Songhai
menggantikan dan memperluas Kerajaan Mali. Sebelumnya, Mali telah menggantikan
Ghana sebagai bangsa penguasa perdagangan emas di Afrika barat.
Ketika
bangsa Eropa tiba di Afrika pada era 1460-an, benua ini terdiri atas banyak negara
dan kerajaan. Tradisi menyatakan bahwa Songhai didirikan pada abad ke-7 oleh
seorang Berber Kristen bernama al-Yaman di tepi Sungai Niger. Pada tahun 1200,
para penguasa daerah ini pindah ke Gao, lebih ke arah hilir Sungai Niger, di
mana mereka memeluk agam Islam. Songhai menjadi bagian dari Mali pada tahun
1325 setelah Gao direbut oleh Mansa Musa, kaisar Muslim dari Mali. Pada tahun
1464, Sonni Ali memerdekaan Songhai kembali dan memperluas wilayah dengan
mengambil alih Mali, termasuk Timbuktu dan Jenne. Songhai menjadi makmur dan
kuat, serta menguasai sebagian besar barat Afrika. Sonni Ali adalah pemimpin
yang keras, menindas banyak orang. Ia meninggal karena tenggelam pada 1492.
Masa
Keemasan Songhai
Pada
tahun 1493, Askia Mohammed I mendirikan sebuah dinasti baru. Di bawah
kepemimpinanya, Songhai menjadi besar, berdagang emas dengan orang Arab,
kemudian dengan orang Portugis. Askia adalah penguasa yang baik, menghormati
agama lain, dan membangun kembali masyarakat Songhai. Kota Timbuktu menjadi pusat
pendidikan internasional.
Kemunduran
Songhai
Pada
tahun 1529, Askia Mohammed I digulingkan oleh anaknya, yang kemudian diikuti
oleh serangkaian pemerintahan yang lemah dan korup. Songhai melemah, dan
akhirnya jatuh ke tangan orang Maroko pada tahun 1591. Songhai bukanlah
satu-satunya negara di Afrika barat. Di sebelah timur terdapat Kanem-Borno,
sebuah kerajaan Afrika yang berkembang di sekitar Danau Chad. Kerajaan ini
menjadi pusat peradaban Muslim pada abad ke-11. Puncak kejayaan terbentuk pada
masa pemerintahan Idris Aloma yang berkuasa antara tahun 1571 hingga 1603.
0 komentar:
Post a Comment