Benin merupakan kerajaan maju di kawasan hutan
tropis Afrika barat. Zimbabwe adalah pusat penambangan emas di dataran tinggi
berumput di Afrika tenggara.
Benin
Kuno
Benin terletak di lokasi yang kini adalah bagian
tenggara negara Nigeria. Benin merupakan kerajaan hutan paling lama di wilayah
hutan hujan Afrika barat. Ibukotanya, Benin City, didirikan sekitar 900 M dan
mencapai puncak kemakmuran pada abad ke-15. Kota itu memiliki jalan lebar
dengan barisan rumah kayu besar yang dikelilingi dan dilindungi oleh tembok
sepanjang 40 kilometer. Istana oba (raja) dihias dengan beragam piagam dan
pahatan perunggu. Para pedagang kota yang sibuk menjual pakaian, gading, logam
(terutama perunggu), minyak kelapa, dan lada. Benin terkenal akan karya seni,
khususnya pahatan yang menggunakan tembikar, gadingm, atau kulit hewan.
Benin menjadi makmur di bawah pemerintahan Oba Eware
Agung, yang berkuasa pada 1440-1473. Ia mendominasi dan memperluas wilayah
Benin. Di negara Afrika yang saling berperang, biasanya tawanan dijadikan
budak, tetapi Benin menghindari kebiasaan seperti itu. Jadi, ketika bangsa
Portugis mulai membeli budak dari Afrika barat pada abad ke-16, Benin tidak
ikut dalam perdagangan budak. Keadaan ini melindungi Benin dari penjajahan
bangsa Eropa hingga tahun 1897.
Zimbabwe
Kuno
Zimbabwe menjadi makmur berkat cadangan tembaga dan
emas yang besar. Digali dari seribu lebih pertambangan, sebagian besar
komoditas ini dibeli oleh para pedagang Arab di pantai timur sejak abad ke-10.
Bangsa Zimbabwe membangun satu-satunya kota di Afrika bagian selatan. Zimbabwe
sangat terkenal dengan kota berdinding, Zimbabwe Raya, yang dibangun antara
1100-1400. Namun, hanya sedikit yang diketahui tentang bangsa Zimbabwe. Mereka
bukan bangsa prajurit yang hebat. Maka, Zimbabwe tidak memperluas wilayahnya
dengan cara-cara militer.
Sekitar tahun 1450, Zimbabwe menjadi bagian Kerajaan
Shona pimpinan Dinasti Rozvi (Mwenemutapa), yang dinamakan menurut nama
pemimpin besarnya, Mwene Mutapa. Kerajaan pejuang ini merebut sebagian besar
wilayah Zimbabwe dan Mozambik modern. Shona melanjutkan perdagangan emas dan
tembaga dengan banga Arab dan menjadi kaya. Keadaan ini berubah ketika para
pemukim Portugis berusaha menguasai wilayah pertambangan. Rozvi menentang usaha
ini selama beberapa waktu. Namun pada tahun 1629, daerah penabangan akhirnya
jatuh ke tangan bangsa Portugis. Meski demikian, dinasti Rozvi tetap bertahan
hingga era 1830-an.
0 komentar:
Post a Comment