Para ksatria adalah prajurit penunggang kuda
terlatih dan berasal dari kelompok bangsawan. Mereka berperan penting dalam
Perang Salib dan perang lainnya selama Abad Pertengahan.
Tahun-tahun Penting
|
|
1095
|
Paus
Urbanus II menyerukan Perang Salib
|
1113
|
Ksatria
Hospitaller didirikan
|
1118
|
Ksatria
Templar didirikan
|
1208
|
Perang
Salib Albigensia melawan kaum Chatar
|
1227
|
Perang
Salib Teutonik melawan orang Lithuania penyembah berhala
|
1291
|
Berakhirnya
Perang Salib di Palestina
|
1312
|
Ksatria
Templar dibubarkan oleh Raja Perancis
|
Sebagai imbalan atas tanah, gelar, dan kekuasaan
yang mereka peroleh, para bangsawan memberikan bantuan militer kepada raja.
Mereka cukup kaya untuk memiliki kuda besar, baju besi, dan pembantu. Tidang jarang,
anak laki-laki para bangsawan yang lebih muda menjadi ksatria guna meraih
kekayaan maupun kehormatan, karena anak laki-laki sulung biasanya mewarisi
tanah ayahnya. Peran para ksatria sangat penting saat Perang Salib. Beberapa
diantaranya ikut berperang untuk memperoleh kekuasaan dan tanah, sedangkan
lainnya murni demi alasan keagamaan, yaitu untuk melindungi para peziarah.
Namun, dunia ksatria bukan sekadar masalah berperang. Seorang ksatria
diharapkan berbudaya, adil, terhormat, suka membantu yang lemah dan melindungi
orang miskin. Inilah yang dikenal sebagai sikap ksatria, sekalipun banyak
ksatria yang tidak menjalankan prinsip ini.
Kehidupan
Seorang Ksatria
Seorang anak laki-laki memulai pelatihan pada usia
sekitar tujuh tahun, dengan menjadi pesuruh seorang ksatria atau bangsawan.
Pada usia 14 tahun, ia menjadi pembantu, melayani di meja makan, dan membantu
tuannya mengenakan baju baja serta menemaninya ke medan perang. Kemudian, jika
melaksanakan tugasnya dengan baik, ia akan diangkat sebagai seorang ksatria.
Para ksatria melatih keterampilan dalam acara perang-perangan yang disebut
turnamen. Dalam turnamen, kebanyakan ksatria membawa sapu tangan atau sarung
tangan dari seorang putri, untuk menunjukkan bahwa mereka bertarung demi putrid
itu. Richard I dari Inggris dan Louis IX dari Perancis dikenal karena mendukung
sikap ideal yang romantik mengenai sikap ksatria. Selama Perang Salib, beberapa
ksatria mengambil sumpah biarawan untuk hidup dalam kesucian dan kemiskinan.
Mereka kemudian bergabung dengan ordo-ordo militer, seperti Ksatria Templar,
Hospitaller (St. Yohanes), dan Teotonik. Para Ksatria Templar sangat dipercaya
sehingga orang-orang menitipkan uang kepada mereka. Maka, pada ksatria ini
menjadi banker dan berkedudukan sangat kuat di Eropa. Namun, pada tahun 1312,
Ksatria Templar dibubarkan karena melakukan kesalahan, seperti tidak jujur
dalam berbisnis dan dianggap bidaah.
Pada 1227, Ordo Ksatria Teutonik Jerman dikirim
untuk melakukan kolonisasi di Prusia (kini Rusia barat, Polandia, dan Lithuania).
Ksatria lainnya menjalankan misi di Eropa, seperti Perang Salib Albigensia.
Mereka dikirim oleh paus untuk mengalahkan kaum Cathar. Orang Cathar adalah
orang Kristen yang tinggal di Perancis barat-daya dan berselisih dengan paus.
Sejak abad ke-14, keksatriaan menjadi lebih sebagai
gelar kehormaran kerajaan dibanding peranan militer. Beberapa ksatria
menjalankan tugas mulia, membantu orang yang ditimpa kesulitan, dan membawa
keadilan. Ksatria lainnya lebih sibuk mencari kekuasaan atau kejayaan. Tidak
jarang para ksatria berselisih. Ini menjadi salah satu alasan mengapa Perang
Salib akhirnya mengalami kegagalan.
0 komentar:
Post a Comment