Setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada tahun
476, Kekaisaran Romawi Timur terus mengawasi jalan masuk ke tempat-tempat suci
orang Kristen di Yerusalem dan Betlehem. Akan tetapi, pada tahun 610, Yerusalem
direbut oleh bangsa Persia, yang menguasainya hingga tahun 630. Pada tahun yang
sama, Nabi Muhammad mulai menyebarkan ajaran bahwa Islam harus disebarkan, dan
para pengikutnya menguasai Yerusalem pada tahun 683. Menjelang awal abad ke-8,
mereka menaklukkan pantai-pantai Laut Mediterania, dari Spanyol hingga
Konstantinopel. Mereka senantiasa bertenggang rasa terhadap orang-orang Kristen
yang berziarah ke tempat-tempat suci, dan Charlemagne bahkan membentuk aliansi
dengan Khalifah Harun al-Rasyid (764?-809).
Tahun-tahun Penting
|
|
1095-1099
|
Perang
Salib I, untuk merebut Palestina dan Suriah
|
1187
|
Perang
Salib II, Saladin merebut kembali Yerusalem
|
1189-1192
|
Perang
Salib III
|
1202-1204
|
Perang
Salib IV, penjarahan Konstantinopel
|
1212
|
Perang
Salib Anak-anak
|
1218-1221
|
Perang
Salib V- gagal
|
1228-1229
|
Perang
Salib VI- sukese sebagian
|
1291
|
Palestina
direbut oleh sultan Mesir
|
Tahun 1071, kaisar dari Kekaisaran Byzantium Romanus
Diogenes mendeklarasikan perang terhadap orang Turki Seljuk, namun ia mengalami
kekalahan. Ini mengakibatkan tumbangnya Kekaisaran Byzantium dan huru-hara umum
di seantero Timur Tengah sementara khalifah-khalifah Arab dan sultan-sultan
Turki yang bersaing saling merebut batas kekuasaan atas wilayah-wilayah yang
tersisa. Pada saat itu orang Turki Seljuk berhasil memotong jalan masuk ke
Tanah Suci bagi orang Kristen di Eropa. Pada tahun 1095, di Sidang Clemont,
Paus Urbanus II menyerukan kepada orang Kristen untuk membebaskan Palestina
dari kekuasaan kaum Muslim. Para ksatria dan rakyat jelata mengikuti seruan itu
di bawah pimpinan Peter si Pertapa dan Walter si Miskin. Kebanyakan di antara
mereka tidak pernah mencapai Palestina, sementara sisanya menjadi gerombolan
orang kelaparan dan liar. Pada tahun 1099, satu pasukan tentara Salib
berdisiplin tinggi merebut kembali Yerusalem, dan Perang Salib Pertama dinilai
berhasil. Mereka membunuh banyak penduduk. Mereka lalu mendirikan empat
kerajaan Pasukan Salib di Palestina dan Suriah. Pada mulanya, orang Sarasen,
sebutan Pasukan Salin bagi orang Turki Seljuk, membiarkan keberadaan kerajaan
Pasukan Salib itu.
Namun, beberapa anggota Pasukan Salib melakukan
tindakan buruk kepada kaum Muslim. Pada 1187, Sultan Salahudin al-Ayyubi
(Pasukan Salib memanggilnya Saladin) yang Muslim mengalahkan Pasukan Salib dan
merebut kembali Yerusalem. Pada 1191, Raja Richard I dari Inggris, yang
dijuluki di Hati Singa, memimpin pasukan ke Tanah Suci. Ia merebut Siprus dan
kota Akra, tetapi tidak dapat merebut kembali Yerusalem. Saladin menghormati
Richard. Mereka berdua akhirnya menandatangani perjanjian untuk membagi Tanah
Suci, termasuk Yerusalem. Pasukan Salib mendirikan ‘Kerajaan Kedua’ di kota
suci dengan pusat di Akra.
Perang Salib Keempat, tahun 1200-1204, tidak
berhasil mengamankan Yerusalem, namun bangsawan-bangsawan Perancis benar-benar
menjarah Kontantinopel sebagai ganti biaya pejalanan dari Italia dan mendirikan
kerajaan Kristen Romawi di sana yang bertahan hingga tahun 1262.
Tidak ada satu pun dari keempat Perang Salib
berikutnya, yang terjadi antara tahun 1212 dan 1270, yang berhasil seperti
Perang Salib Pertama. Sebagian besar di antaranya sama sekali pengalami
kegagalan. Agaknya, Perang Salib yang paling tragis adalah Perang Salib
Anak-anak tahun 1212. Hanya 201 dari 50.000 anak-anak yang berasal dari
Perancis dan Jerman ke Tanah Suci kembali dalam keadaan masih hidup. Sisanya
mati kelaparan atau ditangkap untuk dijadikan budak.
Perang Salib Kelima yang dilancarkan untuk menyerbu
Mesir mengalami kegagalan. Tiga perang salib terakhir (1218-1272) juga menemui
kegagalan. Palestina akhirnya ditaklukkan pada 1291 oleh Sultan Mesir.
Dari segi sejarah, makna Perang Salib bagi Eropa
bukan karena perang-perang itu merupakan serangkaian kekalahan militer,
melainkan fakta bahwa semua itu mengakibatkan Eropa membuat kontak dengan Timut.
Meskipun perang-perang itu gagal dalam membebaskan Yerusalem secara pemanen
dari kekuasaan orang Arab, semua Perang Salib itu dinilai berhasil membuka
sebuah cakrawala baru dan memberikan sebuah sudut pandang yang luas bagi orang
Eropa. Faktanya, banyak orang percaya bahwa Perang Salib adalah sesuatu yang
mempercepat perubahan yang akhirnya mengantarkan lahirnya Renaisans.
0 komentar:
Post a Comment