. Sebagai gantinya, para dewa
mungkin akan memberikan izin kepada orang-orang di festival untuk mendapatkan
sebuah jimat untuk masing-masing orang yang dipercaya akan melindungi mereka
selama mereka hidup.
1 komentar:
ka ini sumber bukunya apa
Post a Comment