Para
pelaut dan pedagang Portugis membuka jalan bagi penjajahan Eropa di seluruh
dunia. Di masa puncaknya, imperium dagang mereka menyebar di berbagai penjuru.
Tahun-tahun Penting
|
|
1419
|
Bangsa
Portugis mencapai Madeira
|
1471
|
Orang
Portugis mencapai Asante dan Benin
|
1487
|
Bartholomeus
Diaz memutari Tanjung Harapan
|
1498
|
Vasco
dan Gama mencapai India
|
1500
|
Pedro
Cabral menjelajahi kawasan pantai timur Brazil
|
1505-1520
|
Berbagai
pos perdagangan Asia didirikan di Goa dan Malaka
|
1520
|
Magellan
mencapai Maluku (Kepulauan Rempah-rempah)
|
1530
|
Koloni
Portugis pertama didirikan di Brazil
|
1534
|
Budak
Afrika pertama mendarat di Brazil
|
Orang
Portugis adalah perintis penjelajahan laut di Eropa. Mereka adalah bangsa
bahari sejak lama, terbiasa dengan lautan luas. Pangeran Henry sang Navigator
mulai melatih para pelaut pada pertengahan abad ke-15. Ia mengirim sejumlah
kapal untuk melayari pantai barat Afrika. Ada laba yang dapat diraih dalam
perdagangan barang-barang eksotik. Para pelaut Portugis mencapai Hindia Timur
(Indonesia) pada awal abad ke-16. Mereka mengikuti jalur perdagangan kaum
Muslim ke Maluku (Kepulauan Rempah-rempah) yang kaya akan rempah-rempah,
seperti kayu manis, cengkeh, dan pala yang dibutuhkan orang Eropa. Untuk
menguasai perdagangan yang berharga ini, orang Portugis menaklukkan Maluku dan
merebut banyak pelabuhan terbaik di Samudera Hindia. Mereka juga mengunjungi
Cina. Karena para pedagang Portugis harus berlayar mengitari Afrika untuk
pulang ke Lisbon, sejumlah benteng didirikan sepanjang pantai Afrika untuk
menyediakan perbekalan dan perlindungan bagi kapal-kapal Portugis.
Awal
Perdagangan Budak
Dari
Afrika, orang Portugis membeli emas dan budak untuk dipekerjakan di perkebunan
gula yang baru didirikan. Perkebunan pertama didirikan di Pulau Sao Tome,
Afrika. Ketika para budak di sana memberontak pada tahun 1570-an, orang
Portugis mendirikan perkebunan di Brazil. Mereka telah menaklukkan sejumlah
besar wilayah di Brazil dan membawa budak Afrika untuk dipekerjakan di sana. Keadaan
inilah yang mengawali perdagangan budak trans-Atlantik.
Pada
masa puncaknya di abad ke-16, imperium Portugis tidak memiliki tanah jajahan
seperti yang dimiliki orang Spanyol. Namun, mereka memiliki berbagai pos
perdagangan dan perkebunan yang strategis dan sangat berharga. Wilayah itu
meliputi Angola dan Mozambik, kepulauan Cape Verde, Madeira dan Azores, basis
di Ormuz (Persia), Goa dan Kalkuta (India), Colombo (Sri Lanka), serta pos
perdagangan di Timur Jauh, seperti Makao (Cina), Sulawesi, Jawa, dan Maluku
(Indonesia), serta di Malaka.
Sebelum
kedatangan bangsa Portugis di Maluku, penguasa lokal mendapat keuntungan besar
dari perdagangan rempah-rempah. Di bawah orang Portugis, penguasa setempat
kehilangan kejayaan. Rempah-rempah dari Maluku antara lain adalah cengkeh,
pala, lada, kayu manis, dan jahe.
0 komentar:
Post a Comment