Wednesday, January 16, 2013

Revolusi Pertanian

Selama abad ke-18, bentang alam di berbagai bagian Eropa berubah dramatis, khususnya Inggris, ketika diperkenalkan metode pertanian baru dan lebih menguntungkan.
Metode pertanian Eropa tidak berubah selama berabad-abad. Namun pada abad ke-18, para pemilik tanah, ahli tanaman, dan peternak, terutama di Inggris mendiskusikan cara-cara yang lebih baik untuk mengelola pertanian dan meningkatkan hasil panen. Para ilmuwan meneliti cara menernakkan hewan, mengelola tanah, dan meningkatkan hasil panen. Berbagai kota dan industri bertumbuh semakin besar, sementara pertanian menghasilkan lebih banyak uang. Ketika keuntungan meningkat, para pemilik tanah semakin giat melakukan penelitian dan eksperimen. Semua ini mendorong terjadinya revolusi pertanian.
Jenis bajak baru dirancang. Pada tahun 1701, seorang petani Inggris, Jethro Tull menciptakan alat penyebar benih yang ditarik kuda. Ini memungkinkan benih ditabur secara mekanik dalam bentuk barisan untuk memudahkan menyiangan. Dengan melakukan rotasi tanaman, kesuburan tanah pun meningkat, sementara dengan pembiakan yang hati-hati, varietas hewan berkembang semakin baik. Semua metode ini membutuhkan investasi modal dan lahan pertanian yang besar.
Tahun-tahun Penting
1701
Jethro Tull menciptakan alat penabur benih untuk mempercepat penanaman
1730
Lord Townshend memperkenalkan sistem tumpang sari
1737
Carolus Linnaeus (1707-1778), ahli botani dan taksonomi Swedia, mengembangkan sistem klasifikasi tanaman
1754
Charles Bonnet menerbitkan studi mengenai nilai gizi dari berbagai tanaman
1804
Ilmuwan Prancis, Sussure, menjelaskan bagaimana tanaman tumbuh
Thomas William Coke (1752-1842), Earl of Leicester, adalah pemilik tanah yang kaya dan anggota Parlemen. Ia terkenal sebagai tokoh Revolusi Pertanian. Setiap tahun, Thomas Coke mengadakan konferensi di rumah pedesaannya, Holkham Hall, di mana para pemilik tanah dan peternakan datang untuk mendiskusikan berbagai metode pertanian. Coke sendiri menciptakan cara menernakkan varietas domba yang baru.
Bentang alam pedesaan mengalami perubahan besar selama abad ke-18. Di banyak wilayah di Inggris, lahan pertanian dibuka di tanah abad pertengahan yang terbuka dan luas. Penduduk desa menyewa bidang-bidang tanah itu. Mereka bekerja berdampingan dengan para tetangga. Sistem ini menyediakan cukup makanan bagi penduduk desa, tetapi tidak cukup untuk dijual ke penduduk kota guna mendapat keuntungan.
Undang-undang Pemagaran
Para pemilik tanah memutuskan bahwa ladang mereka dapat diolah lebih efisien jika dipagari. Pagar dan tembok dibangun di sekeliling ladang dibuka untuk membentuk unit-unit yang lebih kecil dan mudah dikerjakan. Undang-undang Pemagaran disahkan oleh Parlemen antara 1759 dan 1801. Peraturan ini menyebabkan tertutupnya lahan penggembalaan. Terdapat sekitar tiga juta hektar tanah yang dipagari di seluruh Inggris selama Revolusi Pertanian.
Banyak petani penyewa kehilangan pekerjaan dan dipaksa pindah ke kota. Dengan tanah yang luas, para tuan tanah kaya mendirikan rumah megah. Mereka juga membuat taman indah yang dikerjakan oleh para ahli taman yang terkenal seperti Lancelot Brown. Perubahan ini didukung oleh pemerintah, yang juga terdiri atas para tuan tanah. Namun, kebijakan ini menyebabkan penderitaan kaum petani biasa.

0 komentar:

Post a Comment