Peradaban
kuno membuat manusia jarang sekali memiliki kontak dengan budaya-budaya lain
selain dengan budaya dari penduduk yang bertetangga secara geografis. Kondisi
ini terus berlanjut bahkan sampai setelah lahirnya peradaban-peradaban yang
sangat tinggi di Mesir maupun Mesopotamia. Orang-orang Mesir membina hubungan
dengan penduduk Nubia di sebelah selatan dan penduduk Mesopotamia di sebelah
timur. Sementara itu, penduduk Mesopotamia sendiri berinteraksi dengan
orang-orang Persia dan budaya-budaya lain si sebelah utara maupun timur.
Meskipun dapat dipastikan bahwa ada orang orang-orang pemberani yang bepergian
sampai keluar dari negerinya, agaknya mereka kurang berminat untuk membangun
kerajaan ataupun berdagang dengan mereka yang ada di luar lingkup yang sudah
diakrabi.
Fenomena
ini berubah dengan bangsa Funisia, yaitu orang-orang yang hidup di wilayah
Levant, pantai timur dari Laut Mediterania yang sekarang adalah wilayah Lebanon,
yang dimana mereka berasal dari daerah Kanaan. Dengan laut di depan dan
pegunungan di belakang punggung, mereka tidak tertarik untuk bercocok tanam,
tetapi orang Funisia menjadi bangsa yang gemar berlayar. Lebih dari itu, mereka
mereka merupakan bangsa pelaut terbesar pada zaman kuno dan menjadi kekuatan
dagang maritim terbesar pertama di dunia, dan menjadi benar-benar sedemikian
kuat selama berabad-abad. Mereka jugalah orang-orang pertama di Timur Tengah
kuno yang senantiasa menjalin hubungan dengan bangsa Eropa. Dengan cara inilah pelayaran-pelayaran
mereka menjadi sebuah titik balik dalam sejarah dunia. Sebelum bangsa Funisia,
tidak ada orang yang dengan sengaja mengambil langkah-langkah tertentu untuk
memperluas hubungan dagang dengan mereka yang tinggal di tempat-tempat yang secara
harfiah dijuluki sebagai ujung-ujung dunia.
Perdagangan
dan Kerajinan Tangan
Bangsa
Funisia melakukan perdagangan darat dengan para pedagang yang membawa berbagai
barang berharga dari negeri jauh seperti India dan Cina ke Barat. Barang-barang
itu dikirim melalui laut ke Mesir, Yunani, Italia, dan Afrika utara.
Perdagangan ini membuat bangsa Funisia menjadi makmur dan kuat. Mereka menjadi
saksi kebangkitan dan keruntuhan bangsa Minoa dan Mycenae, serta secara aktif
membantu kebangkitan bangsa Yunani dan Romawi. Bangsa Funisia adalah pengrajin
yang terampil. Mereka membuat barang pecah-belah, benda logam, perhiasan, dan
pakaian, serta menemukan cara pembuatan kaca. Pelabuhan Tirus terkenal dengan
bahan celup ungu Tirus, yang digunakan oleh orang Yunani dan Romawi yang
berstatus social tinggi.
Pelabuhan
Funisia
Pelabuhan
Funisia di kawasan Levant adalah Ugarit, Sidon, Biblos, dan Beritus (Beirut).
Pelabuhan utamanya adalah Tirus yang menurut kepercayaan didirikan 4.750 tahun
yang lalu. Kota ini memiliki hubungan erat dengan Israel. Hiram, Raja Tirus,
mengirim banyak pohon ara bersama para pengrajinnya ke Lebanon untuk Raja
Sulaiman yang sedang membangun Bait Allah di Yerusalem.
Penjelajahan
Armada
Funisia betul-betul menyinggahi setiap pelabuhah di sepanjang Laut Mediterania,
dari Siprus, bangsa Funisia perlahan menyebar ke barat dan membangun banyak
koloni di sekitar Laut Mediterania. Armada itu berlayar samapai Selat Gibraltar
di Samudera Atlantik, berlabuh di pelabuhan-pelabuhan di Eropa utara dan
menelusuri pantai Afrika barat. Ada orang-orang yang mengatakan bahwa mereka
sebetulnya sudah mencapai pantai timur Amerika. Koloni mereka yang paling
terkenal adalah Kartago di Tunisia, Afrika utara, yang ditakdirkan menjadi
salah satu kota mandiri paling berkuasa di seluruh wilayah Laut Mediterania.
Koloni lainnya berada di Spanyol, Malta, Sisilia, Maroko, dan Sardinia.
Kemudian, bangsa Funisia membangun koloni di Cadiz dan Tangier, serta
mendirikan berbagai pos dagang di pantai barat Afrika.
Kemunduran
Namun
kemudian, negeri mereka diserang oleh bangsa Babilonia sekitar tahun 570 SM.
Akibatnya, koloni mereka menjadi Negara mereka dengan Kartago sebagai pelabuhan
utama. Sekitar tahun 600 SM, bangsa Mesir menugaskan bangsa Funisia untuk
berlayar mengelilingi Afrika. Pelayaran ini memerlukan waktu tiga tahun. Keruntuhan
bangsa Funisia terjadi pada tahun 200-100 SM ketika bangsa Romawi yang berusaha
menguasai Laut Mediterania menyerang bangsa Funisia dan menghancurkan Kartago.
0 komentar:
Post a Comment