Kerajaan Khmer didirikan pada tahun 802 ketika
bangsa Khmer disatukan oleh Jayawarman II. Kerajaan ini mencapai puncak
kejayaan di bawah pemerintahan Suryawarman I dan Suryawarman II.
Tahun-tahun Penting
|
|
Sekitar
400
|
Pendirian
Chen-la, setelah keruntuhan Funan
|
Sekitar
700
|
Chen-la
mencapai puncak kejayaan
|
802
|
Jayawarman
II mendirikan bangsa Khmer dan menyatukan mereka
|
880-an
|
Khmer
menyerang bangsa Mon dan Thai
|
900
|
Angkor
Thom didirikan
|
1050-1150
|
Kerajaan
Khmer mencapai puncak kerjayaan
|
1113-1150
|
Angkor
Wat dibangun
|
Sekitar
1215
|
Wafatnya
raja Angkor terakhir, Jayawarman VII. Kerajaan mulai mengalami kemunduran
|
1444
|
Angkor
ditinggalkan setelah invasi orang Thai yang dipimpin oleh Ayutthaya
|
Sekitar tahun 400, bangsa Khmer mendirikan negara
bernama Chen-la yang mencapai puncak kejayaan sekitar tahun 700 di bawah
kepemimpinan Jayawarman I. Bangsa yang sebelumnya memeluk agama Hindu ini
kemudian beralih ke agama Buddha selama periode ini. Chen-la kemudian mengalami
kemunduran. Setelah sempat diduduki Bangsa Jawa dalam waktu singkat, Raja
Jayawarman II mendirikan Khmer baru pada tahun 802. Ia adalah seorang
‘raja-dewa’ (seperti Dalai Lama di Tibet di masa kini). Raja Jayawarman II
memerintah dari sebuah kota bernama Angkor Thom, di dekat Danau Tonle Sap.
Orang Khmer menulis buku diatas kertas, daun lontar, dan kulit hewan. Dokumen
ini hancur akibat dilalap api, rayap, atau membusuk. Namun, kita masih mungkin
mempelajari sejarah Khmer dari sejarah Cina dan dari berbagai banyak pahatan di
reruntuhan Angkor Thom (“kota besar”) dan Angkor Wat (“kuil besar”).
Pembangunan Angkor Thom, yang sebelumnya disebut Yasodharapura, dimulai tepat
sebelum tahun 900. Kompleks kuil Angkor Wat yang indah dibangun antara tahun
1113 dan 1150.
Tentara Khmer, yang kemungkinan memiliki ratusan
gajah perang, melakukan banyak pertempuran. Mereka menaklukkan sebagian besar
negeri sekitarnya, termasuk Thailand dan Champa (Vietnam selatan). Kerajaan ini
mencapai puncak kejayaan antar tahun 1010 dan 1150 di bawah pimpinan
Suryawarman I dan Suryawarman II. Pada abad ke-13, rakyat lelah harus melayani
para ‘raja-dewa’ dengan cara kerja paksa. Kehidupan orang Khmer pun mulai
merosot. Pada tahun 1444, pasukan penyerbu Thai memaksa orang Khmer
meninggalkan Angkor. Sejak saat itu, Kamboja dikuasai oleh Kerajaan Siam
(Thailand).
Kehidupan
Bangsa Khmer
Penduduk Khmer terdiri atas para pekerja bangunan,
pengrajin, nelayan, petani, dan prajurit. Banyak di antaranya tinggal di
rumah-rumah yang bertengger di atas rawa di sekitar Tonle Sap. Makanan pokok
mereka adalah beras. Dengan menggunakan sistem irigasi khusus, mereka dapat
memanen pada tiga kali dalam satu tahun. Para raja tetap beragama Hindu,
sedangkan kebanyakan penduduk adalah pemeluk Buddha. Mereka mengadakan berbagai
upacara keagamaan yang berkaitan dengan musim. Mereka melakukan hubungan dagang
dengan kerajaan-kerajaan di India, Kerajaan Majapahit di Jawa, dan Kekaisaran
Cina. Mereka menukarkan rempah-rempah dan cula badak dengan barang pecah belah
dan benda pernis. Wanita bangsawan mengenakan rok. Mereka didorong untuk
mempelajari hukum, astrologi, dan bahasa. Kaum pria hanya menganakan sarung.
0 komentar:
Post a Comment