Wednesday, January 16, 2013

Pemberontakan di Amerika Latin

Ketika Eropa bertempur dalam Perang Napoleon, para pemukim di Amerika Latin menjadi semakin gelisah. Mereka memperkuat gerakan kemerdekaan.
Sejak Portugal dan Spanyol membagi Dunia Baru di antara mereka pada 1494, mereka menguasai wilayah jajahan yang sangat luas di Amerika Tengah dan Selatan. Selama berabad-abad, wilayah koloni ini menderita akibat pemerintahan orang Eropa. Pada 1807-1808, Napoleon memasuki Portugal dan Spanyol. Kedua negara ini menjadi medan pertempuran antara pasukan Inggris, Spanyol, dan Portugal melawan pasukan Prancis. Periode kekacauan ini memberi kesempatan bagi wilayah koloni untuk memulai perang kemerdekaan pada tahun 1808 dan menolak menerima saudara Napoleon, Joseph, sebagai Raja Spanyol baru dan sebagai penguasa mereka.
Kemerdekaan
Argentina menyatakan kemerdekaan dari Spanyol pada 1810, diikuti oleh Paraguay pada 1811. Peru mendapat kemerdekaan dari Spanyol pada 1821, demikian pula dengan Meksiko di tahun yang sama. Brazil akhirnya memisahkan diri dari Portugis pada 1822. Venezuela merdeka pada 1830. Gerakan kemerdekaan di Amerika Selatan berutang banyak kepada dua orang pemimpin yang bersemangat, Simon Bolivar (1783-1830) dan Jose de San Martin (1778-1850). Keduanya terinspirasi oleh pemikiran dalam Revolusi Prancis.
Simon Bolivar mengusir orang Spanyol dari Kolombia dan Venezuela. Ia lalu bergabung dengan San Martin untuk membebaskan Peru. Ia menjadi presiden Republik Gran-Kolombia, tetapi tidak berhasil mencegah perpecahan negara itu pada 1830. Jose de San Martin adalah revolusioner yang bergabung dalam gerakan kemerdekaan Argentina. Ia memimpin pasukan menyeberangi Pegunungan Andes ke Cile, dan membebaskannya pada 1818. Pada 1820, ia merebut Lima, Peru.
Pada 1819, Bolivar dan para aristokrat Venezuela lainnya mengalahkan Spanyol di New Granada (Kolombia) dan Peru. Pada 1824, Bolivar bertemu dengan San Martin. Pada 1826, Bolivar memproklamirkan Republik Gran-Kolombia (Venezuela, Kolombia, Ekuador, dan Panama), tetapi republik ini kemudian terpecah-belah. Pada 1825, Peru Hulu menggunakan nama Bolivia sebagai penghormatan terhadap Bolivar. Baik Bolivar maupun San Martin berjuang dalam keadaan yang sangat sulit.
Antara 1808 hingga 1830, 13 koloni bekas koloni di Amerika Selatan meraih kemerdekaan. Meski merdeka, keadaan tidak benar-benar berubah kerena kekuasaan masih dipegang oleh para pemilik perkebunan.

0 komentar:

Post a Comment